Marilyn French dan pembebasan
kaumnya: In memoriam Marilyn French 21 Nopember 1929 - 5 Mei 2009

Tragedi
"Black Thursday" di
bulan Oktober 1929 telah menjadi awal lembaran hitam buat kehidupan
rakyat di Amerika. Ketika itu bursa "Wall Street" - New Yorks
mengalami kolaps, yang sekarang ini sering disebut sebagai persoalan
"Kredit krisis". Yaitu krisis finansial yang melanda kehidupan di
Amerika dengan mengorbankan banyak orang, misalnya kehilangan
pekerjaannya ato sumber hidupnya. Proses massal pengangguran di Amerika
bagaikan aliran luapan
gelombang arus lumpur panas "Lapindo". 

Kasus Tragedi "Black Thursday" telah menjadi sejarah kenyataan situasi 
over-produksi dari "massa
konsumsi", yang mengakibatkan stagnasi
pada sistim ekonomi "pasar bebas" di USA. Kebijakan sistim Bank Negaranya
pun kehilangan keseimbangan akibat krisis permintaan dan penawaran
barang-barang produksi dalam sistim ekonomi pasar bebasnya. 
Juga,
kenyataan kondisi sosial-ekonomi kehidupan ketika itu di Amerika, yang
sedang mengalami ekstrem jurang
pemisah antara si kaya dan si miskin mengakibatkan penurunan
drastis
daya beli masyarakatnya. Sehingga ketidak berdayaan posisi kaum
miskinnya di sektor lapangan kerja sangat dirasakan dalam krisis
kehidupan
kesehariannya. Walhasil proses alamiah sistim kaptalisme melahirkan
faktor bencana sosial paling terburuk pada peristiwa Tragedi 
"Black Thursday".

Gelombang tragedi kredit krisis di
Amerika sendiri rupanya tak bisa di bendung bahkan berimbas cepat
melanda arus kehidupan masyarakat di Europa dan manca negara lainnya.
Proses domino efek ekonomi krisis yang mengglobal itu, akhirnya
antara lain membuahkan nasib paling terburuk bagi kaum perempuan,
yang posisinya sudah tertindas semakin terjepit ganda pula dalam hubungan antar 
gender di
sektor privat maupun sektor publik. 

Di tengah-tengah
kehidupan rakyat miskinnya yang semakin terpuruk, lahirlah seorang
bayi perempuan mungil bernama Marilyn di kota New Yorks. Marilyn yang
dilahirkan pada tanggal 21 nopember 1929 pun terpaksa mengalami nasib
sama dengan lingkungan masyarakat sosial ekonominya di Brooklyn.
Faktor kemiskinan akibat pengangguran massal dan kehilangan pekerjaan kaum 
menengahnya telah memunculkan
persoalan di kehidupan rumah tangga, seperti frustrasi, agresi, kekerasan dan
pemerkosaan. Bahkan, kehidupan di sektor publik sangat pula
dirasakan kondisi krisis sosialnya, yang rakyatnya menghadapi  persoalan
kekerasan dan kriminalitas akibat diskriminasi antar ras dan antar gender di 
lapangan kerja. 

Persoalan-persoalan di sektor privat maupun di sektor publik tersebut tidaklah
lepas dari pengaruh perkembangan hidup keseharian Marilyn. Misalnya
pengalamannya di kehidupan dalam rumahnya, Marilyn tidak pernah
mendapat sentuhan kasih sayang dari Ayahnya bernama Charles
Edwards. Bahkan di rumahnya Marilyn harus mengalami pengalaman pahit-getirnya
kehidupan kekerasan bersama Ibunda, Isabel. Untungnya sang Ibunda
masih memiliki ketegaran dan keberaniannya melawan dominasi kekerasan
dari watak feodal-patriarki bapaknya. 

Pada tahun 1950, di
usia 21 tahun, Marilyn menikah dengan seorang advokat bernama Robert French 
serta di
karuniai 2 anak. Setahun kemudian Marilyn menyelesaikan S1
jurusan sastra Inggris di Universitas Hofstra. Marilyn mengalami
perceraian setelah menjalani hidup berkeluarga selama 17 tahun.
Kemudian ia meneruskan S2 jurusan literatur di universitas
Harvard. 

Selama
masa perkawinannya, rupanya
hidup berkeluarga buat Marilyn tidak membuat dirinya
bahagia.  Dirasakannya hidup berkeluarga bersama suaminya
tidak memiliki kebersamaan rasa tanggung jawab dalam menangani urusan
rumah tangganya. Misalnya pekerjaan yang sehubungan dengan penanganan
kebutuhan hidup keseharian dalam rumahnya, mengurus dan membesarkan
anak-anaknya dibebankan padanya. Dianggapnya hak atas pembagian kerja
dalam rumah-tangganya tidak mendapat perlakuan secara adil, yang
seakan-akan suaminya mengabaikan hal-ihwal beban tanggungjawab
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Marilyn di sektor privat. 





Kasus perceraian yang dialaminya tahun
1967 membuat diri Marilyn tak
merasa patah arang menghadapi nasib hidupnya. Bahkan ia tetap
melangkah maju dengan penuh semangat untuk merubah nasib dirinya
dalam perjalanannya menuju ke kemandirian, melawan penindasan serta
berjuang melepaskan ketergantungannya dengan cara membangun kehidupan
sosial-ekonominya. Melalui pengembangan daya intelektualitasnya,
Marilyn berhasil membangun fungsi sosialnya dengan melalui karirnya
sebagai penulis buku roman. Dalam kumpulan karya tulisannya, ia selalu
mencerminkan pada pengalamannya
sendiri, termasuk bersama putrinya, bernama Jim yang menjadi korban
pemerkosaan. 

Buku romannya berjudul
"The Women's Room
telah
dikenal sebagai buku best-seller, mencapai sampai 20 juta eksemplar
terjual. Buku roman yang diterbitkan pada tahun 1977 itu merupakan
bagian dari pengalaman kehidupannya, yang ternyata dianggap sangat
mempengaruhi kaum perempuan dalam inspirasi pembebasan dirinya dari
posisi ketertindasan kaumnya sebagai Ibu rumah tangga. Ketika itu
Marilyn berusia 48 tahun, dan dinilai karya romannya membawa misi
"Keadilan dalam hubungan gender", yang tentunya misi
tersebut oleh publik pembacanya dianggap mendobrak Hegemoni
Patriarkhi di dunia privat maupun di sektor publik. Seperti pula yang
dinyatakan Marilyn sendiri dalam wawancara dari majalah Feminist
"Florence Howe": " hanya kaum perempuanlah yang bisa
menyetop ketertindasannya, kaum perempuan musti berjuang dan melawan
dirinya dari ketertindasannya."




Bukunya yang diterjemahkan sampai 20 bahasa itu
memang dianggap spektakuler dalam menggambarkan wacana
perubahan evolusi sosok figur perempuan bernama Mira Ward.  Dalam perkawinannya 
 di tahun 50an Mira mengalami penindasan serta
diperlakukan sangat tidak adil oleh suaminya. Pada tahun 60an Mira bercerai 
dengan suaminya, serta berniat untuk merubah
nasibnya dengan cara meneruskan studinya di Harvard. Dalam lingkungan
di universitas Mira baru menyadarinya betapa pentingnya membangun
proses perkawanan yang senasib dan sejiwa. Dan, bersama teman-teman
kuliahnyalah Mira melakukan evaluasi diri tentang sejarah pengalaman
kehidupannya, dan kemudian mendifinisikan kembali arti serta makna pembedaan 
antar gender dalam proses
perubahan sosial menuju pembebasan kaum perempuan dari mekanisme 
ketertindasannya di privat sektor maupun di sektor publik. 



Marilyn, menganggap dirinya sebagai
radikale feminist setelah  mengalami "Ketidak bahagiaannya dalam perkawinan" 
dan membaca buku karya Kate Milet's Sexual
Politics dan " Le deuxième sexe" karya Simone de
Beauvoir. Juga, baru diketahuinya bahwa putrinya bernama jami, yang ketika itu
berusia 18 tahun mengalami pemerkosaan di tahun 1971, membuat dirinya
termotivasi untuk meningkatkan daya intelektualnya guna memahami
sejarah kenyataan hidupnya di privat sektor maupun di publik sektor.
Seperti yang dinyatakan dalam karya tulisan tahun 1992, yang bukunya
berjudul "The War Against Women". Antara lain Marilyn
menyatakan bahwa lahir dan meluasnyanya patriarki bagaikan perang
melawan perempuan. Bahwa peperangan melawan kaum perempuan bertujuan
untuk menguasai tubuh perempuan, dalam hal kapasitas hubungan seksual
dan reproduksi. 

Perubahan sosial dilukiskan oleh Marilyn sebagai evolusi alamiah yang merupakan 
respon terhadap ketidak-adilan antar
fungsi sosial dengan struktur peran-peran sosial. Misalnya dalam hal
reproduksi, bila kaum lelaki melihat bayi yang baru lahir akan segera
mereaksi kepanikan dan kebingungannya biar pun
hatinya merasa bahagia. Sedangkan kaum perempuan, yang memiliki naluri
rasa
keibuan tentunya selain merasa bahagia juga akan langsung
mengerti prioritas tanggung-jawab kelahiran sang bayi
itu buat kesejahteraan kemasyarakatannya. 



Menurut Marlilyn, momen
kelahiran sang bayi itu sudah sewajarnya menjadi pilihan tanggung jawab
setiap umat manusia,
dan bukan atas pilihan basis sistim program yang diatur oleh gen-gen
dalam pembedaan gender. Jadi, sudah merupakan suatu kebutuhan urgent, bagi
umat
manusia untuk mengerti dan memahaminya adanya kebutuhan prioritas
dalam mengurus, membesarkan dan mendidik bayinya itu sampai dewasa.
Akan tetapi dengan adanya proses industrialisasi, hak kebebasan dan
persamaan berpikir serta kemajuan teknologi, sekan-akan kelahiran sang bayi 
oleh kaum lelaki
diserahkan tanggung-jawabnya secara penuh kepada kaum perempuannya. 
Sejak
masa kecil sampai remajanya Marilyn telah mengalami berbagai macam
dan ragam pengalaman hidupnya. Pengalaman keseharian Marilyn
sejogyanya dialami atas jasa perlindungan Ibunya terhadap keselamatan
dirinya dan adiknya dari siksaan bapaknya, yang rupanya buat Marilyn
menjadi kesan ingatan "Lembaran Hitam" dalam kehidupan
kekerasan di dalam rumahnya. Pengalaman hidupnya sejak
masa kecilnya, sampai di masa akhir hidupnya di usia 79 tahun, nyatanya rekaman 
ingatannya menjadi
bekal ilmu pembelajarannya sebagai seorang feminist dan penulis karya
buku romans cukup berpengaruh di lingkungan kaum perempuan. 

Kumpulan
bukunya yang dikenal oleh kaum feminist di daratan Europa misalnya
'Beyond Power: On Women, Man and Morals'
(1985), 'The War against Women' (1992), 'Women's History of the World'
(2000) dan 'From Eve to Dawn' (2002). Pada tahun 2006 karya bukunya
yang berjudul 'In the Name of Friendship' untuk pertama kalinya
diterbitkan di Belanda, kemudian buku tersebut mencapai bestseller di Belanda 
dan negara Eropa Barat lainnya sampai ke daratan Amerika.

Namun banyak pula kaum kritisi yang menyebut sang penulisnya
sebagai "kemarahan dan pembenci kaum lelaki" Namun, Marilyn
menolak tuduhannya itu dalam wawancaranya di London Times beberapa
tahun yang lalu, serta menyatakan : "Telah menjadi suatu kenyataan kaum lelaki
selalu bersikap superior terhadap kaum perempuan. Semua laki-laki  itu 
pemerkosa, dan tidak lebih dari itu. Mereka
memperkosa kita dengan matanya, dengan undang-undangnya dan
dengan peraturannya". 



Marilyn French telah tiada akibat sakit serangan jantung pada tanggal 5 Mei 
2009. Namun jasa beliau untuk memberikan inspirasi baru
bagi perbaikan nasib kaum perempuan melalui gerakan feminist fase
"gelombang ke 2" tak bisa dilupakan. 


MiRa - Amsterdam, 9 Juni 2009
***

Sumber: 
http://www.latimes.com/news/obituaries/la-me-marilyn-french5-2009may05,0,7962226.story
http://www.nos.nl/nosjournaal/artikelen/2009/5/5/050509_marilyn_french_overleden.html#
The War Against Women - 1992

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke