http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2005101601543616
Minggu, 16 Oktober 2005 BURAS Drama Kemiskinan! H.Bambang Eka Wijaya "NEGERI kita pekan ini menggelar drama superkolosal kemiskinan!" ujar Umar. "Di seantero Tanah Air, loket Kantor Pos dijubeli ribuan kaum miskin untuk mendapatkan dana kompensasi BBM. Ada yang antre tertib, tapi banyak juga yang berdesak-desakan hingga tak sedikit wanita lanjut usia jatuh pingsan!" "Malah di Kantor Pos Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, kakek Wardiman (70), warga Desa Sidomulyo, meninggal setelah jatuh pingsan akibat asmanya kambuh kurang oksigen di tengah desak-desakan!" sambut Amir. "Dramatis!" "Episode dramatis juga tersebar, ratusan atau ribuan orang histeris menuntut hak untuk dimasukkan daftar orang miskin!" timpal Umar. "Pasalnya sederhana, tak cukup jumlah instruktur yang mampu merekrut petugas pendaftar orang miskin dengan motivasi menolong hingga menjalankan tugas sesempurna beribadah!" "Tapi kesalahan utama tetap pada sutradara agung yang menskenariokan drama ini untuk mengesankan superkolosalnya!" tegas Amir. "Dengan superkolosal jubelan orang miskin nyadong menerima bantuan, akan tampak betapa mulia penguasa yang membagi pandum! Suatu drama menyelesaikan masalah penguasa lewat mendemonstrasikan betapa luhur budi dan agungnya kekuasaan! Kesan itu juga mencolok pada serial iklan sosialisasinya lewat semua televisi nasional--gaya iklan yang akhirya membuat Aa Gym merasa kurang pantas memerankannya!" "Memang, kalau bukan aspek dramatis superkolosal yang diidamkan, pendaftaran dan distribusi melalui jaringan TPS--tempat pemungutan suara--dalam pemilu lalu pasti lebih efektif!" timpal Umar. "Kelompok miskin dalam lingkup TPS jelas lebih mudah didata!" "Tapi skenario dan drama superkolosal itu sudah dimainkan! The show must go on!" tukas Amir. "Berikut, bagaimana mengemas semua itu dalam orasi sukses, dengan semua aspek dramatisnya cukup dijadkan catatan kaki untuk perbaikan sistem dalam lanjutan programnya!" "Begitulah! Cuma, apa mendemonstrsikan kemiskinan massal untuk mencapai aspek drama superkolosal itu satu-satunya cara menyampaikan bantuan pada kaum miskin?" timpal Umar. "Kenapa, misalnya, tak belajar pada amil zakat, menyampaikan langsung ke pondok si miskin, tanpa aspek demonstratif?" "Kalau begitu, kenapa tak merekrut amil zakat dan layanan sosial keagamaan sejenis, sejak pendaftaran sampai penyampaiannya?" tegas Amir. "Bukankah masyarakat kita punya perangkat sosial terpercaya dan amanah untuk itu?" "Saluran-saluran tradisional itu tak bisa menciptakan aspek drama superkolosal yang amat diperlukan bagi sosialisasi dan mobilisasi politik!" tegas Umar. "Itu pokok masalahnya! Juga, kalau disampaikan ke pondoknya langsung, tak ada pengalaman dramatis yang bisa membuat si miskin selalu mengingat sang dermawan!" *** H.Bambang Eka Wijaya "NEGERI kita pekan ini menggelar drama superkolosal kemiskinan!" ujar Umar. "Di seantero Tanah Air, loket Kantor Pos dijubeli ribuan kaum miskin untuk mendapatkan dana kompensasi BBM. Ada yang antre tertib, tapi banyak juga yang berdesak-desakan hingga tak sedikit wanita lanjut usia jatuh pingsan!" "Malah di Kantor Pos Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, kakek Wardiman (70), warga Desa Sidomulyo, meninggal setelah jatuh pingsan akibat asmanya kambuh kurang oksigen di tengah desak-desakan!" sambut Amir. "Dramatis!" "Episode dramatis juga tersebar, ratusan atau ribuan orang histeris menuntut hak untuk dimasukkan daftar orang miskin!" timpal Umar. "Pasalnya sederhana, tak cukup jumlah instruktur yang mampu merekrut petugas pendaftar orang miskin dengan motivasi menolong hingga menjalankan tugas sesempurna beribadah!" "Tapi kesalahan utama tetap pada sutradara agung yang menskenariokan drama ini untuk mengesankan superkolosalnya!" tegas Amir. "Dengan superkolosal jubelan orang miskin nyadong menerima bantuan, akan tampak betapa mulia penguasa yang membagi pandum! Suatu drama menyelesaikan masalah penguasa lewat mendemonstrasikan betapa luhur budi dan agungnya kekuasaan! Kesan itu juga mencolok pada serial iklan sosialisasinya lewat semua televisi nasional--gaya iklan yang akhirya membuat Aa Gym merasa kurang pantas memerankannya!" "Memang, kalau bukan aspek dramatis superkolosal yang diidamkan, pendaftaran dan distribusi melalui jaringan TPS--tempat pemungutan suara--dalam pemilu lalu pasti lebih efektif!" timpal Umar. "Kelompok miskin dalam lingkup TPS jelas lebih mudah didata!" "Tapi skenario dan drama superkolosal itu sudah dimainkan! The show must go on!" tukas Amir. "Berikut, bagaimana mengemas semua itu dalam orasi sukses, dengan semua aspek dramatisnya cukup dijadkan catatan kaki untuk perbaikan sistem dalam lanjutan programnya!" "Begitulah! Cuma, apa mendemonstrsikan kemiskinan massal untuk mencapai aspek drama superkolosal itu satu-satunya cara menyampaikan bantuan pada kaum miskin?" timpal Umar. "Kenapa, misalnya, tak belajar pada amil zakat, menyampaikan langsung ke pondok si miskin, tanpa aspek demonstratif?" "Kalau begitu, kenapa tak merekrut amil zakat dan layanan sosial keagamaan sejenis, sejak pendaftaran sampai penyampaiannya?" tegas Amir. "Bukankah masyarakat kita punya perangkat sosial terpercaya dan amanah untuk itu?" "Saluran-saluran tradisional itu tak bisa menciptakan aspek drama superkolosal yang amat diperlukan bagi sosialisasi dan mobilisasi politik!" tegas Umar. "Itu pokok masalahnya! Juga, kalau disampaikan ke pondoknya langsung, tak ada pengalaman dramatis yang bisa membuat si miskin selalu mengingat sang dermawan!" *** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/