http://www.indomedia.com/bpost/012006/24/opini/opini1.htm
Menggali Kecerdasan Jamak Melalui Bermain Oleh: Misni Irawati Kuning lingkaran kecil, Merah lingkaran sedang, Biru lingkaran besar, Berputar di tempat........ Multiple intelegence (kecerdasan jamak) adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau melakukan sesuatu yang ada nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan bukan sesuatu yang dapat dilihat atau dihitung, melainkan potensi sel otak yang aktif atau nonaktif tergantung pada pengalaman hidup sehari-hari, baik di rumah, sekolah atau di tempat lain. Menurut Gradner, kecerdasan jamak terdiri atas kecerdasan linguistic/verbal. Yaitu, kemampuan anak dalam mengolah bahasa; memiliki kepekaan dalam memahami struktur, arti, dan penggunaan bahasa baik tertulis maupun tidak (anak sangat cepat mengingat kata baru, suka berbicara, selalu ingin tahu tentang sesuatu yang baru, dan sejenisnya). Kecerdasan logis-matematika, yaitu kemampuan anak mengatur pola pikir induktif dan dedukatif, bekerja dengan pola abstrak, serta berpikir logis (ciri yang menonjol pada anak yaitu selau ingin tahu dan bertanya mengapa ini dan mengapa itu, cepat mengingat deretan angka, mudah memahai sebab akibat dan sebagainya). Kercedasan spasial, yaitu anak mempunyai kemampuan yang tinggi di bidang pengamatan dan kemampuan untuk berpikir, punya kemampuan membayangkan ruang, melukiskan kembali, mengubah atau memodifikasi bayangan melalui ruangan. Kecerdasan kinestetik, yaitu kemapuan olah tubuh anak dalam mengekspresikan gagasan dan emosi melalui gerakan, termasuk kemampuan untuk menangani suatu benda dengan cekatan dan membuat sesuatu. Ini ditandai dengan kebiasaan anak yang suka bergerak, suka menyentuh segala sesuatu, bermain dengan jari atau belajar bahasa isyarat. Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan anak yang tinggi dalam menangkap aspek bunyi secara mendalam, peka terhadap suara di sekitar. Biasanya anak senang pada irama musik baik ketika belajar maupun beraktivitasnya yang lain. Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan anak untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Kecerdasan ini menuntun anak dalam memahami bekerja sama dan berkomunikasi. Biasanya anak yang memiliki kecerdasan ini sangat pandai bergaul, memiliki banyak teman. Mereka adalah pengamat yang baik, berdiri tenang dan menepi namun tak satu hal pun yang luput dari pengamatannya. Kecerdasan intrapersonal, kemampuan anak untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan memahaminya, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap nilai, tujuan dan perasaan. Mereka senang bekerja sendiri, namun tidak ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam kelompok. Kecerdasan naturalis, yaitu kemampuan anak untuk memanfaatkan alam sekitar menjadi perhatian utamanya, sangat peduli pada perubahan lingkungan sekitarnya, memahami tentang topik sistem kehidupan. Kecerdasan ekstensial, yaitu kemampuan anak untuk menampilkan kharisma diri mereka. Bermain, suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian dan memberikan informasi, memberi kesenangan dan mengembangkan imajinasi anak spontan dan tanpa beban. Dunia anak adalah dunia bermain. Karena, selama rentang perkembangan usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal (terutama tumbuhnya sel saraf di otak) sangat memungkinkan anak melakukan berbagai aktivitas bermain tanpa mengenal lelah. Bermain tentu menyenangkan dan merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan bagi jiwa dan emosi anak, karena pada masa-masa itulah mereka menemukan dunia anak sebenarnya. Tetapi sering terjadi kesalahan fatal yang dilakukan orangtua, guru dan pengasuh terhadap anak. Mereka salah mengartikan tentang pentingnya bermain pada usia kanak-kanak. Di sinilah sebenarnya diperlukan pengetahuan dan kejelian mereka untuk menangkap masa tumbuh kembang anak dengan kecerdasan yang luar biasa. Atas dasar kondisi itu, maka bermain sambil belajar merupakan prinsip utama dalam mengembangkan segala potensi anak dini usia melalui stimulasi pendidikan. Bermain sambil belajar bukan bermain bebas atau bermain sesat, melainkan suatu aktivitas yang dirancang secara terprogram dan mengandung esensi tujuan yang jelas. Dengan bermain sambil belajar tidak akan membosankan anak, karena dalam bermain anak mendapatkan pengalaman yang positif dalam perkembangan diri dan emosinya, melalui alat permainan, teman, orangtua dan alam sekitar. Selama ini jika anak sudah bersekolah di taman kanak-kanak, orangtua kebanyakan membebani anak dengan tuntutan yang berat. Seperti, anak harus sudah pandai menulis, berhitung dan membaca. Padahal anak usia taman kanak-kanak masih termasuk usia dini yaitu 0-6 tahun. Begitu juga dengan pihak sekolah. Ada sebagian sekolah yang dalam kegiatan pembelajaran tidak menggunakan konsep bermain dengan benar, sehingga tujuan bermain bagi anak tidak tercapai. Seharusnya taman kanak-kanak dalam aktivitas belajar benar-benar menerapkan moto mereka: "Bermain sambil belajar, belajar seraya bermain". Denagn demikian, anak benar-benar merasakan dunianya dengan sempurna, berkesempatan mengembangkan segala aspek kecerdasan yang ada pada dirinya. Dalam kegiatan bermain sebenarnya anak menemukan pembelajaran yang hakiki. Oleh karena itu, jangan ada pemaksaan terhadap anak. Tidak seperti orang dewasa, anak usia dini dalam mengartikan belajar. Mereka tidak selalu harus dengan keadaan yang teratur dan berjangka waktu tertentu. Anak-anak belajar bisa saja sambil berlari-larian atau lewat nyanyian. Seperti lagu sederhana di atas, bagi anak merupakan satu sarana transformasi pengetahuan. Dengan lagu itu anak mengenal warna, bentuk, ukuran dan tempat. Melalui lagu dan permainan anak dirangsang mengeksplorasi segala bentuk kecerdasan jamak yang ia miliki, sehingga potensi yang terpendam di dirinya dapat terangkat dengan optimal. Menurut hasil penelitian ilmiah yang menjadi kesepakatan internasional, usia dini itu 0-8 tahun. Tapi di Indonesia, berdasarkan UU No 20/2003, usia dini adalah 0-6 tahun. Sedangkan usia 7-8 tahun sudah memasuki SD. Berarti anak TK usia 4-5 tahun masih termasuk anak usia dini. Prof Dr Lexy J Moleong dalam wawancara sebuah majalah beberapa waktu lalu, menegaskan tentang pengertian belajar pada anak usia dini. Menurut ia, belajar pada anak usia dini bukan dalam arti kongkret tetapi melalui bermain. Karena bermain adalah satu- satunya sarana paling tepat untuk anak melakukan eksplorasi dunianya. Anak usia TK seharusnya jangan dulu dipaksakan belajar membaca, berhitung dan menulis, apalagi dengan adanya PR (pekerjaan rumah), katanya. Dalam kegiatan bermain, semua aspek kecerdasan anak terpancing untuk berkembang. Bermain pada hakikatnya merupakan pengalaman langsung yang efektif dilakukan anak usia dini dengan dan tanpa alat permainan, (Olson, Bruner, Heinich et al: 1996). Bagi anak, ini merupakan kesempatan yang menyenangkan, ia melakukan dengan senang hati dan suka rela. Ketika bermain, anak dengan spontan bereksplorasi, menemukan sendiri hal-hal yang sangat membanggakannya. Dengan bermain anak juga mengembangkan diri dalam berbagai perkembangan emosi, fisik dan intelektualnya (Dockett: 1960). Menurut Piaget, anak memiliki empat tahap dalam bermain, yaitu sensorimotor (muncul sebelum perkembangan bahasa dimulai), praoperasional (sebelum usia 2-7 tahun), operasi konkret (usia antara 7-12 tahun), operasi formal (terjadi pada usia di atas 12 tahun). Selanjutnya dalam perkembangan anak mulai dari usia paling muda, mereka memulai bermain dengan sebelas cara. 1. Sensorimotor: bermain dengan penginderaan dan anggota badan. 2. Bermain fungsional: bermain dengan menggunakan anggota tubuhnya. 3. Bermain pengamatan: anak tidak bermain ia hanya mengamati. Dengan melihat anak lain bermain, ia sudah puas. 4. Bermain pasif, mereka melakukan kegiatan tanpa gerakan aktif. Contohnya menonton acara TV, mendengarkan musik dan sebagainya. 5. Bermain aktif: anak bermain dengan keaktifan anggota tubuhnya. 6. Bermain soliter: bermain sendiri tanpa membutuhkan teman. 7. Bermain pararel: bermain berdekatan dengan anak yang lain, namun tidak ada interaksi anatara keduanya (anak bermain berdampingan). 8. Bermain sosial: bermain bersama teman dengan interaksi dan sosialisasi (anak bermain berhadapan). 9. Bermain kooperatif: bermain bersama teman dengan peran dan tugas masing-masing. 10. Bermain peran: bermain dengan memerankan berbagai profesi, atau benda. Pada poin ini terjadi mega komunikasi, di mana anak mampu berbicara melebihi kemampuannya dalam menggambarkan situasi yang sebenarnya. 11. Bermain simbolik: anak bermain dengan simbol berupa berbagai pesan. Fungsi bermain bagi anak adalah inti dari belajar. Melalui bermain anak mengembangkan dan berlatih keterampilan, belajar memahami bagaimana kerja segala hal yang ada di dunia ini, membanguan pemahaman dan pengetahuan. Dengan bermain, anak berinteraksi sesuai caranya sendiri seperti penjelajahan, melakukan pilihan dan berbuat salah, mengalami sebab akibat dan have fun. Anak dikatakan bermain jika memenuhi kriteria self chosen dan self directed. Anak yang kompeten dan berpengalaman dalam bermain akan menjadi pelajar yang kreatif, pede, dan memiliki motivasi diri. Yang utama, bermain adalah kerja bagi anak. Dengan bermain anak tidak hanya menyerap informasi tapi mereka juga bekerja dengan informasi tersebut, bagaimana aplikasinya dan terus melakukan percobaan berulang-ulang sampai informasi tersebut dimengerti anak. Ketika bermain, fisik anak juga belajar memahami bagaimana kerja tubuhnya, memperkuat dan mengembangkan otot dan kordinasinya melalui gerak, melatih motorik halusnya (memungut benda-benda kecil, biji-bijian, potongan kertas kecil dan sebagainya). Begitu juga dengan motorik kasar dan keseimbangan, misalnya koprol, memanjat, berlari, jalan dan lain-lain. Di dalam kegiatan bermain anak juga mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif. Bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang, atau karakter orang lain merupakan tahapan yang sangat menonjol. Anak belajar melihat dari sisi orang lain (empati). Misalnya anak bermasalah ketika dibawa ke dokter, orangtua dapat bermain pura-pura untuk mengatasi rasa ketakutan anak. Dalam bermain anak mendapatkan penemuan intelektual. Misal, anak bermain mengisi dan mengosongkan botol, anak belajar volume, dan lain-lain. Kelebihan lain yang didapat anak dalam bermain adalah berkembangnya multiple intelegen (kecerdasan jamak). Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bermain adalah sarana melatih keterampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi individual yang kompeten. Bermain adalah pengalaman multi dimensi yang melibatkan semua indera dan menggugah kecerdasan jamak seseorang. Selain itu bermain memberikan situasi aman, bebas ancaman bagi anak, di mana anak berani menjelajahi dan mulai memahami dunia orang tua. Bermain membantu anak mengurangi stres, dan mengembangkan rasa humornya. Bermain merupakan kendaraan untuk belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Melalui bermain anak bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan, berlatih peran sosial. Dan, secara umum memperkuat seluruh aspek kehidupan anak yang membuat anak menyadari kemampuan dan kelebihannya. Tugas kita orangtua dan pengajar khususnya guru taman kanak-kanak, benar-benar memahami pengertian dan manfaat bermain bagi anak. Jangan sampai terjadi kesalahan dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam masa pembelajarna melalui bermain. Mari kita ciptakan tunas muda yang berkualitas tinggi, demi mencapai cita-cita bersama menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan bermartabat. * Guru TK Swadaya, tinggal di Banjarmasin [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/