http://www.gusmus.net/page.php?mod=dinamis&sub=11&id=881

Musibah Berebut 'BERKAH'

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Ramadan mestinya merupakan bulan berkah. Tapi kita dikejutkan oleh suatu
peristiwa yang memilukan dan sekaligus luar biasa aneh: 21 nyawa melayang
saat pembagian zakat. Musibah apa ini, ya Allah! Seorang kaya di Pasuruan
yang agaknya tidak percaya dengan amil zakat manapun, mengundang para
mustahiq zakat untuk diberi zakat. Melebihi BLT (Bantuan Langsung Tunai)
orang-orang pun berbondong-bondong datang dan berdesak-desakan mengambil
zakat. Dan berakibat jatuhnya banyak korban terinjak-injak.



Seperti biasa, beberapa tokoh agama pun langsung memberikan komentar. Ada
yang menyalahkan si orang kaya pemberi zakat. Bahkan ada yang
terang-terangan menyatakan bahwa kejadian yang mengenaskan itu akibat si
orang kaya pamer kekayaan. Ada yang mengatakan bahwa kejadian ini akibat
orang tidak percaya dengan badan amil zakat yang ada.


Bagi kita yang terbiasa menyalahkan orang, sangatlah mudah mencari kambing
hitam. Kambing hitam dalam peristiwa tragis itu bisa si orang kaya yang
berzakat yang (meski pun niatnya mungkin tidak pamer, tapi agar orang-orang
kaya lainnya mau juga berzakat) tidak memperhitungkan caranya; bisa mereka
yang berebut zakat yang tidak sabaran; bisa para tokoh agama yang seharusnya
member tausiah kepada masyarakat dalam soal keagamaan; dan sangat bisa
pemerintah yang berkewajiban dan berhak mengangkat amil zakat, berkewajiban
mensejahterakan dan melindungi rakyat.


Tapi marilah, mumpung masih berada di bulan Ramadan, setelah menyampaikan
belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada mereka yang terkena musibah, mari
kita merenung sejenak mencari akar masalah mengapa terjadi musibah seperti
di Pasuruan itu? Saling menyalahkan atau hanya mencari kambing hitam,
terbukti tidak memecahkan masalah dan sering kali justru hanya menambah
permasalahan.


Siapakah mereka yang begitu bersemangat memenuhi undangan si orang kaya itu?
Mereka rata-rata adalah perempuan. Kaum ibu yang sehari-hari dipusingkan
oleh masalah dapur dan belanja kebutuhan keluarga. Anak-anak di bulan puasa
ini minta menu bukanya lebih enak dari biasanya. Sementara harga-harga
kebutuhan pokok di pasar semakin tidak terjangkau dan hari raya akan datang
pula. Maka anehkah bila mereka begitu bersemangat menyambut undangan si
dermawan, hingga dibela-belain berdesakan untuk mendapatkan 'berkah' zakat?


Kalau kita perhatikan, peristiwa seperti yang terjadi di Pasuruan --atau
peristiwa-peristiwa berdesakan berebut 'berkah' lainnya di tempat-tempat
lain—itu, tampaknya mengiringi zaman dimana 'ketergantungan' masyarakat pada
materi sudah sedemikian mengerikan. Kepentingan duniawi sudah menjadi
'tuhan' yang dapat menggiring orang yang berakal melakukan hal-hal yang
tidak masuk akal; membuat orang terhormat mencampakkan kehormatannya;
membuat orang beragama menjual agamanya; membuat saudara tega terhadap
saudaranya; dsb dst.


Peristiwa-peristiwa menyedihkan seperti itu tidak terbayangkan bisa terjadi
di zaman dulu di saat masyarakat masih menganggap hidup di dunia ini hanya
sekedar mapir ngombe, singgah minum sebentar. Di saat hidup sederhana masih
menjadi budaya yang dipujikan. Di saat pasar rakyat masih belum dijuluki
pasar tradisonal yang harus mengalah dengan mall-mall dan
supermarket-supermarket. Di saat masyarakat belum dijejali setiap hari oleh
iming-iming tv agar menjadi konsumtif dan hedonis.


Mumpung masih di bulan suci Ramadan yang kata para kiai dan ustadz bulan
pelatihan mengendalikan diri, apabila kita setuju bahwa akar masalah –hampir
semua masalah—dalam masyarakat adalah akibat kecintaan yang berlebihan
terhadap materi dan pemanjaan yang kelewatan terhadap jasmani, sehingga
melupakan ruhani, maka usulan yang paling masuk akal saya ialah: mari lah
kita kampanyekan untuk kembali kepada budaya hidup sederhana. Memandang
dunia dan materi secara pas: hanya sebagai sarana dan alat dan bukan tujuan
hidup.


Atau Anda punya pendapat lain dan usul yang lebih masuk akal?



Penulis adalah pemimpin Pondok Pesantren Roudhotut Thalibin, Rembang.


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke