http://www.kedaulatan-rakyat.com/article.php?sid=26913

 Wednesday, 14 September 2005, Kolom - Analisis


Pagar Makan Tanaman
Oleh : Wahyudi Kumorotomo


 APA yang dapat dikatakan ketika para pejabat publik dan penegak hukum 
menggerogoti sumberdaya dan properti publik yang semestinya mereka lindungi? 
Pagar makan tanaman. Itulah ungkapan lama yang tepat untuk menggambarkan 
kasus 18 pejabat Pertamina yang selama bertahun-tahun terlibat penyelundupan 
minyak mentah melalui fasilitas SBM (Single Buoy Mooring) di Lawe-Lawe, 
Kaltim. Kerugian terhitung luar biasa, Rp 8,8 triliun menurut perkiraan 
sementara. Di tengah upaya pemerintah mensiasati lubang besar APBN karena 
harga minyak internasional yang melambung, ternyata justru pejabat-pejabat 
Pertamina sendiri tega memanfaatkan situasi buat keuntungan pribadi.

 Kita juga terhenyak dengan terlibatnya seorang jaksa yang seharusnya 
berperan memberantas kejahatan justru ikut menjadi pelaku kejahatan itu 
sendiri. Hendra Rukendra, Kasie Pidana Umum Kejaksaan Negeri Jawa Barat 
beberapa waktu lalu tertangkap tangan mengedarkan shabu-shabu dan ekstasi 
dalam jumlah besar. Kejahatan narkoba yang melibatkan aparat kepolisian dan 
sipir penjara juga terungkap di Purwakarta dan Denpasar.

Dalam kasus yang lain, Ajun Komisaris Polisi di Medan bernama Maliot 
menangguk Rp 3 miliar setiap bulan dari 'bisnis' lisensi pembalakan liar 
(illegal logging). Dengan menerima upeti rutin dari para pengusaha hitam 
yang bergerak di bidang perkayuan, polisi ini memperkaya diri-sendiri tanpa 
pernah berpikir betapa kekayaan hutan dan lingkungan hidup masyarakat hancur 
karena ulahnya.

Kasus-kasus di atas memang tidak saling berkaitan. Namun dengan terungkapnya 
banyak kasus pejabat dan aparat publik yang mengkhianati kepercayaan rakyat, 
kesimpulan kita akan sampai pada ujung yang sama: bahwa integritas dan 
komitmen para pejabat publik terhadap kesejahteraan rakyat benar-benar 
memprihatinkan. Apabila pemerintah, para wakil rakyat dan semua unsur 
masyarakat tidak memiliki sense of crisis mengenai korupsi birokratis 
semacam ini, akibatnya akan sangat berbahaya. Masalahnya adalah bahwa 
kasus-kasus yang terungkap itu mungkin dapat diibaratkan sebagai gunung es 
di laut, yang tampak di permukaan hanya sedikit dibanding besarnya 
penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh para pejabat publik.

Presiden, seperti yang kita ikuti dari media massa, memang geram dengan 
kasus penyelundupan minyak oleh pejabat Pertamina. Demikian pula, masyarakat 
kini mungkin semakin skeptis dengan adanya banyak pejabat yang justru 
terlibat penjarahan sumberdaya publik. Semua orang tahu bahwa saat ini 
negara kita sedang mengalami krisis energi karena kita sudah menjadi negara 
net importer minyak sedangkan konsumsi BBM di dalam negeri terus meningkat. 
Beberapa waktu lalu kita mengalami krisis pasokan BBM di banyak kota karena 
cadangan minyak Pertamina yang hanya cukup untuk waktu 22 hari. Melambungnya 
harga minyak mentah di pasar internasional mengharuskan Pertamina memborong 
dolar, untuk memastikan bahwa pasokan dalam negeri tetap tercukupi. Beberapa 
waktu lalu bahkan rupiah merosot karena kebutuhan impor minyak oleh 
Pertamina tersebut.

Lalu pemerintah berencana untuk menghindari tekanan terhadap APBN untuk 
subsidi BBM juga segera mendapatkan kritik keras dari berbagai kalangan. 
Nah, kalau sekarang perbedaan harga domestik dan harga internasional itu 
justru dimanfaatkan oleh para pejabat Pertamina untuk menyelundupkan minyak 
ke luar negeri, itu sungguh keterlaluan. Di tingkat distribusi, kita juga 
melihat bahwa banyak tokoh yang melindungi atau bahkan terlibat dalam 
pengoplosan minyak tanah dengan solar. Kegeraman dan kejengkelan publik 
adalah sangat beralasan.

Tetapi kegeraman, kejengkelan atau skeptisisme saja memang tidak akan 
memecahkan masalah. Yang diperlukan saat ini adalah tindakan yang tegas, 
menyeluruh dan tanpa pandang-bulu untuk menghukum pelakunya agar benar-benar 
jera. Hanya dengan hukuman yang setimpal dan proses hukum yang konsisten, 
kasus-kasus serupa tidak akan terulang lagi.

Ironisnya, di Indonesia kita sering menyaksikan bahwa justru para penegak 
hukum yang semestinya melindungi aset publik dan melindungi masyarakat 
ternyata justru menjadi pelaku kejahatan itu sendiri. Seorang jaksa yang 
terlibat penjualan narkoba atau polisi yang ikut berperan dalam pembalakan 
liar seperti diungkapkan di atas biasanya hanya sekadar diidentifikasi 
sebagai oknum. Belum ada upaya yang tegas dan sistematis untuk mencegah agar 
para penegak hukum itu benar-benar memerankan fungsinya, tidak justru 
menjadi pagar makan tanaman. Tidak heran bahwa beberapa jajak pendapat di 
media menunjukkan bahwa sebagian rakyat masih belum percaya kepada aparat 
penegak hukum, termasuk para polisi, jaksa dan hakim. Kini, kasus di 
Pertamina menunjukkan bahwa para eksekutif di BUMN yang sudah sangat kaya 
pun ternyata masih mengkhianati kepercayaan rakyat dengan menyelundupkan 
minyak sebagai sumber energi publik yang vital.

Kepercayaan rakyat akan makin terkikis jika pemerintah tidak serius 
menangani kasus-kasus 'pagar makan tanaman' semacam ini. Dalam buku yang 
berjudul Trust: The Social Virtue and the Creation of Prosperity (1995), 
Francis Fukuyama menulis bahwa trust (kepercayaan) publik adalah modal 
sosial yang pokok bagi peningkatan kemakmuran rakyat. Tanpa kepercayaan itu, 
tidak ada satu pun sistem pelayanan publik yang benar-benar menyentuh 
kebutuhan rakyat. Tidak ada negara yang bisa makmur tanpa usaha yang serius 
untuk menangani korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Masyarakat jelas akan 
mendukung tindakan yang tegas dan konsisten terhadap aparat yang korup 
karena itu adalah untuk kebaikan bersama. Kini, terpulang kepada pemerintah. 
Apakah akan bersikap tegas dan konsisten, atau akan kehilangan kepercayaan 
rakyat lebih banyak lagi. (Penulis adalah Dosen Fisipol dan MAP-UGM)-n. 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke