Kengeng mulungan ti milist batur....punten wae teu di Sundakeun...

Aliran Wahabi Di Mesir      Farhan Kurniawan
>   24-03-2006
>
>       Berbicara tentang kedudukan aliran Wahabi di Mesir adalah
berbicara tentang aliran pemikiran di Mesir. Di Mesir terdapat
pergulatan tiga pemikiran. Untuk mengetahuinya silakan simak artikel
berikut ini.
>
>   Tak ada tempat bagi 'Arab Puritan'
> Di Mesir, sebagaimana diketahui bersama, ada pergulatan tiga
pemikiran. Pertama, kaum salafi (Wahabi) yang hendak mengembalikan
kondisi masyarakat pada masa lalu. Kedua, kelompok sekuler yang
hendak membawa Mesir mengikuti negara-negara Barat. Dan ketiga,
kelompok Islam moderat yang menerima Islam dan kemoderenan, serta
memadukannya dengan ijtihad-ijtihad fikih. Kelompok terakhir adalah
aliran resmi yang dianut pemerintah dan masyarakat Mesir dengan
institusi-institusi keagamaan, antara lain Al Azhar, Kementerian
Wakaf, dll. sebagai garda depannya.
>
>   Pemahaman keagamaan sebagaimana dianut kaum Wahabi "Arab
puritan" di Semenanjung Arabia/Arab Saudi tidaklah mendapat tempat
di Mesir. Karena masyarakat Mesir merupakan masyarakat yang
terarabkan (musta'rab), bukan Arab asli, sebagaimana masyarakat
Semenanjung Arabia. Masyarakat Mesir mempunyai tradisi lokal yang
kuat dan warisan masa lalu yang agung.
>
>   Identitas Mesir
> Masuknya Islam dan Arab ke Mesir semakin mempertegas identitas
Mesir sebagai penyambung kebesaran masa lalu. Memberikan nilai ilmu
pengetahuan kepada agama Islam setelah keluar dari tanah air
aslinya, Semenanjung Arabia. Apalagi jika dikaitkan dengan cerita
dalam Kitab Perjanjian Lama yang banyak melekat dalam benak orang
Mesir bahwa Haggar, isteri Ibrahim (Abraham) yang melahirkan
Ishmael "Bapak Arab" merupakan orang Mesir. Maka orang-orang Mesir
memegang kuat kebanggaan ini.
>
>   Organisasi Islam model Wahabi
> Meskipun pemahaman Islam gaya Wahabi tidak berkembang di Mesir,
namun organisasi-organisasi keislaman model Wahabi bertebaran.
Menggunakan referensi-referensi dan fatwa-fatwa keagamaan Arab Saudi
yang mono-religius di tengah-tengah kehidupan masyarakat Mesir yang
plural, seperti Jama'ah Anshar Sunnah Muhammadiyah yang mempunyai
sekretariat megah di Jalan Qawalah, Distrik Abidin, Kairo serta
mempunyai berbagai cabang di propinsi-propinsi Mesir. Kelompok
keislaman model Wahabi ini menjauhi politik, dan mengharamkan
pemilihan umum, tidak sebagaimana gerakan Ikhwanul Muslimin.
>
>   Islam Mesir tidak mendoktrin
> Masyarakat Islam Mesir sendiri merupakan masyarakat yang menyerap
berbagai warisan Islam, tidak mendoktrin dan tidak menganggap benar
doktrin agama tertentu, sebagaimana masyarakat Arab Saudi. Mereka
adalah ahli sunnah wal jama'ah dengan mengikuti mazhab Imam Asy'ari
dalam teologi dan menjalankan tarekat-tarekat para sufi ahli sunnah,
seperti Imam Al Ghazali, dll. dengan Al Azhar sebagai pusat
pengkajian ilmiah. Karena itu tidak jarang, ketika saya berada di
Arab Saudi hampir setiap syeikh/ulama Arab Saudi mengatakan bahwa Al
Azhar sesat dan mengajarkan kesesatan, mengajarkan tasawuf,
filsafat, mazhab Asy'ary. Islam yang benar adalah Islam yang ada di
Arab Saudi, Islam kaum Wahabi, Islam Arab puritan ketika belum
bertemu dengan peradaban bangsa-bangsa lain non-Arab.
>
>   Pasca 11 September 2001
> Gejolak kaum Wahabi di Mesir pada saat ini tidak begitu berarti,
tidak seperti dulu ketika pemerintah menekan kuat gerakan-gerakan
Islam dengan membangkitkan nasionalisme Arab, pada jaman Gamal Abdul
Nasser. Atau ketika Presiden Anwar Sadat menandatangani perjanjian
damai dengan Israel di Camp David. Ataupun pada awal kekuasaan Husni
Mubarak. Media massa Mesir bahkan menuduh adanya indikasi "sebuah
negara Teluk" terlibat mendanai gerakan-gerakan kekerasan Jama'ah
Islamiyah pimpinan Ayman Az Zawahiry terhadap para wisatawan di
Mesir. Wacana setelah 11 September 2001 telah memberikan nuansa lain
terhadap berbagai kekerasan di Mesir. (FK).

Reply via email to