*Kolom IBRAHIM ISA*

*Kemis, 12 Februari 2009*

*--------------------------------*

*Tigapuluh Th. REVOLUSI IRAN*


*Tampaknya tidak banyak yang menulis tentang 30 Th REVOLUSI IRAN (11 
Februari 1979). Secara menyolok Iran menandai hari peringatan ultah 
revolusinya dengan meluncurkan satelit pertama Iran, yang diberi nama 
OMID (Harapan). Dengan itu Iran memaklumkan kepada dunia bahwa Iran 
telah mencatat kemajuan-kemajuan penting di bidang ilmu dan teknologi. *


*Di Belanda, karena keberadaan seorang sastrawan kenamaan Iran, Kader 
Abdollah., pemancar TV Belanda, NOS Journaal, secara khusus mewawancarai 
Kader Abdollah. Kader adalah seorang eksil Iran yang mengambil 
kewarganegaraan Belanda dan aktif terus sebagai penulis Iran - dalam 
bahasa Belanda. *


*Kiranya jelas, bagi Indonesia Revolusi Iran 30 th yang lalu, punya 
pengaruh cukup besar. Revolusi yang dijuluki 'Revolusi Islam' itu paling 
tidak menimbulkan keyakinan baru di kalangan umat Islam Indonesia, bahwa 
kekuatan politik yang berideologi Islam, telah berhasil menumbangkan 
rezim reaksioner Syah Reza Pahlevi. Mampu menggantikan suatu rezim 
kerajaan yang dalam waktu panjang ditopang satu negara adikuasa, Amerika 
Serikat. Sekalipun umum tak banyak memahami sejarah Iran, tetapi tidak 
sulit untuk melihat bahwa dukungan AS pada rezim Syah Iran, pertama-tama 
demi kepentingan AS sendiri atas sumber minyak di Timur Tengah. Sebab 
lainnya ialah bahwa AS bertolak dari kepentingan strategi Perang 
Dingin-nya menghadapi blok Sovyet.*


*Bagaimana pemahaman orang-orang Indonesia mengenai Revolusi Iran. Belum 
lama dalam suatu diskusi dengan tema masalah ISLAM KONTEMPORER di 
Indonesia, seorang pembicara yang menekuni masalah ISLAM KONTEMPORER di 
Indonesia, membenarkan bahwa perkembangan Islam kontemporer di Indoneis, 
selain disebabkan sejumlah faktor lainnya, faktor penting yang 
memberikan pengaruh tumbuh pesatnya pengaruh Islam di Indonesia, adalah 
REVOLUSI IRAN (1979).*


** * **


*Artikel ini bukan dimakudkan untuk menganalisis tentang Revolusi Iran. 
Bukan suatu studi mengenai bagaimana tumbuh dan perkembangannya 
sekarang. Tulisan ini, terutama dan pertama-tama hendak memperkenalkan 
pendapat seorang sastrawan Iran, KADER ABDOLLAH. Dalam usia 24 tahun, ia 
ikut ambil bagian aktif dalam revolusi menumbangkan Syah Pahleivi. 
Kekuasaan negara di Iran hasil revolusi yang didukung lapisan masyarakat 
yang luas, di bawah pimpinan Ayatollah Khomeini, dalam perkembangannya 
berubah menjadi suatu kekuasaan totaliter berdasarkan ajaran Islam. 
Rezim Khomeini tidak mentolerir oposisi dan pandangan lain terhadap 
rezimnya. Itulah yang menyebabkan Kader Abdollah sebagai seorang 
sastrawan revolusioner yang berfikiran independen meninggalkan Iran dan 
menjadi orang eksil di negeri Belanda. *


*Dalam kolomnya di s.k. Belanda, 'de Volkskrant', 09 Feb 2009, Kader 
Abdollah yang menggunakan penname MIRZA menulis sebuah esay berjudul 
'Dertig jaar voorbij', artinya 'Tigapuluh tahun berlalu'. Penulisannya 
bukan dengan gaya seorang historikus atau politikus dengan titel Ph.D. 
Kader Abdollah menulis sebagai seorang sastrawan revolusioner. Singkat 
tetapi hampir semua yang penting ada di situ.*


*Beberapa dari pokok-pokok pandangannya adalah sbb:*


*--- Revolusi Iran menakjubkan, menyakitkan dan sekaligus indah*


*--- Revolusi Iran adalah revolusi yang dalam bentuk klasik merupakan 
yang terakhir*


*--- Revolusi Iran lebih besar dan mengesankan terbanding 
revolusi-revolusi lainnya yang kita kenal karena para ayatollah bisa 
menggunakan satelit, pesawat terbang dan TV.*


*--- Menyesal? Tidak pernah! Bagi kami semua peristiwa tsb adalah yang 
paling mengesankan pada masa kami. Dan bagi saya peristiwa itu menjadi 
fundamen atas mana saya membangun hidup saya selanjutnya. Datangnya kaum 
ayatollah tak mungkin dicegah.*


*--- Revolusi tsb tidak salah, bukan suatu kesalahfahaman generasi kami, 
bukannya suatu pemberontakan yang disebabkan oleh ketidakmengertian. 
Ayatollah harus muncul. Generasi kami tak dapat mencegahnya. *


*--- Syah Persia dengan sengaja membiarkan kami dalam kebodohan. Syah 
adalah rajaboneka Amerika. Selama 35 tahun kekuasaannya kami tidak 
pernah tau apa itu demokrasi, ia tak pernah menunjukkan betapa perlunya 
kebebasan berbicara.*


*--- Penjara-penjara Syah penuh sesak dengan kaum intelekuil, mahasiswa 
dan kaum disiden yang melancarkan kritik terhadapnya.*


*--- Saya harus mengenyampingkan kebencian pribadi saya terhadap rezim 
tsb. *


*--- Kami tidak boleh melihat Iran sebagai sesuatu yang mutlak salah , 
sebagai suatu negeri yang berbahaya.*


*--- Masih ada imam-imam lainnya, yang dalam pemerintahan Islam dewasa 
ini bisa menempuh politik yang independen. Salah satu contohnya adalah 
Mohammad Khatami.*


*--- Iran telah menjadi suatu kekuatan penting yang stabil di Timur 
Tengah. Kita tidak bisa meremhkan kenyataan ini. <Teks lengkap esay 
Kader Abdollah tsb dimuat di s.k. De Volkkrant, 09 FEbruari 20-09>.*



** * **



*Situasi dunia dewasa ini sedang mengalami pergolakan dan perubahan 
terus. Di Amerika Serikat telah terjadi prubahan penting dengan 
kemenangan Barack Obama dalam pemilihan Presiden 2008. Berbeda dengan 
Presiden Bush, Barack Obama bersedia untuk berdialog dengan Iran. Dengan 
latar belakang ini bisa di lihat arti dan makna apa yang diutarakan 
Kader Abdollah dalam esaynya itu.*


*Melalui suatu dialog diharapkan akan tercipta suatu saling pengertian 
yang akan mendorong maju perkembangan politik di Timur Tengah dan dunia 
Islam, demi stablitas dan perdamaian. Dengan itu juga dimaksudkan 
perkembangan usaha demokratisasi di Iran.*


*Kita bertanya sekarang: Apa peranan Indonesia dalam usaha ke arah yang 
dimaksud tsb? Bisakah Indonesia berperanan, sebagai suatu negeri dengan 
penduduk beragama Islam terbesar di dunia ini? Andaikata Indonesia saat 
ini punya pemimpin, negarawan bervisi seperti Presiden Sukarno, tidak 
diragukan lagi Indonesia akan mampu memberikan sumbangan berarti ke arah 
perekembangan positif di Timur Tengah. *


*Perkembangan dunia sekarang, dengan munculnya pemerintah-pemerintah 
pilihan rakyat yang berhaluan sosialis di Amerika Latin, dengan 
kemenangan seorang tokoh Afro-Amerika menjadi presiden di Amerika 
Serikat, serta muncultnya fakta-fakta keras yang menunjukkan rapuhnya 
sistim perkonomian kapitalis dunia, --- pasti orang ingat kembali betapa 
relevannya visi BUNG KARNO mengenai bangkitanya THE NEW EMERGING FORCES 
di dunia.*



** * **





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke