http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/30/opini/1935407.htm
Aborsi Untungkan Dokter Saat ini masalah aborsi menjadi topik yang hangat di tengah-tengah masyarakat. Hal ini terkait dengan upaya legalisasi aborsi melalui Amandemen Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992. Kendati upaya amandemen ini secara tersurat dimaksudkan untuk melindungi kaum perempuan dari praktik pengguguran kandungan yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab, tetapi secara tersirat (menurut saya) hal ini jelas sebagai upaya mengamankan para profesional medis dari tuntutan hukum atas tindakan aborsi. Sebagaimana diungkapkan oleh dr PY Kusuma DSOG, bahwa legalisasi tidak mencegah aborsi, justru meningkatkan tindak aborsi. Sebagai contoh kasus, pada tahun 1972 ketika aborsi masih ilegal di Amerika Serikat, tercatat angka 100.000 aborsi ilegal. Setelah aborsi dilegalkan, angka tersebut menjadi 1,5 juta (1984). Terlepas dari sikap pro dan kontra, aborsi memang telah menjadi suatu komoditas yang menggiurkan. Menurut penuturan dr Bernard Nathanson (AS)â?"yang bertanggung jawab atas sekitar 75.000 kasus aborsiâ?" keterlibatan dokter-dokter di AS dalam aborsi ini tidak lepas dari masalah uang. Bila dengan 300 dollar AS sekali aborsi, dengan 1,55 juta kasus aborsi berarti kira-kira 500.000.000 dollar AS per tahun yang hampir keseluruhannya masuk ke kantong si dokter (www.aborsi.org). Hal ini berarti bahwa legalisasi aborsi hanya akan menguntungkan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Diharapkan pemerintah dan wakil rakyat yang duduk di kursi DPR/MPR sadar bahwa upaya menanggulangi aborsi yang tidak aman bukan dengan cara legalisasi aborsi, melainkan dengan upaya mencegah agar kehamilan yang tidak diinginkan tidak terjadi. Legalisasi aborsi sama halnya dengan legalisasi tindak kriminal yang ditentang oleh agama. Farida Yulianti Sindangbarang Loji, Bogor Jalan Depan Asrama Tentara Pada tanggal 28 Mei 2005 sekitar pukul 18.00 Wita, di depan Batalyon Raider 600 Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, mobil yang saya tumpangi, berada di jalan raya persis di depan asrama tersebut, dihentikan oleh beberapa prajurit. Sayup-sayup terdengar suara dengan sangat jelas sekali melalui pengeras suara, Penurunan bendera segera dilaksanakan, segala aktivitas harap dihentikan. Otomatis arus lalu lintas dua arah berhenti di depan Batalyon Raider 600. Sementara arus lalu lintas jalan raya terhenti, di sudut asrama militer tersebut kegiatan beberapa orang (entah petinggi militer asrama atau bukan) sedang bermain tenis seolah-olah tidak terganggu dengan penurunan bendera itu. Kegiatan olahraga tenis tetap berjalan tanpa terpengaruh imbauan dari pengeras suara yang berada dalam asrama tentara itu. Apa artinya ini, sekelompok orang dengan seenaknya memberhentikan arus lalu lintas, sementara segelintir orang lainnya boleh bebas menikmati kegiatannya tanpa terganggu keasyikannya? Apakah ini metode pembelajaran terhadap rakyat sipil agar mencintai republik ini serta berjiwa patriotisme, atau arogansi militer yang bisa dan sanggup berbuat apa saja terhadap rakyat biasa? Jalan raya yang berada di depan asrama militer Batalyon 600 merupakan jalan umum yang boleh dilewati siapa saja. Saya agak terusik dengan perlakuan diskriminatif itu, mengapa protokoler militer di asrama tentara harus demikian. Mengorbankan hak pengguna jalan atau memang demikian yang namanya penegakan supremasi sipil atas militer. Mungkin yang berkepentingan dengan protokoler itu tak pernah tahu atau tidak mau tahu dengan kepentingan hak pengguna jalan yang mungkin harus terburu-buru karena pekerjaan atau kondisinya untuk segera sampai di tujuan. Setahu saya, sebagai orang awam, di Istana Negara Jakarta yang tingkat protokolernya (mungkin) lebih tinggi daripada asrama Batalyon Raider 600 Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Paspampres tak pernah menghentikan arus lalu lintas di depan istana pada saat penurunan dan penaikan bendera setiap harinya. Kalau sudah begini, saya hanya membatin sebagai warga negara yang baik dan pembayar pajak yang taat, boleh saya bertanya, Jalan raya tersebut milik siapa? Saya berharap mungkin Kepala Penerangan Daerah Militer Kodam VI Tanjung Pura bisa memberikan keterangan mengenai hal ini. Winarno Pondok Pinang, Jakarta Tidak Aktif di KIPP Indonesia Berita di Kompas (22/7), Tanya Rakyat Aceh soal Parpol Lokal, yang antara lain mengutip pernyataan Sdr Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, yang mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu menanyakan terlebih dahulu kepada seluruh komponen rakyat Aceh, apakah mereka benar-benar membutuhkan partai politik lokal. Itu diperlukan agar isu parpol lokal tidak hanya menjadi klaim sepihak Gerakan Aceh Merdeka. Pernyataan itu perlu diklarifikasi. Pernyataan tersebut adalah semata-mata pendapat pribadi Sdr Ray Rangkuti yang tidak mewakili institusi KIPP Indonesia secara keseluruhan. Sebab, yang bersangkutan sudah tidak aktif lagi di KIPP Indonesia sebagai direktur eksekutif sejak tanggal 3 Juli 2005. Muh Ali Yusni Sekretaris Eksekutif KIPP Indonesia Catatan Redaksi: Terima kasih atas penjelasannya. Waspadai NEM Tinggi Pernah saya protes kepada sekolah (SD) anak saya karena ada laporan bahwa beberapa anak dari kelas unggulan dibantu guru dalam menjawab soal saat ujian. Anak yang bersangkutan pun dengan polosnya mengakui kebenaran bantuan guru tersebut. Namun, sekolah tetap tidak mengakui kebenaran laporan tersebut dan hanya mengakui ada gurunya yang ikut mengawasi. Yang mengejutkan adalah ketika pihak sekolah menyatakan bahwa SD lain pun melakukan hal serupa. Hasilnya, NEM passing grade rata-rata untuk SMP favorit di Bogor di atas 43. Siswa-siswa yang NEM-nya luar biasa itu telah menguasai sekolah favorit. Kepanikan pun tidak terelakkan karena persaingan ada pada SMP yang selama ini tidak diunggulkan. Orangtua murid harus pasang mata melihat pergerakan passing grade setiap menit. Setiap ada pendaftar baru, berarti bisa menjadi ancaman bagi yang lain. Banyak orangtua murid yang selama ini bangga dengan anaknya karena juara di kelas dan sering mewakili sekolah untuk adu kepintaran heran begitu banyaknya calon siswa yang NEM-nya jauh di atas anaknya yang hanya 42. Kepada SMP-SMP favorit agar waspada terhadap siswa dengan NEM yang luar biasa. Kalau selama ini pembagian kelas melalui jalur NEM, disarankan untuk membagi kelas berdasarkan placement test. Bila kemampuan siswa yang NEM-nya tinggi ternyata jauh di bawah standar sekolah, dapat ditindaklanjuti ke Diknas setempat. Untuk tahun mendatang, sangat disarankan agar tidak lagi digunakan NEM sebagai syarat utama masuk SMP, tetapi agar mencontoh penerimaan mahasiswa baru, yaitu ada tes masuk dan NEM hanya syarat lulus. Heri S Jalan Seruni, Bogor Penerimaan Calon Mahasiswa PTN Tingginya jumlah ketidaklulusan ujian nasional (UN) menjadi keprihatinan semua pihak, khususnya orangtua