-------------------------------------
Minggu, 28 Mei 2006.
'APAKAH MASALAH PAK HARTO PANTAS DIJADIKAN PRIORITAS?"
Dalam salah satu artikel di media ini, ada penulis yang dengan nada
mengeluh bertanya: "Apakah masalah Pak Harto pantas dijadikan
prioritas"?
Jelas, pemerintah dewasa ini, elite yang berkuasa, baik secara langsung
ataupun tak langung, belakangan ini memang memprioritaskan "masalah Pak
Harto". Tampaknya, salah satu penyebab utamanya ialah memburuknya
kesehatan Suharto, sampai perlu diopname di rumah sakit dan menjalani
operasi. Kemudian diberitakan bahwa keadaan kesehatannya kritis dan
sementara tokoh dan elite, sampai pada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, pergi menjenguk pasien Suharto.
Dalam pertanyaan yang diajukan "apakah masalah Pak Harto pantas
dijadikan prioritas", jelas --- pertanyaan itu bisa langsung ditujukan
kepada para pendukung dan pencinta Suharto. Sedangkan bagi rakyat
biasa, untuk wong cilik, "orang awam", "kita-kita" ini, semuanya
punya prioritas lain samasekali. Seperti pernah sahabat baruku, Brian
seorang berbangsa Amerika, menyatakan dalam suatu percakapan kami belum
lama:
"Masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ialah bagaimana untuk
bisa survive".
Tambahan lagi bangsa kita belakangan ini menghadapi musibah besar,
disebabkan aktif kembalinya gunung Merapi. Kemudian akhir pekan lalu,
timbulnya gempa bumi di Bantul, dekat Jogyakarta. Menurut berita
sementara, sudah lebih 3.500 penduduk yang jatuh korban. Puluhan ribu
lagi kehilangan rumah dan miliknya.
Maka bila timbul pertanyaan yang meresahkan, "apakah masalah Pak Harto
pantas dijadikan prioritas", bisalah kiranya dijawab sederhana. Kalau
masalahnya, adalah untuk membebaskan Suharto dari segala tuntutan
hukum, jelas rakyat tidak punya kepentingan samasekali untuk
membebaskan Suharto. Yang diinginkan ialah diungkapnya kebenaran dan
diberlakukannya keadilan sekitar kasus Suhrto. Rakyat juga tidak ada
kepentingan sedikitpun memprioritaskan masalah Suharto, karena, bukankah
masalahnya sudah di tangan pengadilan?
Yang mendesak diurus ialah, agar keputusan Jaksa Agung dan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, untuk tidak lagi menuntut Suharto, yang jelas
keliru itu, ------ dengan segera dibatalkan! Kesimpulan SBY belakangan
ini agar masalah Suharto diserahkan kepada para penegak hukum, adalah
sesuai dengan kebiasaan prosedur hukum..
Tetapi menjadi perhatian dan kekhawatiran kita semua, karena,
kebijakan para "penegak hukum" seperti yang ditunjukkan oleh sikap
Jaksa Agung dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang "menghentikan
perkara tindak korupsi Suharto", justru bertentangan dengan misi dan
tugas penegak hukum dari suatu negara hukum, yang harus memproses,
mengurus, menangani kasus korupsi Suharto dan kasus-kasus besar
menyangkut Suharto lainnya, bahkan kasus Suharto yang terbesar, seperti
pelanggaran HAM terbesar sejak periode permulaan berdirinya Orba dalam
tahun 1965.
Bila direnungkan kembali, timbulnya perdebatan pro dan kontra sekitar
kehendak penguasa untuk membebaskan Suharto, --- berakar dan bermula
pada kegiatan "grasah-grusuh" dan "pontang-pantingnya" para pendukung
Suharto < yang menonjol a.l. Wapres Jusuf Kalla dan Yusril Ihza
Mahendra, yang tak peduli apakah keinginan mereka itu sesuai dengan
prinsip keadilan, kebenaran serta hukum, atau tidak", begitu kesusu
hendak secepat mungkin membebaskan Suharto dari segala tuntutan hukum.
Tampaknya, mereka ingin, sebelum Suharto menemui ajalnya, agar secepat
mungkin menghapuskan dosa-dosa dan noda-noda Suharto.
Macam-macam dalih yang dikedepankan. Mulai dari masalah kesehatan
sampai ke imbauan pada rasa "kemanusiaan". Bahkan ada yang menyatakan
bahwa ketimbang kesalahan-kesalahannya, "jasa-jasa" Pak Harto sebagai
bapak "pembangunan bangsa", adalah jauh lebih besar.
Stop, stop, . . . . nanti dulu. Apa dan siapa yang dibangun?
Pembangunan ekonomi negeri? Bagaimana ekonomi negeri kita dewasa ini?
Anak-anak sekolah menengahpun tahu bahwa keadaan ekonomi negeri sebagai
akibat dari kebijaksanaan politik dan ekonomi Orba, sudah beberapa
tahun ini, berada dalam situasi kritis. Pengangguran bertambah terus.
Inflasi tak ada tanda-tanda akan berhenti. Kekayaan bumi dan lautan
Indonesia, sudah digadaikan Orba kepada kaum modal multi-nasional.
Utang negeri? Entah berapa keturunan lagi baru bisa dilunasi.
Hutan-hutan sudah pada ludes. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup di
bawah garis kemiskinan bertambah terus. Jutaan anak-anak tak mampu untu
bersekolah. Jumlah yang putus sekolah juga bertambah terus.
Taraf pendidikan bangsa ini merosot di banding pada periode pemerintahan
Presiden Sukarno.
Dalam keadaan negeri yang amburadul seperti yang kita alami
sekarangini, kaum penguasa, elite birokrasi dan militernya, beserta
para pendukungnya, malah berderet-deret antri pada "menengok Suharto"
sambil berseru kepada masyarakat, agar Suharto dimaafkan dan
dibebaskan dari segala tuntutan hukum. Seperti a.l. yang diberitakan KCM
hari ini: "Sekitar 100 orang yang tergabung dalam Islam Radikal Anti
Komunis (IRAK) melakukan aksi damai di depan Rumah Sakit Pusat Pertamina
(RSPP), Jalan Kiai Maja, Jakarta Selatan, Minggu (28/5). Selain
memberikan dukungan terhadap Soeharto, mereka juga berdoa untuk
kesembuhan mantan Presiden RI ini."
Justru di bawah kekuasaan Orba yang dibangun dan dipimpin sergta
berada di bawah tanggungjawab langsung Suharto, situasi hukum di
Indonesia berada pada posisi terrendah. Nyatanya, selama berkuasanya
rezim Orba, hukum itu hanya ada di atas kertas. Hukum hanya untuk
menyelamatkan modal asing dan kekayaan tiba-tiba dari penguasa yang
bergelimang dalam KKN.
Pertanyaan "apakah masalah Pak Harto pantas diprioritaskan", adalah
wajar-wajar saja. Siapapun tahu masalah yang lebih penting yang
dihadapi bangsa ini , bertumpuk-tumpuk dan menuntut penanganan dan
solusi. Dan bukan masalah membebaskan Suharto.
* * *
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
SPONSORED LINKS
Women | Different religions beliefs | Islam |
Muslimah | Women in islam |
YAHOO! GROUPS LINKS
- Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
- To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
- Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.