http://www.suarapembaruan.com/News/2006/05/27/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY
Bubarkan Ormas yang Meresahkan Masyarakat



Sejumlah demonstran dari Garda Bangsa berunjuk rasa menuntut dibubarkannya ormas Front Pembela Islam (FPI) di depan Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/5). Mereka menilai tindakan FPI telah banyak mengganggu ketertiban umum. [Pembaruan/Jurnasyanto Sukarno]

[JAKARTA] Sekitar 500 orang yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti Garda Bangsa, Garda Kemerdekaan, Pemuda Demokrat, Aliansi Betawi Bersatu, Pencak Silat Pagar Nusa, Aliansi Masyarakat Anti Kekerasan, Relawan Perjuangan Demokrasi, Institut Indonesia Muda, Aliansi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan berunjukrasa di depan Mabes Polri, Jumat (26/5) sore.

Mereka mendesak Kapolri dan jajarannya bertindak tegas terhadap organisasi massa (ormas) yang melakukan tindakan anarkis dan membawa nama agama untuk menteror kelompok lain. Mereka mendesak pemerintah membubarkan ormas-ormas seperti itu.

"Tindakan-tindakan kriminal dan kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang kami sebut sebagai preman berjubah telah menciptakan keresahan masyarakat, melanggar hukum yang berlaku di negara ini serta melecehkan aparat negara," kata Ketua Umum Garda Bangsa, Eman Hermawan dalam orasinya.

Menyaksikan berbagai fakta dan aksi yang dilakukan ormas-ormas itu selama ini, mereka menuntut pemerintah membubarkan organisasi-organisasi tersebut, karena ormas-ormas itu telah mengancam keutuhan NKRI, katanya.

Sambil berorasi mereka membentangkan spanduk yang antara lain bertu- liskan, "FPI virus NKRI", "Stop Premanisme Ber- atas nama Agama", "Islam Yes, Kekerasan No", "Pre- man Berjubah Bertobatlah", "FPI = Front Pencemaran Islam", "FPI Harus Dibubarkan", "Pak Polisi Jangan Biarkan Negara ini Anarki".

Dalam pernyataan sikap mereka yang dibacakan Eman mengatakan, Indonesia berdiri di atas landasan keberagaman dan kemajemukan. Terdiri atas berbagai suku, agama, etnik, aliran kepercayaan dan pandangan politik. Walau berbeda tiap warga negara, bersatu pada berjuang dan mempertahankan kemerdekaan dan kebebasan. Inilah modal awal bangsa yang tak bisa dipungkiri keberadaannya bahkan jauh sebelum Indonesia menyatakan kemer- dekaannya.

Keberagaman dan kemajemukan itu justru menjadi kekayaan bangsa dan negara Indonesia. Sebuah semboyan cerdas dirumuskan para pendiri bangsa dalam satu kalimat yang sudah akrab dengan orang Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi hakekatnya satu. Berbagai perbedaannya itu diakui keberadaannya, bahkan dilindungi konstitusi UUD 1945 dan Pancasila sebagai landasan negara.

Namun, tambahnya, keutuhan bangsa belakangan ini terganggu akibat munculnya berbagai tindakan yang tidak lagi menghargai perbedaan dan keberagaman. Ancaman dan tindakan kekerasan yang dilakukan beberapa kelompok sipil lainnya, sungguh telah melukai bangsa yang dibangun dengan susah payah oleh pendiri bangsa ini. Pancasila dan UUD 1945 telah dilanggar berkali-kali. Supremasi hukum yang mestinya dijunjung tinggi dalam negara hukum dicampakkan.

Seharusnya aksi-aksi kekerasan tersebut menjadi perhatian aparat keamanan. Namun, kenyataannya tidak adanya tindakan tegas terhadap mereka yang melecehkan hukum, bahkan aksi-aksi kriminal dan kekerasan itu terus berantai dan berlanjut di berbagai tempat di Indonesia, katanya.

Mulai dari penutupan paksa terhadap gereja, rumah-rumah ibadah, penyerangan terhadap Ahmadiyyah, Komunitas Eden, ancaman dan penyerangan terhadap lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang mengusung tema kebebasan beragama, sekularisme, pluralisme dan liberalisme.

Kasus paling akhir adalah penyerangan terhadap FAHMINA Institute di Cirebon pada 21 Mei 2006 dan mengusir mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid di Purwakarta Jawa Barat, pada 23 Mei 2006.

Massa berunjukrasa selama sekitar satu jam. Walau hujan lebat mengguyur, mereka tetap bertahan dan bersemangat berorasi. Sekitar 30 menit unjuk rasa berlangsung, beberapa perwakilan mereka termasuk Eman Hermawan menemui Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Anton Bachrul Alam di kantor Badan Reserse dan Kriminal Polri. Pada pertemuan itu, Anton berjanji kepada mereka akan menindak tegas siapa saja yang melakukan anarkis dan meresahkan warga lain.

Ketika ditanya wartawan mengenai tuntutan agar FPI dibubarkan, Anton menjawab, hal itu masih perlu dikaji secara mendalam. "Kalau mereka melakukan tindakan yang merugikan negara, pasti ditindak tegas. Selama ini kan Polri sudah tegas kepada siapa saja yang melakukan anarkis," katanya.

Secara terpisah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyayangkan sepak terjang FPI yang cenderung menggunakan massa dan mengambil alih tugas dan kewenangan aparat keamanan, dalam hal ini kepolisian.

"Ini tidak hanya menyangkut kasus di Purwakarta, tetapi beberapa kasus lainnya di antaranya kasus pembubaran Ahmadiyah dan pengrusakan tempat-tempat tertentu yang (masih) diduga dijadikan tempat maksiat. [070/E-8]


Last modified: 27/5/06

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Different religions beliefs Islam
Muslimah Women in islam


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke