Check out this new album I've put on Multiply. To add a comment to it, or see the other stuff I've posted, you'll need to join Multiply first if you haven't already (don't worry it doesn't cost anything).

You might be wondering what Multiply is -- it's a great new way to keep in touch. Check it out when you get a chance.

If you don't want to receive these messages, just let me know.

Order high quality photo prints on Multiply! The first time you order prints, your first 10 are free!

Click the "order prints" link below to order prints from this album.
Photo AlbumLanjutan Keberangkatan Hari PertamaJul 17, '05 10:17 PM ET
for everyone
Inilah Kapas-Kapas di Langit
#2

Bandara Changi, pukul 20.50;
Menyusuri pertokoan sambil mencermati suasana yang serba resik sungguh menyenangkan. Mau tak mau, meskipun telah kucoba menepisnya, tetap saja muncul dikotomi itu. Yeah, ada perbandingan yang mulai mengusik hatiku, antara disiplin bangsaku dengan disiplin warga Singapore.
Mulutku serasa kelu, mengenang betapa tipisnya disiplin yang dimiliki sebagian besar warga Jakarta. Sampah-sampah bertumpuk di sepanjang sungai Ciliwung, gubuk-gubuk liar dari hari ke hari semakin bertebaran di bantaran kali… duuh! Tibum, segencar apapun mereka beraksi, toh tetap saja sampah dan gubuk liar menjadi masalah paling rumit bagi pemda DKI.
Di manakah inti dari seluruh dilema itu?
Ketakdisiplinan warganya ataukah memang pemdanya yang tidak becus?
Warga kota merasa diperlakukan dengan tak adil, dipinggirkan. Sebaliknya pemda tak mau disalahkan, merasa telah bekerja keras untuk mendisiplinkan warga dan menghimbau, agar bekerja sama menanggulangi masalah sampah-menyampah. Keliahatnnya tak ada yang mau mengalah, tak ada yang mau disalahkan… Banjir pun melanda manakala musim penghujan tiba!
Aku hanya menguping GG, Irwan dan Cak Fauzil saling menyahut mengungkapkan opini masing-masing tentang kebersihan di kota-kota besar Indonesia.
“Buruk, sungguh memprihatinkan…”
“Solusi, itu yang seharusnya dilakukan pemerintah kita!”
“Iya, warga kota itu sudah terbiasa dengan timbunan sampah, membuang kotoran di sungai. Malah jadi aneh kalau tiba-tiba dilarang buang sampah, buang kotoran sekaligus mandi di sungai.”
“Di negeri kita mana ada kota besar yang bersih?”
“Di Surabaya bersih kok,” selaku di antara kecaman ketiga rekan. “Setahuku, itulah kota besar yang terbilang bersih, patutlah disebut kota bahari,” pendapatku segera diiyakan oleh Cak Fauzil.
Dia selalu bangga menjadi; “Aku iki asline ning Jombang.”
“Yaaah… itulah bangsaku, negeriku…”
“Kurang bagaimana subur makmurnya, gemah ripah loh jinawinya. Tapi kenapa coba…?”
“Kita gak bisa membangun sebaik negeri jiran ini?”
“Jawabannya cuma satu, kelewat banyak korupsiannya!”
Obrolan telah berlarat ke mana-mana, sampah, pendidikan, kesehatan, politik dan sebaianya. Padahal kami telah mulai memasuki tangga pesawat yang akan terbang ke Cairo, transit kembali di Bandara Dubai.
“Pssst… alooow, Sodara-sodara! Bagaimanapun itulah negeri kita,” cetusku ketika mulai merasa tak nyaman Ibu Pertiwi-ku dirindui, tapi juga dicaci-maki.
“Eh, hehe, iya, Teeeh… Makanya, aku sungguh cinta Indonesia!” Gola Gong mengakhiri perbincangan kami dengan nada sarkastik. Irwan dan Cak Fauzil pun terkekeh di belakangnya.
Di gerbang detector, selain Irwan yang luput, kali ini kami bertiga menderingkan bunyi sinyal yang mendebarkan. Ternyata GG dengan kalung RCTI-nya, Cak Fauzil dengan kartunama dan beterai winamp-nya. Sementara aku disebabkan asesori, semacam bintang-bintang pada sepatuku.
Kelihatannya Irwanlah yang paling siap bepergian. Sebab wartawan senior ini memang telah sering melanglangbuana; meliput APEC, Hongkong, bahkan ke Mesir pun adalah untuk ketiga kalinya. Untuk selanjutnya terbukti dia selalu lulus, mulus melintasi gerbang detector.
Pesawatnya tentu telah berganti, karena tampak lebih besar dibandingkan dengan pesawat yang membawa kami dari Jakarta. Dasar norak, aku dan Cak Fauzil masih juga jeprat-jepret sana dan sini. Disenyumi para pramugari kami balik mesam-mesem saja.
Dan seperti sebelumnya, lap panas pun segera dibagikan sehingga mata yang mulai memberat kembali nyalang. Tanpa dinyana, makanan juga disajikan dan dalam sekejap nampan telah terhidang dengan manisnya di depan hidung kami. Menunya di mataku tak jauh beda dengan menu sebelumnya kecuali es krimnya, yakni; appetiser tuna creole salad, seafood with beancurd in black bean sauce served with carrots, fine beans and steamed rice, chees and crackers, dessert ice cream, roll and butter, coffee, orange juice or tea.
Dengan berat hati aku hanya bisa mengicip-icip sekadarnya, teh manis amat kubutuhkan dan sepotong roti gandum yang masih hangat. Selebihnya sama sekali tidak kusentuh, apapun itu!
“Hmm, sudah ndak sanggup lagi,” desah Cak Fauzil sesaat sukses menyantap makanan utamanya, di luar roti, biskuit dan es krim.
Aku mengangguk takjub, terutama dengan kesukaannya minum kopi, iseng kuhitung sudah tiga cangkir kopi instan yang diminumnya. Kunyatakan tentang kekhawatiranku, mengingat tubuhnya yang megar melebihi ukuran normal. Cak Fauzil yang belum lama kuketahui persis usianya baru 30-an itu, menggeleng-gelengkan kepala, dan tersenyum khas menyanggah kekhawatiranku.
Kantuk pun tak bisa dihindari lagi. Aku menelungkupkan kepala di atas bingkai yang menempel di punggung kursi untuk makan. Cak Fauzil sayup-sayup tilawahan dengan kitab suci mungil yang hampir tak pernah lepas dari tangannya. Kami telah mendirikan sholat maghrib sekaligus sholat isya dijama di mushola ruang tunggu bandara Sukarno-Hatta.
Dalam lautan kesunyian, lamat-lamat kupingku tak bisa membedakan antara bunyi dengung pesawat dengan tekanan udara ketinggian… entah berapa ribuan mil kami mengawang-awang!
Beberapa saat lamanya kubiarkan diriku ikut mengawang-awang ke negeri kesunyian menuju bumi Kinanah. Syaaap… terlena!
Dinihari, tepatnya aku tidak mencatat berhubung perbedaan waktu yang signifikan, sementara arlojiku belum disesuaikan. Pesawat landing di Dubai dengan sangat mulus, sama sekali tak terasa getarannya.
Bravo, sang pilot SQ!
***







Mejeng dulu aaaah!
  

DSC01097.JPG
  



Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke