http://musliminsuffer.blogspot.com/

bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of God, the Compassionate, the Merciful


=== News Update ===


PERANG PEMIKIRAN: AS vs ISLAMIST
Kevin Akilnov - [EMAIL PROTECTED]


         Dalam kebijakan luar negerinya, AS kini sedang memberikan 
perhatian khusus pada negeri-negeri muslim. Meskipun Rusia dan Cina 
dipandang sebagai ancaman nyata - ideologi komunis yang dianutnya merupakan 
sumber permusuhan (hostility) yang laten bagi negara-negara penganut 
ideologi kapitalis, seperti AS, dan kedua negara tersebut mempunyai 
kemampuan (capability), khususnya bidang militer, yang nyata-, tetapi 
setelah runtuhnya Uni Soviet, ideologi komunis ini cenderung ditinggalkan, 
seperti ditunjukkan dengan beralihnya beberapa negara-negara eks-Uni 
Soviet, seperti Georgia dan Ukraina, ke blok Barat. Sebaliknya di 
negeri-negeri muslim, meskipun negara-negaranya tidak mempunyai kemampuan 
yang nyata, bahkan lebih banyak tergantung pada Barat, tetapi rakyatnya 
cenderung menunjukkan permusuhan yang semakin meningkat. Sebagian dari 
mereka menunjukkan permusuhan ini dalam bentuk penyerangan terhadap 
kepentingan-kepentingan AS. Peristiwa 9/11 merupakan penyerangan 
spektakular yang mendorong untuk memikirkan tentang permusuhan tersebut, 
sehingga pertanyaan Presiden AS, George W. Bush, "why do they hate us so 
much?" (mengapa mereka sangat membenci kita?) banyak dibincangkan. Respon 
AS terhadap serangan ini adalah deklarasi "war on terror" (perang melawan 
teror) dengan kegiatan utamanya peningkatan kerjasama keamanan antar 
negara, serta penyerangan ke Iraq dan Afganistan guna memburu dan 
menghilangkan kemampuan para pelaku penyerangan (perpetrator). Selain hanya 
sebagai propaganda dan kepentingan terselubung lain, aksi-aksi militer AS 
dalam perang melawan teror sebenarnya kecil sekali pengaruhnya dalam 
menghilangkan kemampuan perpetrator. Ini karena arsenal yang dimiliki 
perpetrator ini sangat minim atau mereka menggunakan sebagai arsenal, 
bahan-bahan yang secara umum dapat diperoleh. Oleh karena itu, walaupun 
tidak nampak, "war on terror" sebenarnya lebih pada "war on ideas" (perang 
pemikiran), yaitu usaha untuk mendapatkan "heart and mind" (hati dan 
pikiran) masyarakat muslim guna menghilangkan sumber permusuhan terhadap 
AS. Di lain pihak, para Islamist terus menyebarkan dalam masyarakat muslim 
pemahaman Islam ideologis, yaitu pemahaman Islam sebagai ideologi yang 
harus diterapkan oleh negara. Dianutnya Islam ideologis ini, seperti 
dianutnya ideologi komunis, merupakan sumber permusuhan dan ancaman laten 
bagi penganut ideologi kapitalis. Perang pemikiran, yaitu perebutan hati 
dan pikiran masyarakat, oleh AS dan Islamist akan menjadi faktor utama 
dinamika politik di negeri-negeri muslim.

      Dua objektif kebijakan luar negeri AS yang tetap adalah untuk 
mewujudkan keamanan nasional dan mendukung kemakmuran domestik. Dalam 
konteks kebijakan luar negeri, keamanan nasional meliputi pencegahan 
serangan terhadap wilayah AS, maupun terhadap kepentingan-kepentingannya di 
negara lain. Aspek-aspek yang menyangkut keamanan nasional adalah sumber 
permusuhan (hostility), kemampuan (capabilties) musuh, dan tekad 
(willingness) untuk menggunakan kemampuannya tersebut. Sedangkan, penentu 
kemakmuran domestik adalah berjalannya perekonomian, yaitu berjalannya 
proses produksi dan terbukanya pasar. Aspek-aspek penentu berjalannya 
proses produksi adalah ketersediaan bahan mentah, energi, dan tenaga kerja. 
Berdasarkan pandangan ini, strategi kebijakan luar negeri AS dirancang guna 
menghilangkan sumber permusuhan, kemampuan musuh, dan tekad untuk 
menggunakan kemampuanya tersebut, serta menjamin bagi AS ketersediaan bahan 
mentah, energi, tenaga kerja, dan terbukanya pasar.

       Terkait dengan kemakmuran domestik, AS memiliki kepentingan yang 
sangat besar di negeri-negeri muslim. Selain sebagai sumber energi utama 
bagi AS, minyak saat ini merupakan sumber energi utama bagi peradaban. 
Sedangkan, cadangan minyak terbesar terdapat di wilayah Timur Tengah. Oleh 
karena itu, penguasaan wilayah ini merupakan hal yang penting bagi 
kemakmuran domestik, bahkan secara tidak langsung untuk menguasai 
peradaban. Mengenai pasar, baik pasar tenaga kerja maupun pasar bagi 
produk-produk AS, negeri-negeri muslim merupakan pasar yang sangat besar. 
Negeri-negeri ini memiliki jumlah penduduk yang besar dan sedang membangun.

       AS juga memiliki kepentingan yang besar yang terkait dengan keamanan 
nasionalnya di negeri-negeri muslim. Selain terdapat kepentingan ekonomi 
yang sangat besar, negeri-negeri muslim, khususnya di Asia Tengah, Asia 
Selatan dan Asia Tenggara, juga berpotensi untuk digunakan dalam membatasi 
ruang gerak (containing) Rusia dan Cina. Sedangkan, Pakistan, yang 
mempunyai senjata nuklir, merupakan suatu kepentingan keamanan nasional 
tersendiri.

       Permasalahan utama bagi keamanan nasional AS saat ini adalah potensi 
munculnya pemerintahan yang tidak kooperatif di negeri-negeri muslim. 
Pemerintahan di negeri-negeri muslim umumnya kooperatif dalam melindungi 
kepentingan nasional AS di wilayahnya, hanya saja, saat ini, semakin banyak 
elemen masyarakat menunjukkan permusuhan terhadap AS, baik dengan 
penyerangan fisik atas kepentingan-kepentingan AS maupun dengan 
seruan-seruan permusuhan. Meningkatnya permusuhan rakyat terhadap AS 
menyebabkan pemerintah yang kooperatif dengan AS menjadi semakin redah 
kredibilitas di mata rakyatnya sendiri, sehingga peluang pemerintahan 
tersebut runtuh semakin besar. Runtuhnya pemerintah yang kooperatif 
tersebut merupakan awal bencana bagi AS, yaitu tegaknya pemerintah yang 
tidak kooperatif, pemerintah yang akan memboikot kepentingan atau bahkan 
melancarkan perang terhadap AS.

         Satu di antara sebab-sebab meningkatnya permusuhan rakyat di 
negeri-negeri muslim terhadap AS adalah pandangan bahwa AS hipokrit. Ketika 
suatu negara tidak kooperatif, AS membeberkan dan mempermasalahkan 
pelanggaran-pelanggaran di negara tersebut, misalnya, pelanggaran hak asasi 
manusia, tetapi pada waktu yang sama, jika suatu negara kooperatif, AS 
tidak peduli dengan pelanggaran-pelanggaran yang sama di negara yang 
kooperatif tersebut. Sebagai contoh, karena dianggap kurang kooperatif, AS 
membeberkan dan mempermasalahkan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di 
Sudan dan Afghanistan pada masa Thaliban, tetapi karena dianggap 
kooperatif, AS tidak peduli atas pelanggaran-pelanggaran yang sama yang 
terjadi di Arab Saudi, Mesir, Israel, dan Uzbekistan, bahkan untuk Mesir 
dan Israel, AS memberikan dana sebesar $5 milyar/tahun, dan untuk 
Uzbekistan, AS memberikan dana sebesar $200 juta untuk tahun 2002 saja.

         Untuk menghilangkan pandangan hipokrit terhadapnya, AS harus 
memisahkan diri dari pemerintahan yang melakukan pelanggaran-pelanggaran 
hak asasi manusia. AS harus tidak menunjukkan dukungan terhadap 
pemerintahan yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Sebaliknya, AS 
harus menentang pemerintahan tersebut bahkan membatu rakyat untuk 
menggantinya. Hanya saja, dalam penggantian pemerintahan ini, harus 
dipastikan bahwa pemerintahan yang baru akan kooperatif dengan AS.

         AS dapat mempengaruhi terpilihnya pemerintahan baru yang 
kooperatif, jika masyarakat menerima pandangan hidup sekularisme dan konsep 
demokrasi. Jika masyarakat mengadopsi pandangan hidup sekularisme dan 
konsep demokrasi, maka pemerintahan dan aturan-aturan yang dilaksanakannya 
akan ditentukan oleh opini publik. Padahal dengan keahlian yang dominan 
yang dimilikinya dalam bidang media massa, "pakar" (self declared experts), 
dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang didukungnya, AS sangat kuat dalam 
mempengaruhi opini publik, baik yang terkait dengan calon penguasa maupun 
berbagai isu, sehingga munculnya pemerintahan yang kooperatif lebih terjamin.

         Dalam usaha menanamkan pandangan hidup sekularisme dan konsep 
demokrasi dalam masyarakat muslim, AS menghadapi tantangan serius dari para 
Islamist. Masyarakat muslim umumnya merupakan masyarakat  konservatif, yang 
masih cukup kuat memegang nilai-nilai Islam. Sebagai contoh, masyarakat 
muslim akan sulit melimpahkan kepemimpinan pemerintahan pada wanita atau 
non-muslim. Begitu pula, masyarakat muslim tidak terbiasa dengan konsep 
demokrasi, mereka selama ini lebih banyak hidup di bawah pemerintahan yang 
diktator. Oleh karena itu, AS terus berusaha untuk menanamkan pandangan 
hidup sekular dan konsep demokrasi dalam masyarakat muslim. Hanya saja, 
dalam usahanya ini, AS mendapat tantangan dari para Islamist, yaitu para 
pengemban Islam ideologis. Pemahaman Islam ideologis adalah pemahaman Islam 
sebagai ideologi yang harus diterapkan oleh negara. Berdasarkan pemahaman 
ini, seluruh hukum harus mengacu pada al-Qur'an dan as-Sunnah, sehingga 
setiap isu harus diselesaikan berdasarkan argumentasi syar'i, bukan 
berdasarkan opini publik. Menyebarnya pemahaman Islam ideologis ini 
dikhawatirkan oleh AS akan memunculkan negara dengan ideologi Islam. Jika 
suatu negara mengadopsi Islam sebagai ideologinya, maka kebijakannya akan 
sulit dipengaruhi, bahkan negara tersebut mungkin akan berada pada posisi 
yang tidak kooperatif atau malahan bermusuhan dengan AS. Ini sangat 
berbahaya bagi AS, khususnya bila terjadi di negeri-negeri yang terdapat 
kepentingan vital AS, seperti di Timur Tengah. Di samping itu, menyebarnya 
pemahaman Islam ideologis ini juga mungkin merupakan penyebab lain 
meningkatnya permusuhan terhadap AS.

                 AS telah memahami secara jelas bahwa ia sedang melawan 
para Islamist dalam perang pemikiran. Pada tahun 2002, Sekertaris Menteri 
Pertahanan AS, Paul Wolfowitz, mengatakan: "Today, we are fighting a war on 
terror-a war that we will win. The larger war we face is the war of ideas-a 
challenge to be sure, but one that we must also win"(1) [Saat ini, kita 
sedang bertempur dalam perang melawan teror-perang yang kita akan 
menangkan. Perang yang lebih besar yang kita hadapi adalah perang 
pemikiran-jelas suatu tantangan, tetapi sesuatu yang kita harus menangkan 
juga]. Pada tahun 2004, Penasehat Keamanan Nasional, Condoleezza Rice, 
mengatakan: "True victory will come not merely when the terrorists are 
defeated by force, but when the ideology of death and hatred is 
overcome"(2) [Kemenangan sebenarnya tidak akan muncul hanya karena teroris 
dikalahkan dengan kekerasan, tetapi karena ideologi kematian dan kebencian 
dikalahkan]. AS meyakini akan dapat mengalahkan perlawanan bersenjata yang 
dilakukan oleh sebagian Islamist. Ini karena kekuatan militer AS jauh lebih 
besar dibanding kekuatan para Islamist. Selain itu, AS juga menyadari bahwa 
kekuatan ideologi Islam yang diemban para Islamist tidak akan mudah 
ditaklukkan; ideologi Islam secara alami lebih mudah menarik hati dan 
pikiran masyarakat muslim.

                 Memahami perang pemikiran yang sedang dijalani dan musuh 
yang sedang dihadapi, AS telah membuat strategi untuk memenangkannya, 
strategi yang dinamai "Muslim World Outreach". Beberapa butir utama yang 
dapat dipahami dari strategi Muslim World Outreach (MWO) ini adalah:
    * 1. Sekularisme dan demokrasi merupakan kriteria pengelompokan muslim. 
MWO mempunyai sasaran untuk memperkuat kelompok moderat.(3) Ini menunjukkan 
bahwa AS mengelompokkan muslim setidaknya ke dalam dua kelompok, yaitu 
moderat dan tidak moderat (radikal atau Islamist). Mempertimbangkan 
kepentingan kebijakkan luar negeri AS, kriteria utama untuk pengelompokan 
muslim ini adalah kesesuaian pemahamannya dengan sudut pandang sekularisme 
dan konsep demokrasi.
    * 2. Kelompok moderat didorong dan dibantu untuk melakukan kampanye 
untuk mendiskreditkan kelompok radikal. Paul Wolfowitz mengatakan: "[T]his 
fight must be fought most emphatically in the Muslim world itself, and by 
Muslims" [perang ini harus dijalankan utamanya di negeri-negeri muslim itu 
sendiri, dan oleh muslim]. Selanjutnya, ia mengatakan: "It would be a 
mistake to think we could be the ones to lead the way, but we must do what 
we can to encourage the moderate Muslim voices that can. This is a debate 
about Muslim values that must take place among Muslims"(1) [suatu kesalahan 
untuk berpikir bahwa kita dapat menjadi orang yang memimpin dalam hal ini, 
tetapi kita harus melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk mendorong 
seruan-seruan muslim moderat. Ini adalah debat tentang nilai-nilai muslim 
yang harus dilakukan di antara muslim]. Kelompok moderat didorong untuk 
memperbanyak hasil kajian yang menunjukkan kesesuaian Islam dengan 
sekularisme, demokrasi, dan ide-ide turunannya,(3) seperti konsep "Teologi 
Negara Sekular", yaitu opini perlunya negara sekular dengan kosa kata dan 
simbol-simbol yang digali dari teks dan tradisi Islam, yang diusulkan Denny 
JA dalam kelompok diskusi (milis) Islam Liberal.(5) Kemudian, Zeyno Baran, 
analis dari the Nixon Center yang juga penasehat strategi MWO ini, 
menyarankan: "You provide money and help create the political space for 
moderate Muslims to organize, publish, broadcast, and translate their 
work"(3) [anda sediakan dana dan bantu membuat ruang politik bagi muslim 
moderat untuk mengorganisasi, mencetak, menyebarkan, dan menterjemahkan 
hasil kerja mereka]. Aktor-aktor AS dalam perang pemikiran ini umumnya 
berasal dari U.S. Agency for International Development (USAID).(3) USAID 
telah menyalurkan dana untuk mensponsori beberapa program yang terkait 
dengan MWO ini, di antaranya program pengembangan mata pelajaran 
kewarganegaraan yang dilaksanakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) 
Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; program penelaahan fiqih 
Islam yang bertujuan untuk menunjukkan kesesuaiannya dengan demokrasi dan 
hak asasi manusia, yang dilaksanakan oleh Institut Paramadina; program 
pertukaran pelajar dan cendikiawan muslim yang dilaksanakan oleh 
International Center for Islam and Pluralism; program radio "Islam dan 
Toleransi" yang disiarkan oleh 40 stasiun radio di 40 kota, dan berdasarkan 
program ini, ditulis setengah-halaman artikel di lebih dari 100 surat kabar 
per minggu di seluruh Indonesia, yang dilaksanakan oleh Jaringan Islam 
Liberal; pendirian pusat konseling untuk masalah kekerasan domestik dan 
pusat advokasi bagi wanita, yang dilaksanakan oleh Fatayat, korps wanita 
Nahdlatul Ulama; dsb.(4)
    * 3. Indonesia merupakan target pertama dari strategi MWO. Pada bulan 
Februari, Global Information and Influence Team yang dibentuk oleh the 
CIA's Office of Transnational Issues menyelenggarakan konferensi diplomasi 
publik yang memfokuskan pada pembahasan strategi untuk mempengaruhi enam 
negara, termasuk di antaranya Indonesia.(3) Seorang pejabat AS mengatakan 
bahwa perubahan Islam akan dimulai dari luar dunia Arab.(3) Indonesia 
sebagai target pertama dari strategi MWO dapat dipahami karena selain 
paling moderat (sekular) dan paling banyak jumlahnya, muslim Indonesia 
sangat lemah dalam mengakses khazanah Islam (hambatan bahasa), sehingga 
interpretasi Islam sangat tergantung pada ulama dan media.
    * 4. Media massa merupakan alat yang penting dalam strategi MWO. Dengan 
target para pemirsa Arab, AS telah membangun pada tahun 2002, Radio Sawa, 
stasiun radio yang menyiarkan musik pop dan berita, dan pada tahun 2004, 
al-Hurra, TV satelit yang menyiarkan berita. Seperti yang telah disebutkan, 
AS mendanai JIL untuk menjalankan program "Islam dan Toleransi" yang 
disiarkan di 40 stasiun radio di 40 kota. Di samping itu, banyak program 
yang tidak secara eksplisit terkait dengan tema Islam, seperti program 
hiburan, program anak-anak, dsb., digunakan untuk menyisipkan pesan-pesan, 
seperti pluralisme, demokrasi, dsb.
Sedangkan, para Islamist untuk memenangkan perang pemikiran ini akan 
menjalankan strategi sebagai berikut:
    * 1. Persaudaraan di antara muslim terus dikokohkan. Kunci keberhasilan 
strategi MWO sangat ditentukan oleh kemampuan AS memecah muslim ke dalam 
kelompok moderat dan kelompok radikal. Untuk mencegah pengelompokan ini, 
para Islamist harus meningkatkan interaksi di antara muslim, khususnya di 
antara organisasi-organisasi Islam.
    * 2. Perang pemikiran diseret ke dalam tataran keimanan. Pemahaman 
bahwa penerapan aturan-aturan Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan 
bernegara merupakan konsekuensi langsung dari keimanan terhadap aqidah 
Islam akan terus diserukan. Demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu oleh 
pemberitaan Newsweek tentang pelecehan al-Qur'an baru-baru ini menunjukkan 
bahwa isu keimanan adalah isu yang sangat sensitif bagi muslim. Dengan 
menyeret perang pemikiran pada tataran keimanan, isu-isu yang digulirkan 
akan mendapat perhatian besar dari kaum muslim.
    * 3. Perang pemikiran difokuskan pada isu-isu dalam sistem sosial, 
sistem ekonomi, dan sistem pemerintahan. Ketika ditegakkan, negara Islam 
akan menerapkan sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem pemerintahan yang 
sangat berbeda dengan sistem yang ada sekarang ini. Di samping itu, ketiga 
sistem ini sangat erat terkait dengan kehidupan masyarakat. Oleh karena 
itu, masyarakat perlu dipahamkan tentang ketiga sistem ini, sehingga ketika 
sistem ini diterapkan, masyarakat secara sadar memberikan dukungannya. 
Pembahasan isu di luar isu dari ketiga sistem ini, seperti isu ibadah, 
ditekankan pada proses penggalian hukumnya, yaitu pembahasa usul fiqih. Ini 
dimaksudkan agar cara berpikir Islami masyarakat meningkat, sehingga ketika 
mendiskusikan suatu isu, khususnya isu-isu yang terkait dengan sistem 
sosial, ekonomi, dan pemerintahan, masyarakat akan berargumentasi dalam 
batas-batas syar'i. Seandainya, isu di luar isu-isu yang terkait dengan 
ketiga sistem tadi muncul secara kontroversial, seperti sholat dengan dua 
bahasa, atau wanita menjadi imam sholat Jum'at, maka selain tentang usul 
fiqih, pembahasannya juga ditarik kepada bagaimana pemerintahan Islam akan 
menyelesaikan isu tersebut.
    * 4. Sarana penyebaran ide-ide dilakukan utamanya melalui jaringan 
kelompok diskusi. Berbeda dengan AS yang mengutamakan media massa, para 
Islamist dalam menyebarkan idenya akan mengutamakan pada diskusi dari rumah 
ke rumah, dari masjid ke masjid, dan dari kampus ke kampus, serta mendorong 
peserta diskusi untuk membuat diskusi yang sama. Kemudian, dalam 
diskusinya, para Islamist akan mengambil opini yang muncul di media massa 
sebagai contoh dalam diskusinya, dan kemudian menunjukkan kesalahan atau 
ketidakislamian opini tersebut.
         Demikianlah, politik di negeri-negeri muslim, khususnya Indonesia, 
ke depan ini akan kental diwarnai oleh pertarungan pemikiran antara AS dan 
Islamist. Siapa yang akan jadi pemenang dalam pertarungan untuk 
memperebutkan hati dan pikiran muslim ini akan sangat ditentukan oleh 
keahlian masing-masing pihak merealisasikan strateginya.

Pustaka :
1. "Bridging the Dangerous Gap between the West and the Muslim World", 
Remarks Prepared for Delivery by Deputy Secretary Paul Wolfowitz at the 
World Affairs Council , Monterey, CA, Friday, May 3, 2002. 
http://www.defense.gov/speeches/2002/s20020503-depsecdef.html
2. "Rice: U.S. using Cold War techniques in war on terror Waging a war of 
ideas with radical Islam", Thursday, August 19, 2004 Posted: 4:13 PM EDT 
(2013 GMT). http://www.cnn.com/2004/ALLPOLITICS/08/19/rice-muslims/
3. "Hearts, Minds, and Dollars. In an Unseen Front in the War on Terrorism, 
America is Spending Millions...To Change the Very Face of Islam", By David 
E. Kaplan. http://www.usnews.com/usnews/news/articles/050425/25roots.htm
4. "Muslim World Outreach and Engaging Muslim Civil Society", USAID 2004 
Summer Seminars. http://www.usaid.gov/policy/cdie/notes10.html
5. "Teologi Negara Sekular: Substansi dan Metodologi". 
http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=165

===


-muslim voice-
______________________________________
BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW


[Non-text portions of this message have been removed]





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke