Razia Malam Dikeluhkan
Waspadai Tujuan Polisi Mengada-ada yang Menyimpang dari Tujuan
Oleh: HERMAS E PRABOWO
 
Jakarta, Kompas - Kerapnya polisi merazia pengendara pada malam hari membuat 
banyak warga DKI dan sekitarnya yang biasa pulang malam dengan mengendarai 
motor atau mobil merasa tidak nyaman. Mereka khawatir polisi bisa menyalah 
gunakan wewenangnya dengan mencari-cari perkara.

Salah satu yang dikhawatirkan pengendara, khususnya wanita, adalah polisi 
bisa memasukkan narkoba terlarang ke kabin mobil dan kemudian menuduh barang 
haram itu sebagai miliknya.

Untuk itu, menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metropolitan 
Jakarta Raya Komisaris Besar Tjiptono, Minggu (10/7), pengendara boleh 
menanyakan tujuan razia. Pengendara bahkan juga bisa ikut menyaksikan ketika 
polisi menggeledah kendaraannya.

Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Kompas belum lama ini, Pingky 
Slamet Sukardi, warga Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, menuturkan 
pengalamannya dirazia. Pada hari Minggu, 27 April 2005, sekitar pukul 03.30, 
ia naik taksi untuk pulang ke rumahnya. Di Kemang, taksi itu dihentikan 
polisi.

Dalam penggeledahan, polisi menemukan satu linting rokok ganja. Ia tidak 
tahu dari mana asal ganja itu, padahal ia sendiri mengaku tak pernah 
mengonsumsinya. Sarjana teknik mesin dari sebuah universitas ternama di 
Jakarta Barat itu pun mulai menjalani hari-hari buruk di tahanan Polsek 
Pasar Minggu tujuh minggu lamanya.

Sebelumnya, dua hari setelah ditangkap, salah seorang keluarga Pingky 
berkenalan dengan HF. Lelaki itu mengklaim dirinya kenal baik dengan NY E, 
yang disebut sebagai kerabat pejabat tinggi di Polda Metro Jaya. Oleh HF, 
keluarga Pingky diminta membayar Rp 300 juta agar Pingky bisa dikeluarkan. 
Karena tawaran 'damai' ditolak, HF marah dan akan membalas perlakuan yang 
dinilainya telah menyakiti hati Ny E dan sang pejabat.

Lain lagi pengalaman Chotib, warga Duren Sawit, Jakarta Timur. Pada 16 
Januari, ia dan keluarganya hendak pulang ke Jakarta dari Bandung. Mobil 
dihentikan polisi. "Setelah SIM dan STNK diminta, saya disuruh parkir mobil 
di dekat taman. Saya dituduh tidak memakai sabuk pengaman. Padahal sampai 
berhenti saya massih memakainya", kata Chotib.

Dengan piawai, polisi menakut-nakuti dan mengancam denda Rp 1 juta. Polisi 
itu pura-pura menulis di buku tilang. Selanjutnya tawar-menawar dilakukan, 
mulai dari Rp 500.000, lalu Rp 400.000. Mengingat anaknya sakit, Chotib pun 
terpaksa memberi uang Rp 250.000.

Seorang karyawan yang berkantor di Palmerah, Jakarta Pusat, juga punya 
pengalaman menegangkan. Sabtu lalu sekitar pukul 01.15, ia pulang dari 
kantor. Lampu lalu lintas di rel KA Jalan Gelora waktu itu berwarna hijau. 
Ia pun berjalan cukup kencang.

Belasan meter dari lampu lalu lintas itu, ia melihat ada mobil boks yang 
tengah dirazia. Ia pun jalan terus. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat 
ada polisi menyetop kendaraannya secara mendadak. Polisi itu tidak 
mengenakan rompi warna hijau dan hampir saja tertabrak.
 
Tanyakan tujuan razia

Menanggapi keluhan warga tersebut, Tjiptono mengatakan, ada prosedur yang 
harus ditaati polisi dalam melakukan razia. Misalnya, harus ada papan 
pemberitahuan yang berada di lokasi razia.

Kalau razia dilakukan malam hari, polisi yang bertugas harus mengenakan 
rompi polisi berwarna hijau muda, yang dalam kondisi gelap akan memancarkan 
sinar terang. Petugas juga melengkapi diri dengan lampu senter. Cara 
menghentikan kendaraan juga tidak bisa sembarangan.

Masyarakat juga diimbau bisa bekerja sama karena polisi berupaya mengamankan 
wilayah serta berhak merazia dan memeriksa orang yang dianggap mencurigakan.

Langkah pertama polisi yang merazia harus menyapa, lalu memberi salam. 
Petugas juga wajib memberitahukan untuk tujuan apa razia itu dilakukan. 
Warga juga berhak dan wajib bertanya kepada petugas dalam rangka apa razia 
dilakukan.

Kalau tujuan razia terkait dengan pencurian kendaraan bermotor, tentu yang 
diperlukan adalah surat kendaraan dan SIM. Kalau untuk mencegah teroris, 
berarti diperiksa bagasi dan kabin karena terkait dengan bahan peledak.
  
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/11/metro/1888247.htm


-- 
Harlina Alwi
http://shaphira.multiply.com


[Non-text portions of this message have been removed]



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke