Pak Satriyo, terima kasih utk tanggapannya. Saya akan coba jelaskan argumen saya dan semoga penjelasan ini memadai karena--sebagaimana sudah saya sampaikan sebelumnya--saya tidak memiliki keleluasaan utk online. Nah, akhir kata, sampai berjumpa di lain waktu.
Mengenai pernyataan saya bahwa saya TELAH mengenal Anda itu.... Begini, walau kita belum pernah berjumpa namun Anda adalah member yang tidak baru disini bukan? Sehingga saya (yang juga bukan member baru disini) merasa telah mengenal Anda, dalam arti mengenal sebagai sesama member WM ini, apalagi seingat saya dulu saya juga pernah menanggapi posting Anda di WM ini . Seperti dijelaskan Mbak Aisha dengan sangat jernih, WM ini adalah mailing list, ato list dari mail-mail yang difasilitasi oleh yahoogroups. Otomatis member dari list ini adalah pemilik mail- elektronik , para pengguna internet, dan karenanya berada di berbagai lokasi yang bisa melakukan koneksi internet, di mana saja di dunia ini (borderless). Dalam sudut pandang saya, ketika saya mengatakan mengenal Anda disini ya tentu berdasarkan pengalaman saya di list ini, bukan di dunia realita dimana, MUNGKIN salah satu syaratnya adalah, saya HARUS lebih dahulu BERTEMU dengan Anda. Jika berdasarkan dengan pendapat Anda--yang menurut saya tidak tepat itu--maka saya tentu jadi tidak boleh mengaku-ngaku mengenal member yang lain disini sementara saya merasa sudah mengenal mereka melalui mailing list WM ini. Jadi pendapat Anda tersebut tidak sesuai dengan pemahaman saya. Apalagi kalau sejalan dengan argumen Anda itu, konsekuensi logisnya nanti, saya jadi tidak bisa mengaku-aku mengenal Rasulullah SAW (waduuuh!) hanya karena secara realita saya belum pernah bertemu dengannya padahal saya merasa kenal betul beliau karena saya pelajari sejarahnya, saya rayakan hari-hari istimewanya dgn takzim, bahkan saya sebut-sebut melulu namanya setiap hari dan setiap malam dalam kegiatan saya yang sangat pribadi, beribadah. Itu sebabnya saya tidak sependapat dengan Anda. Tapi saya hargai pendapat Anda krn itu adalah hak Anda jadi mari kita sepakat utk tidak sepakat. Lalu, mngenai singkatan-singkatan dalam posting saya (sampai nulis nama pun disingkat :-))) Nah, kalo soal satu ini saya harus minta maaf, sorry for the inconvenience. Pembelaan diri saya hanya ini :-))...; Saya adalah produk budaya instan hasil rejim militer Orde Baru yang sangat sistemasis untuk menafikan proses dan sebaliknya; memberdayakan jalur instan. Perilaku suka singktan itu salah 1 produk rejim totalitarian yang kejam tsb (menafikan proses adalah kekejaman terhadap budidaya manusia, sangat kejam sekali menurut saya, karena "hasil kerusakan" manusia beridealiasme serba instan ini pada akhirnya akan lebih dirasakan oleh generasi berikutnya). Jadi, dulu itu, jaman saya remaja, kami terkondisi untuk mengikuti patron utama rejim orba, yaitu militer. Dalam militerism (cmiiw) Indonesia itu ada kecenderungan kuat untuk main singkatan. Dan kalau ada peneliti yang mencatat, kita pun kala di bawah rejim itu menjadi nation pecinta singkatan yang akut. Praktek (habit) inilah yang (diam-diam) terbawa oleh saya sampai kini. Maaf, saya sudah berusaha menghindari hal itu tapi old habit katanya kan dies hard...:-)) Mohon dimaklumi aja. Pokoknya, walo saya masih terpapar toksin rejim militer orba dalam tulisan yang nyingkat-nyingkat itu, tapi secara ideologi saya berdiri di baris depan dengan teman-teman yang ingin memberdayakan civil society di Indonesia sebagaimana yang dicita- citakan oleh founding fathers yang memerdekakan negeri ini. ( iya, bukan ideologi cemen oleh para pembonceng kemerdekaan dan reformasi yang cuma ingin menyalip di tikungan) salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > saya katakan salam kenal, karena memang kita belum kenal > kan? Kalo pun dulu itu anda bilang 'sering' ya belum tentu secara > quality accountable kan? Yang jelas saya hanya kenal dngan mba Mei > di sini, yang lain ya maya gitu ... > PS: rita apa rta siy?