http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=203997&kat_id=19
Senin, 04 Juli 2005


Bangsa yang Kurang Percaya Diri 
Oleh : Ahmad Tohari 


Ketika berbicara dalam Forum Komunikasi Nasional Alumni Mahasiswa Muhammadiyah 
di Surabaya, (Kamis 30/6), Amien Rais mengatakan, ada tujuh masalah besar yang 
sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Tujuh masalah tersebut, menurut Amien 
Rais, adalah besarnya angka kemiskinan, pengangguran, penghancuran ekologi, 
korupsi yang sudah membudaya, maraknya masalah narkoba, separatisme, serta 
rendahnya rasa percaya diri pada sebagian masyarakat Indonesia.

Ketujuh masalah yang diungkap oleh mantan ketua MPR ini memang jelas menjadi 
sebab bangsa Indonesia ketinggalan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan oleh 
bangsa-bangsa yang lebih muda seperti Korea dan Malaysia. Enam masalah di 
antaranya, dari kemiskinan hingga separatisme, sudah terlalu sering muncul dan 
menjadi perhatian orang. Namun, yang terakhir--masalah rendahnya rasa percaya 
diri--seakan-akan dianggap tidak ada. Padahal bila diperhatikan dengan serius 
akan terasa sekali bahwa penyakit kurang percaya diri memang masih menghinggapi 
bangsa ini.

Hal ini bisa dilihat dari lahapnya kita menyerap segala sesuatu yang berasal 
dari luar negeri, baik yang berupa barang-barang konsumsi, perilaku, atau gaya 
hidup, bahkan cara berpikir. Repotnya, yang paling cepat terserap adalah 
hal-hal yang kurang penting atau bahkan negatif seperti pergaulan bebas atau 
gaya hidup sensasional. Sementara hal-hal yang amat penting seperti kemajuan 
sains dan iptek serta demokrasi tidak cepat ''dikonsumsi'' oleh bangsa ini. 

Tapi, harus diakui rasa kurang percaya diri yang menghinggapi sebagian 
masyarakat Indonesia memang ada sebabnya yang nyata. Karena, di tengah 
pergaulan dengan bangsa lain kita memang serba terbelakang. Di bidang 
pemerintahan, ekonomi, teknologi, industri, pendidikan, dan kesadaran 
lingkungan, kita memang masih terbelakang. Amat sedikit hal yang bisa 
dibanggakan yang bisa membuat kepala kita tegak ketika berhadapan dengan bangsa 
lain.

Pada masa hidupnya dulu, Bung Karno sangat gencar menanamkan rasa percaya diri 
kepada seluruh manusia Indonesia. Dalam pidato-pidatonya yang menggelegar, Bung 
Karno sering berkata, bangsa Indonesia adalah bangsa yang perkasa, mampu 
berjaya di daratan dan di lautan, bukan bangsa tempe yang melempem. Bung Karno 
juga menolak keras anggapan bahwa bangsa Indonesia adalah een order van koeli 
atau bangsa kuli. Presiden pertama RI itu juga amat menentang teori gobang yang 
menyebutkan manusia Indonesia bisa hidup hanya dengan biaya satu gobang atau 
2,5 sen sehari. 

Kita memang tahu usaha keras Bung Karno untuk mengangkat rasa percaya diri 
bangsanya belum berhasil. Ketika dia jatuh dari kedudukannya sebagai presiden 
pada tahun 1966, bangsa Indonesia pun masih jauh dari taraf makmur dan maju. 
Bahkan Soeharto yang menggantikannya sangat gencar melakukan desukarnoisasi. 
Namun demikian, patut dicatat bahwa Bung Karno telah melakukan hal yang sangat 
penting yakni berusaha menanamkan rasa percaya diri kepada bangsanya. Bung 
Karno berani mengatakan, ''Ini dadaku, mana dadamu?'' terhadap kapitalisme. Dia 
juga berani bilang, ''Go to hell with your aid'' kepada Amerika Serikat. 

Ketika bangsa ini sedang dililit oleh tujuh masalah yang membuat kita 
seakan-akan lumpuh, retorika Bung Karno terasa enak untuk didengar kembali. 
Memang diperlukan rasa percaya diri yang kuat untuk bisa menggeliat dan 
kemudian melepaskan diri dari belitan masalah. ''Bersama Kita Bisa'' yang dulu 
menjadi motto kampanye SBY-JK kini menagih janji. Tapi, yang harus merasa 
tertagih bukan hanya SBJ-JK melainkan semua yang masih menghendaki bangsa ini 
bangkit dan tegak.

Jadi, bisakah kita membuktikan diri bukan bangsa tempe dan mampu menegakkan 
pemerintahan yang bersih? Bisakah kita bukan bangsa melempem dan mampu 
membangun masarakat sipil yang demokratis serta maju? Karena, dengan kedua hal 
itulah bangsa ini bisa benar-benar bangun untuk maju. Dan, yang tidak kalah 
penting; punyakah kita rasa percaya diri untuk menjawab bisa? Mungkin mulut 
kita akan berucap ''bisa'' dan hati kita akan berdzikir la haula wala quwwata 
illa billahil 'aliyyil azim. 

Tapi, dua hal itu tidak akan cukup. Harus ada tidakan nyata yang diambil. Kalau 
tidak, mungkin semuanya akan sia-sia. Dan, bangsa ini tetap merasa kurang 
percaya diri karena memang serba ketinggalan oleh bangsa lain.


[Non-text portions of this message have been removed]



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke