---------- Forwarded message ----------
From: hadi darajat <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 2008/11/18
Subject: [kota-bogor] Situs Sejarah Bogor Dirusak
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]


Ditemukan Benda Bersejarah, Bangunan Diduga Kuat Benteng BelandaSitus
Sejarah Bogor Dirusak

BOGOR -
Pengrusakan cagar budaya di Bogor kembali terjadi. Setelah kompleks
Batutulis yang digali mantan Menteri Agama Said Agil pada 15 Agustus
2002, kini giliran situs sejarah berupa bangunan peninggalan Belanda
yang dirusak.

Adalah proyek pembangunan Gedung Serbaguna Gumati di Kelurahan
Lawanggintung Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor menjadi awal
terungkapnya dua situs yang menyimpan banyak benda cagar budaya.
Dua bangunan bersejarah peninggalan Belanda itu telah dirusak
pekerja proyek. Bangunan bulat setebal 30 cm berdiameter sekitar 2,5
meter itu mirip bunker.
Menariknya, bangunan itu mempunyai lubang di bagian tengah. Sayang,
kedalaman lubang belum bisa dipastikan karena permukaan bangunan yang
setinggi 1,4 meter itu sudah tertimbun tanah.
Uniknya, bangunan tersebut terletak di dua lokasi berbeda. Tiga
bangunan terletak di lokasi proyek dengan jarak sekitar 10 meter dari
bangunan yang satu ke bangunan lainnya. Sementara dua bangunan lain
terletak di bukit yang bersebelahan dengan lokasi proyek. Jarak antara
bukit dengan lokasi proyek sekitar 200 meter.
Sejumlah barang-barang bersejarah telah ditemukan di lokasi itu,
seperti keramik abad ke-18, kerang bertuliskan Alquran, Alquran kecil
(kitab Istanbul), kujang, keris, emas dan jimat.
Tak jauh dari bangunan pertama, terdapat makam sepanjang dua meter.
Diduga, makam tersebut merupakan makam Belanda. Akan tetapi, makam itu
sudah tergerus pembangunan proyek gedung serbaguna itu. "Ada makam
sepanjang dua meter sudah dibongkar karena tuntutan pembangunan," ujar
Pelaksana Proyek Gedung Serbaguna Gumati Hernowo.
Menurut dia, pihaknya juga menemukan bangunan mirip bunker awal Mei
lalu. Tetapi tidak mengetahui kalau bangunan seperti itu merupakan
peninggalan sejarah yang harus dilestarikan. "Saat ditemukan, kita
langsung menggalinya dengan kedalaman tujuh meter. Tapi lubang itu
sangat dalam, sehingga penggalian dihentikan," katanya.
Hernowo menduga, lubang tersebut mempunyai kedalaman 20 meter dan di
bagian bawah terdapat lubang besar sebagai tempat persembunyian
Belanda. "Ada dua lubang kecil di bagian atas bangunan dan diduga
lubang itu tempat mengintai musuh," imbuhnya.
Pada Juli lalu, kata Hernowo, salah seorang pekerja proyek berhasil
mendapatkan kujang, emas dan keris. Kujang itu hendak dijual seharga
Rp2 juta, tetapi tak ada yang mau membelinya.
Penemuan bangunan mirip bunker dan sejumlah benda bersejarah di
lokasi tersebut mendapat perhatian Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3). Senin (17/11), BP3 menurunkan tim yang beranggotakan
tiga orang untuk meninjau keberadaan bunker dan benda-benda bersejarah
yang ditemukan di wilayah tersebut.
Sayangnya, tim belum bisa memastikan apakah bangunan itu merupakan
bunker atau bukan. Sebab untuk memastikannya butuh penelitian lebih
lanjut.
"Kita belum bisa memastikan apakah bangunan ini merupakan bunker
atau bukan. Karena itu, kita akan berkoordinasi terlebih dulu dengan
masyarakat dan Pemkot Bogor guna penelitian lebih lanjut," ujar Kasi
Pelestarian dan Pemanfaatan BP3 Zakaria Pasimin.
Bagaimana dengan benda-benda bersejarah yang ditemukan warga dan
pekerja proyek? Zakaria menegaskan bahwa barang-barang itu harus
dikembalikan karena merupakan barang bukti. "Barang-barang itu harus
dikembalikan," tegasnya.
Tim BP3 lainnya, Suedi mengatakan, ciri-ciri bunker mempunyai
lorong, ruang kerja dan posisinya tidak hanya satu. "Indikasinya memang
ada, tetapi kita belum bisa memastikan apakah bangunan ini bunker atau
tidak sebelum ada penelitian lebih lanjut," ujar Suedi, seraya
menambahkan, harus ada koordinasi antara masyarakat, Pemkot Bogor, BP3
dan didukung pula oleh anggaran.
Seperti diketahui, Bogor, khususnya kawasan Bogor Selatan, merupakan
daerah bersejarah. Di sini terdapat situs Batutulis dan Badigul di
Rancamaya. Khusus Badigul pernah menjadi buah bibir masyarakat Kota
Hujan ini. Medio 1990-an, sebelum Badigul digusur pengembang Rancamaya,
bukit ini adalah tempat yang amat dikeramatkan masyarakat Sunda. Betapa
tidak, Badigul diyakini sebagai tempat Mandapa Prabu Siliwangi. Dulu
orang berbondong-bondong berziarah pada leluhur mereka di bukit Badigul
yang luasnya masih 5 hektare.
Saat itu masih terdapat pula beberapa alat gamelan Sunda yang
memiliki kekuatan magis, namun kini menghilang entah ke mana. Dalam
bukit itu pun ditemukan batu Menhir sebesar mobil sedan. (rid)
(radar-bogor.co.id)





[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

Milis kota-bogor ... media interaktif untuk 'orang Bogor' dan yang
pernah tinggal di Bogor.

Jika ingin keluar dari milis ini, harap kirim e-mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED] Groups Links



Reply via email to