Salam... Mengingat kembali kepada postingan sebelumnya, kita telah tiba kepada pertanyaan, apa sih yang disebut dengan hati yang bersih?
Ketahuilah bahwa yang disebut dengan hati yang bersih adalah hati yang tunduk kepada yang Haq, yaitu hati yang tunduk kepada kebenaran. Hati yang bersih adalah hati yang terpelihara dari kekafiran. Dan selanjutnya perlu diketahui juga, bahwa tingkat ketundukan itu terbagi menjadi tiga, yang pertama disebut dengan tunduk secara fisik, yang kedua tunduk secara akal dan yang ketiga adalah ketundukan hati. Untuk memudahkan pemahaman kita tentang tingkatan ketundukan ini, saya akan memberikan contoh ketundukan model yang pertama terlebih dahulu, yaitu ketundukan fisik. Yang disebut tunduk secara fisik adalah ketika seseorang bisa menerima kenyataan bahwa secara fisik dia sudah kalah dan bersedia dengan sadar dibawah kendali dari orang yang fisiknya lebih kuat. Misalnya didalam perkelahian, jika seseorang sudah merasa kalah maka dia akan menyerah kepada lawanya. Biasanya yang kalah akan mengangkat tangan pertanda menyerah kalah dan bersedia menjadi tawanan dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh lawannya. Atau ketika seseorang terjebak digang preman, dimana dia harus menyerahkan uangnya karena diancam dengan pisau. Orang yang diancam secara fisik ini biasanya hanya menyerah secara fisik. Akalnya tetap akan melawan perbuatan para preman tersebut. Tunduk secara fisik seperti ini, fisiknya memang tunduk tapi pikiran dan akalnya tidak akan pernah tunduk. Orang yang kalah secara fisik ini akan selalu mencari peluang bagaimana caranya untuk lepas dari kendali musuhnya. Hatinya tidak henti-hentinya mengecam musuhnya. Tunduk atau penundukan secara fisik begini biasanya dilakukan dengan kekerasan atau pemaksan. Tunduk model kedua adalah tunduk secara akal. Akal tidak bisa ditundukkan dengan pemaksaan dan kekerasan. Kita tidak pernah menemukan ada orang jago matematika karena ditekan dengan kekuatan fisik. Satu-satunya yang dapat menundukkan akal adalah logika dan akal itu sendiri. Tidak mungkin orang bisa mengerti berapa berat jenis air dan berapa berat jenis pelampung dengan cara dipukuli dan dipaksa dengan kekerasan. Cara menghitung berat jenis harus dengan menggunakan rumus berat jenis bukan dengan cara yang lainnya. Jika dengan rumus-rumus yang disodorkan akal bisa mengetahui dan paham bagaimana cara menghitung berat jenis, itu artinya akal sudah tunduk. Akal sudah menyerah dan bersedia dibawah kendali rumus-rumus tersebut untuk memastikan berapa berat jenis air dan pelampung tersebut. Mengenai ini ada contoh yang bagus, yaitu bagaimana ketika Gallileo menemukan fakta baru bahwa sesungguhnya bumilah yang mengelilingi matahari bukan sebaliknya sebagaimana yang dipercayai oleh orang-orang pada jaman itu. Omongan Galileo ini dianggap sesat dan menyesatkan oleh orang-orang sholeh yang kaku dari kalangan gereja pada saat itu. Mereka memaksa Galileo untuk menarik omongannya tersebut dan kalau tidak maka dia akan dibakar hidup-hidup. Mendengar ancaman dari orang-orang sholeh yang kaku tersebut, Galileo akhirnya tunduk secara fisik dan bersedia untuk menarik omongannya. Tapi akalnya tidak bisa ditundukkan dengan ancaman tersebut, kemudian sambil duduk Galileo menulis sesuatu ditanah. Diberitakan isi tulisannya adalah “ Walaupun saya harus menarik omongan saya, tetapi itu tidak akan menghentikan bumi untuk terus berputar mengelilingi matahari” Betul ancaman fisik dapat memaksa orang untuk berhenti berbicara dan posting dimailling list, tapi ancaman fisik tidak akan pernah mampu untuk menundukkan akal. Sejatinya akal hanya bisa ditundukkan oleh logika dan akal itu sendiri. Jenis tunduk yang ketiga adalah ketundukan hati. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut beriman ______________________________________________________________________ Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel. http://sg.travel.yahoo.com