http://www.indomedia.com/bpost/032006/27/opini/opini3.htm
Aroma Selingkuh Oleh: dr Iwan Aflanie Sked Tulisan saya berjudul: 'Mr X Telah Melanggar Hukum ?' di harian ini pada 23 Februari 2006, ternyata mengundang sejumlah tanggapan dan pertanyaan seputar polemik tempat penumpukan biji besi. Seorang kawan aktivis sebuah LSM ternama di Indonesia mengajukan pertanyaan: "Apakah Anda mencium aroma selingkuh dalam kasus ini?" Mulanya, saya tidak terlalu mempersoalkan pertanyaan itu. Ternyata, ini merupakan 'pertanyaan sakti' karena selalu menggelayuti pikiran saya. Saya lantas mencoba kompromi dengan 'pertanyaan sakti' itu. Begitu terakomodasi di beberapa sel syaraf di otak saya, 'ia' mampu memberikan suntikan energi baru bagi saya. Pada saat saya mulai lelah dengan tumpukan dokumen visum yang harus diselesaikan, tugas akhir spesialis dan S2 (tesis) yang menyita waktu, keseharian sebagai dokter dan polemik biji bisi yang tak kunjung berakhir, munculnya 'pertanyaan sakti' itu seolah mampu memompa adrenalin saya sampai level yang menyebabkan saya bisa bertutur apa adanya (dengan izin Allah SWT). Selingkuh Selingkuh, sebuah kata yang sering kita dengar. Singkat dan gaul namun mengandung beragam makna. Saat seseorang yang telah berkeluarga menjalin asmara dengan orang ketiga, kita menyebutnya selingkuh. Saat kita mengalami kesulitan mengurus surat-menyurat lalu kita menghubungi 'orang dalam' sehingga urusan kita menjadi lancar, kita juga menyebutnya selingkuh. Saat anggota partai politik membelot mendukung kebijakan partai lain dan merugikan partainya sendiri, kita sebut selingkuh. Saat seorang yang bersalah divonis bebas oleh hakim, kita sebut selingkuh. Mungkin, selingkuh dapat diartikan sebagai sebuah kesepakatan untuk melanggar aturan yang berlaku secara diam-diam. Motivasi yang mendasarinya pun beragam, bisa cinta, nafsu, jabatan, kekuasaan, bisa juga uang. Maka jangan heran bila muncul beragam terminologi selingkuh. Seperti selingkuh asmara, kekuasaan, politik, hukum, dan entah berapa banyak lagi jenis selingkuh. Aroma Aroma (bau) bisa diartikan sebagai rangsangan yang diterima otak melalui sebuah proses penciuman. Manusia menyukai bau wangi-wangian dan benci bau busuk. Bau akan menimbulkan dua bentuk motivasi yaitu mendekati sumbernya atau menjauhinya. Hukum keseimbangan di alam semesta didesain Allah SWT dengan sempurna, kita dapat bertoleransi dengan berbagai jenis bau. Maaf, saat ke toilet mulanya kita akan mencium bau tidak sedap tapi kemudian bau itu hilang entah kemana. Hal seperti ini akan terus berulang sepanjang kehidupan kita. Rahasianya pada rancangan cerdas dan unik. Allah SWT menciptakan syaraf penciuman (nervus olfactorius) yang terletak di atas hidung manusia, dengan aturan peka pada saat kontak pertama dan menjadi cuek bila rangsangan bau terus berlanjut dan mudah dipengaruhi bau yang lain. Ini sifat khas nervus olfactorius, si penanggung jawab lapangan dalam proses penciuman. Pertanyaan seputar bau ini dilontarkan seseorang kepada saya, saat saya memutuskan untuk menjalani pendidikan kedokteran kehakiman (forensik). "Apa hidung kamu telah rusak?" tanyanya. Pertanyaan ini saya jawab dengan jawab dengan argumen di atas, dan tugas utama dokter forensik bukan mengurusi hal yang berhubungan dengan bau-bauan tapi etiko-mediko-legal. Secara sederhana dapat diartikan sebagai bentuk bantuan dokter dalam penegakkan aturan dan hukum yang berlaku. Ada lagi pertanyaan yang lebih menghenyakkan saya: "Apakah bau jenazah yang banyak dosa berbeda dengan yang banyak amal shalehnya?" Sebenarnya kalau ada metodologi penelitiannya, saya juga tertarik menelitinya, tapi manusia hanya mahluk bodoh yang tidak mungkin bisa menginderai dosa dan menimbang amal. Jadi, mustahil menelitinya. Kita perlu berkaca pada peristiwa saat Muhammad bin Wasi' mendapat pujian dan beliau lantas berkata: "Andai dosa itu mengeluarkan bau busuk, niscaya tak seorang pun betah berada di sampingku." Padahal, beliau adalah seorang alim besar, bagaimana dengan kita? Karena aroma selingkuh merupakan bagian dari bau-bauan, maka kita harus proaktif menyikapinya. Apalagi bagi mereka yang sering terpapar oleh bau ini. Ingat sifat nervus olfactorius, 'peka di saat pertama lalu lupa kemudian'. Selingkuh dalam pengertian saya adalah setali tiga uang dengan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), dan mungkin kita pernah terjangkit olehnya. Jadi persoalan adalah, kapan kita menjadi sadar dan berhenti melakukannya serta berani menanggung risiko hukumnya. Saya teringat tulisan sejawat saya dr Pribakti SpOG, yang mengulas bagaimana cara Republik Rakyat China memberantas selingkuh (KKN). Saya setuju pada pendapatnya. Menurut saya, hukum harus diasah setajam pisau bedah kemudian digunakan untuk melakukan operasi radikal (besar) guna mengangkat tumor ganas (selingkuh) agar tidak menyebar ke mana-mana. Karena, hukum adalah norma yang melindungi manusia dari sifat homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya) agar tidak terjadi yang kuat memakan yang lemah. Kata Selebritis Berita tentang perselingkuhan selebritis seakan menjadi teman makan pagi dan istirahat sore kita. Hal ini pasti mengangkat rating infotaimen stasiun televisi yang menayangkannya. Namun, pernahkah kita memikirkan betapa sulitnya wartawan yang ditugaskan menggali fakta tersebut. Pada saat fakta mulai terungkap, si selebritis dengan enteng berkata: "Saya telah menikah siri (diam-diam)." Bagi penegak hukum, tidak logis bila memaksakan Pasal 284 KUH Pidana tentang perzinahan dalam kasus seperti ini, karena si selebritis sudah menikah walaupun secara diam-diam. Maka, perlu instrumen hukum yang lain untuk menegakkan keadilan. Bertanyalah pada penegak hukum. Bagaimana jika pada kasus selingkuh kekuasaan, politik, hukum, jabatan dan selingkuh lainnya, kemudian pelakunya mengatakan mereka telah 'menikah siri'? Pertanyaan yang patut diajukan adalah: "Siapa penghulu yang menikahkan mereka?" Jawaban dari kawan aktivis LSM adalah: "Saya tidak yakin." Mungkin saja ada selingkuh tapi baunya tidak sampai pada kita, dan mungkin juga mereka merasa telah melakukan 'nikah siri'. Terbaik bagi kita adalah berbaik sangka tanpa mengesampingkan hukum dan keadilan. Terima kasih atas dukungannya dan teruslah berjuang untuk Rakyat Indonesia. Semoga Allah SWT memberikan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat kepada kita. Amin. Walahu'alam bishawab. * Pengajar di Fak Kedokteran Unlam Banjarbaru e-mail: [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/