http://www.kompas.com/kompas-cetak/0602/23/utama/2461113.htm

  
Empat Tahun Dijual Ibunya kepada "Om-om" 


Hermas E Prabowo

Entah hari-hari macam apa yang akan dilalui Lara (18), sebut saja begitu. Sejak 
kelas II SMP atau usia 14 tahun, ia "dijual" oleh ibu kandungnya kepada 
laki-laki hidung belang.

Wanita setengah baya itu duduk di halte bus Pasar Jumat di depan Gedung Sekolah 
Lanjut Perwira Kepolisian Negara RI, Jakarta Selatan, Rabu (22/2). Dari pakaian 
yang dikenakannya, sepintas ia seperti wanita baik-baik.

Mengenakan pakaian warna kuning lengan panjang, wanita itu terlihat gelisah 
seperti menanti seseorang. "Maaf, jam berapa, Mas?" tanyanya singkat. "Jam 
13.40," jawab Kompas yang sedang berada di halte tersebut.

Lima menit berlalu. Wanita itu melepas kacamata bening berbingkai kuning dan 
memasukkannya ke dalam tas hitam yang sejak awal ia dekap erat. Kegelisahannya 
makin terlihat jelas ketika berkali-kali dia menebar pandangan, seakan tak 
sabar menunggu kedatangan seseorang.

Tidak lama berselang, gadis manis berkaus ungu, berambut model segi acak, dan 
bercelana jins mendekati wanita itu dengan gugup. "Sudah lama Mi (Umi)?" tanya 
Lara.

"Kok lama banget sih," sergah si ibu. Dibentak seperti itu, Lara tertunduk, tak 
berani menatap mata ibunya. Namun, sangat terlihat bahwa gadis itu juga 
menyimpan rasa kesal, takut, marah, benci, dan entah apa lagi.

"Ayo!" ajak sang ibu. Sesaat kemudian, mereka bergegas naik bus Koantas Bima 
102 jurusan Ciputat-Tanah Abang.

Di halte yang ramai itu, tidak ada orang yang tahu bahwa kehadiran Lara ke sana 
kemarin tidak lain dalam rangka menjebak ibu kandungnya sendiri yang selama 
empat tahun ini menjual tubuhnya kepada om-om, yang menurut Lara, tak terhitung 
lagi jumlahnya. Si ibu juga tak sadar bahwa Lara datang sebagai "umpan" dan 
dalam kawalan ketat polisi.

"Kami ingin kekejaman ini berakhir. Dia harus mendapatkan hukuman di dunia," 
kata Dahlia (30), adik kandung Umi alias tante Lara.

Diberi obat tidur dan pil KB

Penangkapan terhadap Umi itu mungkin bisa melepaskan Lara dari kegetiran 
hidupnya. Gadis itu sudah lelah dijadikan komoditas dan mesin uang bagi ibunya. 
Lara lalu menceritakan semua derita hidupnya kepada saudara sepupunya, Dian, 
sehingga terjadilah drama penangkapan yang ia mainkan dengan bantuan polisi.

Kegetiran hidup Lara dimulai ketika ia duduk di kelas II SMP di Ciputat. Ibunya 
sering mengeluh dikejar-kejar rentenir. Sebagai anak bungsu yang tinggal 
bersama ibu dan ayah tirinya, Lara kerap menjadi sasaran kemarahan.

Umi dalam usia 40 tahun sudah menikah lima kali. Saat ini ia hidup bersama 
dengan suami kelima dan tentu saja bersama Lara.

"Saya tak pernah membayangkan kondisinya setragis itu," tutur Dian tentang 
nasib sepupunya.

Mengutip cerita Lara, Dian menyatakan, Lara pertama kali dijual ibunya kepada 
lelaki hidung belang ketika masih berusia 14 tahun. Tanpa tahu akan dibawa ke 
mana, suatu hari Lara diajak bertemu seorang "ibu", yang tak lain adalah germo. 
Lara sendiri menyebut wanita itu temannya Umi.

Oleh si ibu yang baru dikenalnya itu, Lara dipaksa mengenakan rok mini, dipadu 
dengan baju kaus milik Lara sendiri.

Entah apa yang dibicarakan antara ibunya dan temannya itu. Yang pasti, setelah 
didandani seksi, Lara diajak ke suatu tempat, yang belakangan diketahui sebagai 
hotel. Lara tidak ingat di mana tempatnya. Yang dia tahu, saat itu dia diajak 
ke hotel tersebut oleh ibunya dan langsung menuju suatu kamar.

"Sana, masuk!" perintah Umi seperti diceritakan Dian.

Lara hanya bisa menurut. Di dalam kamar sudah menunggu lelaki setengah baya 
yang tak mengenakan baju. Pintu kamar ditutup. Ketika Lara menanyakan kepada 
lelaki itu apa yang diinginkan, lelaki itu menjawab, "Saya sudah membayar 
kepada ibumu!"

Saat itu Lara sadar, ia telah dijual. Ia tak bisa berbuat apa- apa karena sang 
ibu memaksanya minum obat dalam bentuk pil. Lara pun tertidur. Ketika sadar dan 
terbangun, ia kaget mendapati kondisi tubuhnya.

"Kejadian itu terus berulang. Ketika saya tanya berapa kali dijual dalam 
sebulan, tiga atau empat kali, Lara bilang, 'Setiap hari'. Bahkan, sehari 
kadang lebih dari satu kali," kata Dian dengan terisak.

Selama di SMP, Lara harus menjalankan tugasnya itu sepulang dari sekolah.

Ketika Lara masuk kelas I SMEA swasta di Jakarta Selatan, "kegiatan" itu sempat 
berhenti beberapa bulan, tetapi kemudian dimulai lagi beberapa waktu terakhir.

Mengadu

Empat tahun dipaksa menjalani kehidupan sebagai "wanita nakal", Lara tak tahan. 
Namun, ia tidak tahu bagaimana memutus mata rantai kekejaman terhadap dirinya 
itu.

"Ibunya berkali-kali mengancam akan membunuhnya kalau dia mengadu," kata Dahlia 
mengutip cerita Lara.

Hari Minggu lalu Lara mendatangi rumah Dahlia di Pamulang dan mengadukan semua 
perbuatan ibu kandungnya itu. Pertemuan keluarga dilakukan. Selasa lalu 
keluarga besar sepakat mengadukan Umi ke polisi.

Atas laporan itu, polisi bergerak. Strategi disusun dan Umi tertangkap....


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke