http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=26646
Jumat, 19 Jun 2009, | 6 Debat Capres Membosankan Jakarta,AE. - Debat capres yang pertama digelar di Trans TV terkesan masih kaku dan membosankan. Para capres yang diberi kesempatan 10 menit untuk memaparkan visi dan misinya masih belum mengungkap bagaimana cara mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan penegakan hukum. Debat capres yang berlangsung di Studo Trans TV, Kamis (18/6) malam ini dimoderatori oleh Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina. Helmy Yahya, raja kuis, juga dipercaya menjadi MC. Sejak acara dibuka, acara terkesan sangat serius. Anies Baswedan bersama para capres, yakni Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan M Jusuf Kalla (JK), juga memperlihatkan wajah-wajah yang tegang. Hanya JK yang terlihat agak santai, diiringi senyum saat memaparkan visi dan misinya. Acara berjalan monoton. Acara tersebut juga terkesan bukan debat, tapi tanya jawab antara moderator dengan para capres. Suasana makin monoton, karena moderator menetapkan ketentuan tidak ada tepuk tangan dari para hadirin, sebelum capres selesai menyampaikan pendapatnya. Saat menyampaikan visi dan misinya, para capres juga memaparkan dengan kurang detil dan masih mengambang. Megawati misalnya, masih menjelaskan tata kelola pemerintahan yang baik dengan visi-misi yang masih global. Mega masih menyinggung beberapa hal seperti gagalnya reformasi yang harus dituntaskan sampai dengan penegakan hukum oleh semua elemen masyarakat. "Ada yang mengatakan reformasi gagal, tetapi saya katakan mari kita lanjutkan. Kami berharap Pemilihan Umum Presiden dapat berjalan dengan sukses," kata Mega. Sementara SBY menilai bahwa pemerintahan yang bersih merupakan modal awal bagi terbentuknya budaya masyarakat bebas dari KKN. Karena itu semua pihak harus mendukung terciptanya pemerintahan bersih dan bebas dari KKN. "Mengapa good governance dan supremasi hukum penting, penghormatan pada HAM penting. Kalau pemerintahan tidak baik yang terjadi KKN. Akhirnya bisa ada kabinet malam hari, yang terjadi pungli, dari semua itu martabat dan citra bangsa akan terganggu," kata SBY. SBY juga berkali-kali menyinggung masalah HAM yang pernah terjadi di Indonesia. SBY menegaskan bahwa selama 5 tahun pemerintahannya tidak terjadi pelanggaran HAM. Dia pun berharap 5 tahun mendatang tidak terjadi lagi pelanggaran HAM. "Kita makin melindungi dan menghormati HAM karena melindungi HAM adalah amanat konstitusi. Di masa lalu barangkali ada kejadian, seolah-olah negara bisa apa saja yang sekarang dinamakan pelanggaran HAM berat. Untuk ke depan, lima tahun terakhir tidak terjadi pelanggaran HAM berat apakah itu genosida atau yang lainnya. Kalau kita bicara HAM, itu menjadi tugas kita semua, masyarakat dan semua komponen bangsa," papar SBY. Sementara JK dalam menjelaskan visi misinya juga masih belum menjelaskan secara detil. JK mengungkap bagaimana cara memciptakan pemerintahan yang baik dan bebas dari KKN. "Satu pemerintahan yang amanah tentu akan efektif. Pemerintah yang efektif tentu mempunyai kemampuan yang bersih dan efektif. Yang mampu memimpin dan menggerakkan bangsa ini. Efektif dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas," paparnya. JK menjanjikan terbentuknya negara yang adil dan makmur serta dihargai oleh bangsa-bangsa lain. "Kita akan mewujudkan itu. Kita akan menciptakan Bangsa yang aman dan bangsa yang damai sehingga dihargai oleh bangsa-bangsa lain," janji JK. Banyak Lihat Contekan Sebelumnya dalam debat capres sesi 1 diisi dengan pemaparan visi-misi capres terkait tema debat, yakni tata kelola pemerintahan yang baik dan penegakan hukum. Dalam sesi ini, tampak SBY paling banyak 'nyontek'. Seperti ditulis detikcom, Kamis (18/6), SBY yang mengenakan batik merah lengan panjang ini berkali-kali melongok catatan. Di tangannya tergenggam setidaknya 2 lembar kertas. Dalam pemaparan visi misinya SBY juga yang paling kerap mengucapkan 'motto'-nya, yakni lanjutkan. Paling sedikit SBY menyebut kata lanjutkan, dan turunannya seperti melanjutkan, sebanyak 3 kali. Ini lain dengan 2 capres lainnya. JK juga tampak beberapa kali menatap meja sebelum bicara. Namun tidak tampak secara mencolok catatan di tangannya, entah dia bawa atau tidak. Yang jelas kalaupun menyontek pastilah tidak sesering SBY. JK yang berjas dan berpeci hitam ini juga sama sekali tidak mengucapkan kalimat khasnya, lebih cepat lebih baik. Sedangkan Megawati yang tampak kompak dengan SBY dalam berbusana lebih jarang lagi menyontek. Matanya tampak senantiasa tertuju ke depan. Seperti JK, tak tampak catatan di tangannya, entah dia bawa atau tidak. ** [Non-text portions of this message have been removed]