Konsep Diri (3)

Konsep Diri bangsa
Hanya bangsa besar yang bisa mengukir sejarah besar, dan hanya bangsa 
yang memiliki pemimpin besar yang dapat mengangkat dirinya menjadi 
bangsa besar. Dulu Sukarno pernah mengukir sejarah besar dengan 
menyelenggarakan Konperensi Asia Afrika di Bandung. Gagasan besar 
Sukarno itu kemudian mengilhami bangsa-bangsa Afrika untuk melepaskan 
diri dari penjajahan. Hingga hari ini nama Sukarno masih melekat di 
hati orang-orang Afrika. Pernah saya berkenalan dengan orang Ghana di 
lift hotel di negeri Malta. Ketika saya menyebut dari Indonesia, 
orang Ghana itu langsung memeluk saya sambil menyebut ohh…. Sukarno.  
Sukarno kemudian jatuh ketika memusatkan perhatiannya pada 
membesarkan nama dirinya (pemimpin besar revolusi) , bukan 
membesarkan bangsanya.

Kini, setelah Pak Harto jatuh, Indonesia mengalami krisis pemimpin, 
yakni tidak ada satupun pemimpin besar di negeri ini yang mampu 
mengajak bangsa berfikir besar dan memandang jauh de depan menembus 
sekat ruang dan waktu.. Oleh karena itu kini orang-orang Indonesia 
lebih banyak mengeluh dan kecewa dibanding merancang masa depan. 
Kebanyakan orang hanya berfikir aku dapat apa, bukan apa yang dapat 
kuwariskan kepada generasi bangsa. Para politisipun berhenti 
pikirannya pada agenda 2009, hanya sedikit yang mampu menggagas untuk 
2030 atau 2050. Bahkan, ketika Indonesia menjadi anggauta tidak tetap 
di Dewan Keamanan PBB, Indonesia ikut menyetujui sanksi tambahan 
kepada Iran, tidak berani membela hak-hak Iran dengan mengatakan 
Qatar saja yang Negara Islam dan Timur tengah menyetujui sangksi 
untuk Iran. Jadi konsep diri Dubes kita di PBB, memandang dan merasa 
Indonesia yang berpenduduk 235 juta sama kecilnya dengan negeri kecil 
Qatar yang hanya berpenduduk satu juta dan sudah lama menjadi satelit 
Amerika.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com


Reply via email to