siswa. Dengan dimajukannya UN tahap kedua menjadi tanggal 22 sampai 24 Agustus 2005 memberikan sebersit harapan untuk anak didik yang sementara ini belum berhasil. Namun, harapan tersebut kembali meredup dengan sikap Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang tidak mau menunggu kelulusan hasil UN tahap kedua tersebut. Sedangkan Dirjen Dikti Depdiknas telah menyurati perguruan tinggi dengan memberikan saran agar calon mahasiswa yang belum lulus UN pertama diperhatikan (Kompas, 7 Juli 2005). Pernyataan yang menurunkan semangat anak didik misalnya pada berita Kompas dari Rektor UNJ, Pada dasarnya kami berpegang kepada kesepakatan paguyuban, yakni tidak menunggu hasil ujian nasional tahap kedua. Kecuali untuk mereka yang diterima lewat jalur non-SPMB. Prinsip untuk hanya menerima mahasiswa baru yang telah dinyatakan lulus UN, saya kira semua orang sependapat. Namun, tidak adakah koordinasi antara Dikti dan Dikdasmen mengenai urutan waktu yang memberi kesempatan lebih baik bagi anak didik? Jangan menghancurkan harapan masa depan anak-anak kita. Mereka masih penuh harapan, jangan dihancurkan harapan itu dengan arogansi kaku. Saya angkat topi dengan pernyataan simpatik Rektor Undip Bpk Eko Budihardjo yang mengusulkan pendaftaran mahasiswa baru lewat jalur SPMB di PTN terbuka sampai akhir bulan Agustus. Sepanjang pemerintah dapat menentukan kelulusan para peserta UN kedua sebelum 30 Agustus, PTN dapat mempertimbangkan untuk menunggu calon mahasiswa yang telah lolos SPMB guna mendaftarkan diri. Kembali lagi masalah koordinasi. Depdiknas hanya satu, menterinya juga hanya satu. Yang lebih menarik adalah pernyataan Koordinator SPMB Regional III bahwa bagi mereka yang lulus SPMB untuk masuk perguruan tinggi tersebut tetapi baru dinyatakan lulus pada UN tahap kedua, pendaftarannya dapat ditunda tahun depan. â?Mereka tak perlu lagi ikut SPMB tahun depan dan dapat langsung kuliah.â? Bagus, memberikan harapan melalui penciptaan pengangguran. Mengapa tidak langsung saja tahun ini? Kalau boleh mengatasnamakan orangtua siswa, kami hanya ingin mengetuk hati nurani beliau-beliau yang mempunyai kewenangan memajukan anak bangsa. Atau mungkin akan lebih baik berharap pada para rektor perguruan tinggi swasta (PTS)? Semoga para rektor PTS lebih berhati nurani. H Soetikno Jalan Tugu Kav 332 No 37 Jatiwaringin, Bekasi Rambu Apartemen Pakubuwono Setelah beberapa kali mengalami kemacetan pada pagi hari di Tamara/jembatan layang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ternyata yang menjadi biang kemacetan tidak lain adalah pemasangan rambu-rambu lalu lintas bertanda â?Sâ? (dilarang stop/berhenti) di sepanjang depan halaman apartemen Pakubowono, Jakarta Selatan. Kalau mau cari enaknya sendiri, memang begitu caranya. Tidak peduli macet di tempat lain asal di depan rumah kita lapang dan lengang. Mereka membayar berapa untuk institusi dinas perhubungan (DLLAJ) agar nyaman seperti itu? Coba bayangkan sebelumnya, penumpang turun dari angkot dan naik bus kota tidak mengganggu arus lalu lintas. Namun sekarang dengan pemasangan rambu-rambu itu, arus lalu lintas menjadi semrawut bukan main. Sudah dapat lahan seluas itu, yang konon kabarnya Pak Hasyim Ning menjual dengan terpaksa, ternyata masih kurang. Jangan serakah, pikir dengan nalar sehat kepentingan orang banyak di jalan umum. Sekali- kali pimpinan/pemilik apartemen turun ke lapangan. Basoeki Cipulir, Jakarta Selatan [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/