Assalamualaikum, wr, wb, Karena di millis ini masih ada saja sebutan2 aneh terhadap kaum ahmadi, berikut saya coba sampaikan petikan tulisan pendiri Jemaat Ahmadiyah yaitu Ketinggian Al-Qur'an tentang Derajat Ilmu Yang Beberkat
Jika keyakinan ini biang onar, mengacau ataupun masalah penistaan agama Islam, lalu bagaimana yg yg bukan biang onar/mengacau/masalah penistaan agama Islam? Selamat menyimak. salam, Derajat Ilmu Yang Beberkat Di dalam Islam orang-orang yang memiliki martabat dan derajat itu senantiasa ada. Dan hanya dalam Islam sajalah Tuhan mendekati sang hamba, dan dari dalam diri orang itulah Dia menariknya ke Langit serta melimpahkan kepada orang itu segala nikmat yang pernah diberikan-Nya kepada orang-orang terdahulu. Dan orang semacam itu menjadi cermin untuk melihat Tuhan. Inilah rahasia (ilmu) yang telah disabdakan Nabi kita Muhammad SAW : "*Barangsiapa yang melihatku, ia telah melihat Tuhan*." Tidak ada seorang manusia pun yang dapat melawan kehendak-kehendak Tuhan. Apakah kita dapat menemukan kehendak-Nya tanpa adanya penampakan Ilahiyah? Apakah kita dapat melihat dalam kegelapan tanpa adanya cahaya langit? Seandainya dapat, maka mungkin di tempat itu pun kita dapat melihat. Akan tetapi, walaupun mata kita dapat melihat, kita tetap saja memerlukan cahaya langit. Dan walaupun telinga kita dapat mendengar, kita tetap saja memerlukan udara yang bergerak dari arah Tuhan. Suatu tuhan yang diam dan membiarkan segala sesuatu bergantung pada dugaan-dugaan kita, bukanlah tuhan yang sejati. Justru Tuhan yang sempurna dan hidup adalah Tuhan yang memberitahukan sendiri tentang keberadaan Wujud-Nya. Dan sekarang pun Dia masih berkehendak untuk memberitahukan sendiri tentang keberadaan Wujud-Nya. Jendela-jendela Langit sedang akan terbuka. Fajar sidik hampir menyingsing. Beberkatlah mereka yang bangkit dari duduk, dan kini mencari Tuhan yang sejati. Itulah Tuhan yang tidak mengenal perubahan dan tidak pernah tertimpa musibah, yang cahaya. keperkasaan-Nya tidak pernah pudar. Allah Ta'ala berfirman dalam Alquran Suci: " *Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumiĀ *." (Q.S An Nuur :35) Yakni, Tuhan-lah yang setiap saat merupakan cahaya langit dan cahaya bumi. Cahaya daripadanya menerpa semua tempat. *Dia-lah Matahari bagi* *Matahari*; Dia-lah Nyawa bagi seluruh makhluk bernyawa yang ada di dunia. *Dia-lah Tuhan yang sejati dan yang hidup. *Beberkatlah orang yang menerima-Nya. Jika memperoleh ilmu pada martabat haqqul yaqin, yaitu segala penderitaan, musibah dan kesusahan seperti yang dialami para nabi; atau atas keputusan samawi. Akibat penderitaan-penderitaan dan kesusahan-kesusahan semacam ini, maka semua petunjuk syariat yang tadinya ada dalam hati manusia hanya secara ilmu belaka, akan berlaku padanya, dan berubah ke dalam bentuk amalan. Kemudian, setelah tumbuh dan berkembang dari lahan amal, sampailah petunjuk-petunjuk syariat itu ke taraf kesempurnaan total. Dan wujud si pelaku amal itu sendiri menjadi suatu penjelmaan sempurna petunjuk-petunjuk Tuhan. Semua akhlak -kepemaafan, kesabaran, dan kasih sayang -yang tadinya hanya memenuhi otak dan hati, kini seluruh bagian tubuh memperoleh jatah dari akhlak-akhlak itu berkat penerapan secara amal, dan menggoreskan gambaran serta jejak-jejaknya tertuang pada seluruh tubuh. Alloh SWT akan menguji kita dengan ketakukan dan kelaparan dan kerugian harta dan kehilangan jiwa dan kegagalan usaha dan kematian anak keturunan. Semua penderitaan ini akan menimpa kita sebagai keputusan takdir atau karena perbuatan tangan musuh. Adalah khabar suka bagi orang-orang yang pada waktu tertimpa musibah hanya berkata, " *Kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah-lah kami akan kembali.*" Bagi mereka terdapat berkat dan rahmat dari Alloh, dan mereka inilah orang-orang yang telah mencapai kesempurnaan petunjuk. Sekedar memiliki ilmu yang memenuhi hati dan otak, tidaklah berarti apa-apa. Justru, pada hakikatnya ilmu adalah sesuatu yang turun dari otak lalu memberikan budaya serta warna kepada segenap bagian tubuh, dan mewujudkan seluruh ingatan dalam bentuk amal. Jadi, sarana utama untuk memperkokoh ilmu dan untuk mengembangkannya ialah menuangkan ilmu itu ke seluruh bagian tubuh dalam bentuk amalan. Tidak ada ilmu yang paling rendah sekalipun dapat mencapai kesempurnaan-nya tanpa penerapan secara amal. Misalnya, membuat roti adalah pekerjaan yang sangat mudah dan tidak pelik. Pekerjaan itu hanya sekedar membuat adonan tepung gandum, dan dari adonan itu diambil sekepal, lalu dilebarkan dengan menghimpitnya pada kedua telapak tangan, kemudian ditaruh diatas loyang, lalu dibolak-balik di atas api supaya bakarannya merata, maka roti pun akan matang. Ini hanyalah teori ilmu kita saja. Tetapi apabila kita tanpa pengalaman mulai membuat, maka pertama-tama kesulitan yang akan kita hadapi ialah membuat adonan yang bagus. Karena, jika tidak, bisa keras seperti batu atau terlalu lembek sehingga tidak dapat digunakan dengan semestinya. Dan andaikata sesudah dipukul-pukul dan dibanting-banting, kita berhasil juga menyiapkan adonan, maka keadaan roti itu ketika di masak ada sebagian yang hangus dan sebagian lagi masih mentah. Di bagian tengah tebal dan di bagian pinggir tidak merata. Jadi, bila hanya dengan bekal ilmu saja, yang sama sekali belum pernah dipraktekkan, maka bisa jadi kita akan menyia-nyiakan berkilo-kilo tepung gandum. Tatkala dalam hal-hal kecil saja pun sudah demikian keadaan ilmu kita, maka bagaimana mungkin kita dapat bertumpu sepenuhnya pada ilmu semata dalam perkara-perkara besar tanpa penerapan dan praktek secara amalan. Jadi, di dalam ayat-ayat Alloh SWT mengajarkan kepada kita bahwa, " *Musibah-musibah yang Aku timpakan kepada kalian, itu pun merupakan sarana ilmu dan pengalaman. Yakni dengan ilmu itu kalian akan menjadi sempurna.*" Dan kemudian lebih lanjut Dia berfirman: "*Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang di beri kitab sebelum kamu dan orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut di utamakan*." (Q.S Ali Imran :186). Yakni, Kalian akan diuji juga dalam harta dan jiwa kalian. Orang-orang akan merampas harta kalian, akan membunuh kalian dan kalian akan sangat diganggu melalui tangan orang-orang jahat. Mereka akan melontarkan kata-kata yang sangat hina mengenai kalian. Jadi, apabila kalian sabar dan menghindari hal-hal yang bukan-bukan, maka sikap demikian itu merupakan suatu keteguhan dan kekesatriaan. Makna keseluruhan ayat ini ialah, ilmu yang beberkat yaitu ilmu yang memperlihatkan kecemerlangannya sampai ke taraf amal terapan. Sedangkan ilmu yang sia-sia ialah yang tetap terkurung dalam batas ilmu saja namun tidak pernah mencapai taraf penerapan secara amalan. Sumber : Buku Filsafat Ajaran Islam - Karya Agung Pendiri Jemaat Ahmadiyah yg dibacakan pada Konfrensi Agama-agama Besar di lahore tahun 1886. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/