Anarki dan Mengisi Kekebalan Tubuh

 

Jumat, 6 Jun 08 07:25 WIB

 

Kirim teman

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Pak Ustad, mungkin bukan wewenang pak ustad untuk menjawab namun hanya mohon
saran hubungannya dengan akidah. Suasana memanas saat ini setelah insiden
Monas kemarin, ada hal yang ganjil di mana 8000 Banser Anshor mengisi tubuh
dengan kekebalan guna siap berperang melawan FPI, 

 

Astagfirullah. 

 

Dilakukan di Musholla, habis berwudhu' lantas dituliskan rajah bahasa arab
di punggung, diberi air, doa-doa dan spiritual lainnya hingga mengetes
kekebalan.

 

Bagaimana pandangan Pak Ustad dari sisi akidah Syariah, kenapa kyai-kyai NU
tidak bersuara? Mau dibawa ke mana akidah mereka?

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Nazla

 

 

Jawaban

 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

 

 

Sedikit mengomentari insiden di Monas kemarin, kami sampaikan bahwa tidak
ada pihak yang paling berbahagia saat ini melihat sesama umat Islam saling
bermusuhan dan baku hantam, kecuali iblis laknatullahi 'alaihi.

 

Inilah momen yang paling membahagiakan Iblis yang sejak zaman nabi Adam
'alaihissalam sudah punya dendam kesumat untuk menimbulkan permusuhan di
kalangan anak-anak Adam.

 

Sudah lama iblis merasakan sesak dada karena melihat umat Islam di negeri
ini semakin dekat dengan agama. Sudah lama Iblis sakit hati melihat semakin
hari semakin banyak saja para wanita di negeri ini yang menutup aurat dan
pakai jilbab.

 

Sudah lama Iblis kecewa melihat begitu banyak pengajian dan majelis taklim
menjamur bukan hanya di desa, bahkan di gedung-gedung pencakar langit di
Jakarta, sehingga orang semakin banyak yang mengenal lebih dalam tentang
agamanya.

 

Sudah lama Iblis tidak pernah tersenyum dan bermuka masam, karena selama ini
melihat umat Islam dari berbagai elemen bersatu, melepaskan dan melupakan
perbedaan yang kerap menghantui mereka.

 

Namun pada hari-hari belakangan ini, Iblis bisa kembali menari-nari
kegirangan, berputar-putar dan memiringkan badannya ke kanan dan ke kiri
diiringi musik. Iblis tertawa lebar, hidungnya mekar, dadanya menggelembung
bahagia.

 

Betapa tidak, karena Iblis akhirnya bisa melihat pemandangan yang sudah lama
tidak lagi disaksikannya, yaitu ketika anak cucu Adam memukuli saudaranya
sendiri, apapun penyebabnya, lalu orang lain yang tidak tahu urusan lantas
ikut-ikutan mau membalaskan dendamnya, maka Iblis dan teman-temannya mulai
berpesta.

 

Musik telah dimainkan, batu dan kayu dilemparkan, dendam kesumat diletupkan,
permusuhan semakin menjadi-jadi tanpa bisa dizinakkan. Kita jadi teringat
pada firman Allah SWT ketika dahulu mengingatkan bahwa Iblis memang
memimpikan hal itu.

 

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu. (QS.
Al-Maidah: 91)

 

 

Sikap Umat Islam

 

Sebagai muslim, tentu kita malu kalau harus ikut kejeblos dengan
jebakan-jebakan Iblis yang inginnya memperluas permusuhan dan konflik
horizontal di tengah umat Islam.

 

Padahal sesungguhnya akar masalahnya bukan urusan anarki, melainkan urusan
penyimpangan akidah Ahmadiyah yang sejak dulu kesesatannya telah disepakati
ulama.

 

Sayangnya begitu banyak di antara kita sendiri yang jadi korban penggiringan
opini media massa milik Iblis atau setidaknya yang mendukung Iblis, yang
inginnya ada konflik horizontal. Kami yakin sekali bahwa media adalah
kekuatan keempat yang amat berpengaruh di dalam suatu negara. Bahkan
terkadang jauh lebih kuat dari seorang Presiden sekalipun.

 

Apalagi kalau media itu membentuk jaringan dan sama-sama menggiring opini
sambil terus memanas-manasi publik untuk melakukan character assasination
kepada kelompok tertentu. Masih ditambah dengan kekuatan pihak asing (baca:
yahudi) yang juga ingin melumat Islam di negeri ini. Wah, ini memang sangat
dahsyat.

 

Buktinya, saudara-saudara kita di daerah yang kurang informasi objektif
sampai harus mengisi tubuh dengan ilmu kebal dan makan gotri pakai pisang.
Kalau kita tanya, untuk apa melakukan itu, jawabnya tentu bisa beragam.
Tetapi yang paling kuat justru untuk melakukan perbuatan yang jauh lebih
anarkis. Sayang sekali.

 

Masyaallah, kalau pun perbuatan FPI itu dianggap anarkis, pertanyaannya
adalah: Apakah anarki itu harus selalu dilawan dengan anarki? Apakah
'kezaliman' dihadapi dengan kezaliman juga? Lalu apa bedanya antara kedua
belah pihak itu?

 

Sekarang sekian orang yang bertanggung-jawab dari perbuatan insiden Monas
itu sudah ditangkap polisi, atau tepatnya telah menyerahkan diri dengan
komitmen dan bertanggung-jawab. Bahkan Habib Rizik pun juga sudah ditangkap.
Lalu mau apa lagi?

 

Apakah kekerasan memang harus selalu melahirkan kekerasan lainnya? Apakah
mengisi ilmu kebal dan bermacam persiapan itu untuk melukai sesama anak
Adam? Untuk menyakiti lagi umat Muhammad SAW?

 

Belum puaskah Iblis kita layani dengan hembusan angin nerakanya, sehingga
kita harus terus menerus melakukan semua bisikan jahatnya?

 

 

Ilmu Kebal Dalam Perspektif Aqidah Islam

 

 

Kami bukan memusuhi orang yang menggunakan ilmu kebal, namun kalau kita kaji
lebih dalam di setiap event peperangan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW,
maka kita lihat bahwa sepanjang sejarah kita tidak menemukan indikasi beliau
SAW menggunakannya.

 

Padahal kalau dipikir-pikir, Rasulullah SAW pernah diminta oleh para jin
muslim untuk mengisi pengajian. Bahkan para shahabat sampai kebingungan
mencari beliau SAW.

 

Ketika hari berganti, tiba-tiba Rasulullah SAW muncul lagi dan beliau
mengatakan telah diundang oleh sekumpulan jin yang ingin belajar agama
Islam.

 

Kalau kita pikir secara logika, mengapa beliau SAW tidak minta bantuan jin
untuk mengisi para shahabat dengan ilmu kebal sehingga tidak mempan dibacok
atau disabet dengan pedang? Mengapa para jin itu tidak ikut perang melawan
para kafir Jahiliyah di Medan Badar, Uhud, Khandak dan lainnya?

 

Jawabnya ada di masa Nabi Sulaiman 'alaihissalam. Beliau adalah nabi
terakhir yang diberi kekuasaan dan wewenang untuk memanfaakan bangsa jin
oleh Allah SWT. Sepeninggal beliau, para nabi yang lain tidak diberikan
wewenang itu. Mereka diminta berjuang di jalan Allah dengan segala resiko
fisik.

 

Maka Nabi Zakaria pun harus mati di gergaji oleh kaumnya yang membangkang.
Padahal kalau memang dibolehkan, seharusnya Nabi Zakaria pun minta bantuan
jin untuk diberi ilmu kebal agar tidak mempan dibacok.

 

Seandainya meminta bantuan jin dan mengisi raga dengan ilmu kebal itu
dibenarkan secara aqidah, seharusnya Rasulullah SAW tidak perlu patah
giginya dan hancur mukanya saat dilempari batu di Thaif. Dan semua
peperangan selama 23 tahun di zaman kenabian itu tidak perlu menghasilkan
sejumlah syuhada'.

 

Namun karena aqidah Islam melarang kita meminta bantuan kepada jin, meskipun
jin muslim sekali pun, maka kita tidak pernah melihat para mujahidin
sepanjang zaman yang pakai ilmu kebal.

 

Kalau pun ada pertolongan dari Allah, maka pertolongan itu turun dengan
sendirinya. Itu adalah karamah yang Allah berikan kepada siapa saja dari
para hambanya yang shalih, yaitu yang beraqidah benar, menjalankan hukum
halal dan haram secara benar, dan juga selalu menghindari diri dari dosa,
kebencian, kebengisan dan dendam.

 

Para mujahidin sepanjang zaman tidak menang berjihad melawan orang kafir
karena ilmu kebal, atau karena diisi dengan amalan tertentu, atau karena
dirajah atau diberikan amalan tertentu. Mereka menang karena semata
pertolongan Allah. Karena yang mereka lawan adalah orang kafir, bukan sesama
umat Islam sendiri.

 

Karena yang mereka tegakkan adalah kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW,
bukan kepentingan sesaat, bukan dendam yang tidak jelas, juga bukan
kepentingan dan agenda orang-orang di belakang layar.

 

Itulah jihad yang dilakukan para mujahidin di masa lalu, dan itulah yang
dilakukan oleh para pahlawan di negeri kita sendiri. Dengan cara itulah kita
melawan Belanda dan Jepang di masa lalu. Jihad kita bukan untuk memukuli
sesama muslim karena berbagai persoalan yang tidak jelas, hanya karena
dipanasi oleh media yang sangat berat sebelah.

 

Semoga Allah SWT melindungi kita dari beragam jebakan Iblis yang inginnya
kita selalu berseteru dengan sesama muslim. Semoga Allah memadamkan tipu
daya Iblis dan memenangkan agama-Nya.

 

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

 

 

Ahmad Sarwat, Lc

http://www.eramuslim.com/ustadz/aqd/8605163254-anarki-dan-mengisi-kekebalan-
tubuh.htm

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke