http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=2837
Mimbat Jum`at Agama Menghadapi Tantangan Globalisasi Oleh Ustad Abu Khoir Ginosko By adminpadek Jum'at, 07-Oktober-2005, 01:52:231 clicks GLOBALISASI abad ini tidak hanya melahirkan kemakmuran dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengejutkan dan mendunia, melainkan juga menimbulkan tantangan problema kemanusiaan yang luar biasa. Disadari ataupun tidak, nyaris semaa negara Islam atau negara dengan penduduk mayoritas Islam, menggunakan sistem ekonomi pasar yang liberal dengan roh kapitalisme sebagai pondasi ekonominya. Sistem ekonomi ini bukan saja telah mendatangkan kemakmuran, tapi juga pada banyak negara-termasuk Indonesia-telah melahirkan kesenjangan yang mengangah antara kaya-miskin, korupsi, pengangguran, dan ketidakadilan ekonomi, yang menurut sebagian kalangan menjadi salah satu causa penting bagi timbul dan berkembangnya bibit terorisme. Pasca bom Bali II, terorisme semakin mengokohkan perannya sebagai salah satu tantangan yang menggerogoti peradaban yang telah dibangun puluhan tahun, bahkan juga telah merusak citra agama kalau hal ini dikaitkan pada agama-yang notabene agama adalah pembawa jalan damai di muka bumi. Bagaimana posisi agama-agama, khususnya Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, dalam menghadapi tantangan ini? Pada momen bukan suci Ramadhan, tulisan ini mencoba merefleksikan persoalan keumatan aktual seraya menawarkan pemikiran alternatif. Redefinisi dakwah. Seorang teman pernah bertutur pada saya. la gundah, mengapa saat ini ada kecenderungan penurunan kualitas dakwah. Sekarang yang namanya dakwah didominasi aksi verbalisme (oral) melalui ceramah-ceramah dari masjid ke masjid atau musholah. Materi ceramahnya pun tidak beranjak seputar khabar baik (surga), khabar pertakut (neraka), atau cerita alam gaib, seraya-tentu saja-mengutip ayat ini dan hadist itu. Sementara bagaimana problema keumatan aktual yang harus dijawab agama (melalui para da'i), atau problema yang bermuara pada persoalan politis yang berdampak luas bagi masyarakat, hampir tak tersentuh dakwah para da' i. Teman ini juga menuturkan kegelisahannya yang lain. Sekarang, media TV telah mengalami perkembangan yang mengembirakan karena mulai memuat materi-materi keagamaan dalam berbagai tayangannya, apalagi di bukan Ramadhan. Namun ironisnya, acara-acara keagamaan di TV tersebut banyak dijejali cerita setan, hantu, atau dedemit; agama telah diturunkan derajatnya semata medium pengusir hantu atau setan. Dengan semangat berapi-api teman ini terus saja bercerita. Lihatlah para pendakwah itu, katanya tak habis pikir, mereka menjadi asing clan `berjarak' dengan umat sasaran dakwahnya bisa jadi karena mereka berpakaian sorban serba putih layaknya orang Arab. Lalu saksikan, adakah para da'i itu bersedia duduk bersama atau membaur berdakwah di pasar-pasar, di lapau, di tempat orang berkumpul main togel (perjudian), atau di tempat prostitusi? Mereka hanya menjadi menara gading dengan hanya mau berdakwah di tempat suci seperti masjid, yang tentu saja nyaris tanpa resiko!. Tidak lupa teman ini memberi catatan, bahwa bukan berarti berdakwah di masjid dan mengutip ayat dan hadist adalah tidak baik, itu baik tapi belum cukup. Menyimak tuturannya yang bersemangat itu, saya akhirnya tergiur untuk menimpali. Saya katakan bahwa kita juga patut mengapresiasi dan berterima kasih pada usaha para pendakwah. Oleh H.Wardas Tanjung Malin Batuah. Namun tentu saja guna perbaikan di masa depan, kita perlu juga mengkritisi atau menawarkan alternatif pemikiran, atau katakanlah, redef nisi terhadap aktifitas dakwah agar lebih menyentuh problem keumatan saat ini. Namun dalam banyak hal, pemikiran teman saya ini berjalin dengan pikiran dan keresahan saya. Dalam pikiran saya, berdakwah merupakan aktifitas hati. Selain tentu saja bahwa, berdakwah merupakan kongkretisasi atau perwujudan dari pengalaman beragama seseorang dan sekaligus pengalaman intelektualitas. Oleh karena itu, da'i tidak hanya dituntut ikhlas di jalan dakwah-bukan mengharapkan amplop saja, tapi juga dituntut menjadi seorang pembelajar, terus-menerus membaca, berpikir, merenung, dan berialan, menyeruak di tengah-tengah massa untuk merasakan detak hati dan kegelisahan umat. Saat ini suasana kehidupan umat sungguh sangat memprihatinkan. Pasca kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, harga-harga barang melambung tinggi. Kenaikan harga yang melambung tersebut tidak d]iringi dengan meningkatnya kemampuan daya bell masyarakat, maka mudah dibayangkan betapa susahnya kehidupan rakyat saat ini, terutama rakyat kecil. Problema akar rumput yang pelik ini semakin tak berujung dan semakin tak memberikan harapan perbaikan di masa depan, di tengah Iklim birokrasi dan kehidupan bernegara yang luar biasa korup. Pada saat yang sama, umat Islam menjadi bulan-bulanan dalam pergaulan internasional. Satu dan lain hal tak lebih karena umat Islam sendiri yang ketinggalan jauh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini memang tugas pemerintah (umara) untuk berperan aktif merumuskan konsep dan menjalankannya, sela]n peran serta masyarakat luas, namun yang jangan dilupakan, bahwa nilai-nilai agama dapat menjadi dorongan yang luar biasa agar umat dapat bangkit dari keterpurukannya. Bagaimana pesan moral dan nilai-nilai agama dapat menyentuh persoalan di atas adalah satu soal lain yang harus dijawab oleh para da'i. Tentu sebelum mampu menjawab problema tersebut, para da'i harus terlebih dahulu terbebas dari kungkungan masalah, terutama masalah ekonomi. Akan lebih baik bila para da'i secara ekonomi memadai dan terhormat untuk menjalankan dakwah, agar jangan menjadi beban umat, atau bergantung pada honor. Mengakhiri bincang-bincang dengan teman tersebut, ia menyatakan pada saya, dimana ia sudah delapan tahun hidup di kota besar ini tapi belum pernah merasakan pengalaman sprititual sekali saja bertemu da'i, yang dari melihat paras wajahnya saja jadi tersentuh ruang kalbu sehingga bersedia mengikuti aturan agama dan mencintai Allah Swt serta umatnya (terutama manusia). Istilahnya, diamnya adalah siar dakwah. Sesosok da'i yang dalam ilmunya dan kuat kharakternya. Secara berseloro teman saya tersebut menyatakan, jangan-jangan kusamnya wajah para da'i karena keikhlasan tereliminasi oleh honor, dan jalan dakwah tidak bisa dilalui serta dinikmati sesemangat petani turun ke sawah di pagi hari. * Penulis aktivis dakwah Jalan Hati ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/