Perkawis roko sareng Tatar Sunda, meser roko tacan tangtos naekkeun 
harkat tani/buruh roko (duka pangusahana mah), eureun roko tiasa 
dialihkeun ka nu sanes. Nyanggakeun dina Bahasa Aslina, panjang 
atuda bade di-Sundakeun teh ;p

disanggakeun sinareng baktos, mugia katampi kalayan kabingahan..
y

GALAMEDIA 17/06/2005
Masyarakat Lebih Doyan Merokok Dibanding Beli Surat Kabar

RAJIMAN, (GM).-
Daya beli dan minat baca masyarakat Indonesia, khususnya bacaan 
surat kabar masih rendah dibanding daya beli dan minat untuk membeli 
rokok yang sangat tinggi. Sebagai bahan perbandingan dalam nilai 
rupiah, belanja masyarakat Indonesia untuk membeli surat kabar 
kurang lebih hanya Rp 1,9 triliun/tahun. Sementara itu, untuk 
membeli rokok mencapai Rp 47 triliun/tahun.

Hal itu diungkapkan Dewan Penyantun Gerakan Nasional Orangtua Asuh 
(GNOTA) Jabar, H. Syafik Umar ketika memberi pemaparan 
mengenai "Peran Pers terhadap Bidang Pendidikan" di hadapan peserta 
Rakor Yayasan GNOTA Jabar, Kamis (16/6) di Hotel Imperium, Jln. Dr. 
Rajiman Bandung.

Rapat koordinasi yang dibuka Wagub Jabar, Nu'man Abdul Hakim ini 
dihadiri Ketua Yayasan GNOTA Jabar, Hj. Herni serta pengurus yayasan 
GNOTA kota/kabupaten di Jawa Barat, pakar pendidikan, Dr. Iim 
Wasliman, dan Ketua Dewan Sekolah Jabar, H. Uu Rukmana.

H. Syafik Umar yang juga Dirut PT Pikiran Rakyat Bandung, secara 
khusus memberi contoh secara regional masyarakat Jabar yang doyan 
merokok. Setiap tahun sekitar Rp 8,5 triliun/tahun uang warga Jabar 
dibelanjakan untuk membeli rokok. Atau kurang lebih hitungan kasar, 
uang yang dibelanjakan untuk rokok sekitar Rp 20 miliar/hari.

"Jika sehari saja para pecandu rokok menghentikan hobinya maka dana 
belanja rokok sebesar itu jika disumbangkan untuk pendidikan akan 
mampu mengakomodasi sekitar 160.000 anak usia sekolah/tahun yang 
membutuhkan bantuan," tutur Syafik Umar.

Mengulas peran media cetak, khususnya Pikiran Rakyat terhadap dunia 
pendidikan, Syafik Umar memberi contoh di antaranya pemberian 
beasiswa bagi anak dari keluarga tidak mampu, yatim piatu serta 
siswa berprestasi. Selain memberi stimulan bagi pembangunan sarana 
pendidikan dan sarana umum.

Investasi SDM

Wagub Jabar, Nu'man A. Hakim pada kesempatan itu mengemukakan, 
krisis ekonomi, sosial, dan politik yang berkepenjangan telah 
berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Di Jawa Barat, semakin banyak anak usia sekolah yang terancam putus 
sekolah, khususnya siswa/siswi SD/MI ataupun SMP/MTs., terutama yang 
berada di desa.

Diungkapkannya, ia sangat menghargai upaya beberapa pemkot/pemkab 
yang melakukan terobosan untuk meningkatkan derajat pendidikan 
masyarakat. Namun di sisi lain terdapat pemkot/pemkab yang kurang 
bijak dengan kebijakannya, yakni mengeluarkan kebijakan yang kontra 
produktif dengan menerbitkan perda retribusi daftar ulang siswa, 
legalisasi berbagai pungutan di sekolah serta penyalahgunaan 
anggaran proyek pendidikan.

Untuk hal seperti itu, wagub meminta pimpinan daerah agar tidak 
menerapkan kebijakan yang akan berdampak langsung terhadap dunia 
pendidikan. "Tugas pemerintah seharusnya menciptakan iklim yang 
kondusif, mendorong dan memberdayakan masyarakat agar anak usia 
sekolah dapat bersekolah melalui regulasi dan relokasi anggaran, 
bukan sebaliknya," tuturnya. (A.144)**




Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke