http://www.suarapembaruan.com/News/2007/09/13/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY Pemerintah Hanya Jamin Stok Sembako Bukan Harga [JAKARTA] Pemerintah tidak bisa menjamin harga komoditas bahan pokok selama bulan puasa hingga Idul Fitri bisa stabil atau tidak naik. Pemerintah hanya bisa menjanjikan pasokan stok bahan pokok, khususnya sembako di seluruh lapisan masyarakat aman dan tidak akan terjadi kelangkaan barang. "Berdasarkan pantauan kami stok sembako di pasar tradisional aman. Hanya saja, untuk masalah harga, pemerintah tidak bisa turut campur tangan sepenuhnya. Kenaikan harga pada momen puasa dan Idul Fitri sulit dihindari," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, kepada SP, di Jakarta, Rabu (12/9). Dikatakan, pasar murah dan pemberian subsidi atau bantuan adalah upaya pemerintah mengontrol kenaikan harga. Khusus untuk minyak goreng (migor), pemerintah memberi subsidi sebesar Rp 325 miliar. Rencananya Depdag akan menggunakan sebagian dari nilai subsidi yakni Rp 25 miliar untuk menggelar pasar murah minyak goreng di seluruh Indonesia. Sementara sisa subsidi sebesar Rp 300 miliar, masih dalam proses perencanaan program bantuan lain. "Subsidi pemerintah hanya sebagian kecil dari bantuan untuk mengontrol harga migor. Sebab, yang memegang peranan penting dalam mengontrol harga adalah para pengusaha dan distributor migor. Merekalah yang harus kami gandeng untuk ikut menstabilkan harga," ujar dia. Pasar murah dua minggu sebelum dan sesudah Idul Fitri nanti sepenuhnya tanggung jawab Pemerintah Daerah. Setiap kepala daerah berhak menentukan siapa saja yang bisa memperoleh kupon pembelian migor di pasar murah. Diharapkan, Pemda bisa bekerja sama dengan pengusaha, distributor, dan produsen migor. "Khusus migor, tanggungjawab diberikan ke swasta. Pemerintah hanya memberi bantuan dana, sementara yang mengelola tetap mereka bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah," ujar Mari. Naik 2-8 Persen Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag, Ardiansyah Parman mengatakan, tiga hari menjelang Idul Fitri dipastikan semua harga sembako naik 2-8 persen. Namun masyarakat tidak perlu panik, sebab kenaikan hanya bertahan 2-3 hari. Terbukti tahun lalu hanya tiga komoditas yang naik diatas satu persen, yakni migor, daging sapi, dan cabai merah keriting. Sementara harga komiditas lain seperti gula pasir dan beras justru turun "Meskipun stok barang cukup, harga tetap naik karena permintaan masyarakat meningkat 10-20 persen. Tetapi sesudah Idul Fitri, harga bahan pokok kembali normal," papar dia. Tren kenaikan harga di 2007 dipastikan meningkat 6-10 persen dari 2006. Terdapat tiga komoditas yang melonjak naik yaitu, daging sapi, migor, dan cabai merah. Pada 2006 harga minyak goreng sekitar Rp 5.511/kg meningkat menjadi Rp 9.034/kg, daging sapi sebelumnya Rp 45.951/kg naik menjadi Rp 51.887/kg, dan cabai merah sebelumnya Rp 10.875/kg menjadi Rp 16.383/kg. Ditambahkan, kenaikan harga migor karena sejak awal Januari harga minyak internasional naik. Namun, kemungkinan besar pada awal September harga minyak di Rotterdam turun dari US$ 840 per matrik ton (MT) menjadi US$ 812/MT. Pada Oktober harga minyak terus menurun menjadi US$ 800/MT, dan diperkirakan menjelang November-Desember harga minyak bisa di bawah US$ 800/MT. Sedangkan kenaikan harga pada daging ayam dan telur ayam lebih dipicu pada mahalnya pakan ternak yakni jagung. Saat ini harga jagung sebesar Rp 2.000/kg dari sebelumnya hanya berkisar Rp 1.000 sampai Rp 1.100/kg. Selain itu untuk harga tepung terigu juga diperkirakan naik karena harga gandum di dunia tidak stabil akibat iklim tidak menentu. Namun, pengusaha terigu sudah memastikan kenaikan harga dilakukan secara bertahap. "Kenaikan harga di sejumlah komoditas bahan pokok akan diterapkan perlahan, agar masyarakat tidak kaget," kata Ardiansyah. [EAS/Y-4] -------------------------------------------------------------------------------- Last modified: 13/9/0 [Non-text portions of this message have been removed]