Pengaruh Lingkungan Pada Perilaku Anak

By: agussyafii

Bagi kami untuk anak-anak Amalia yang paling penting adalah membangun 
lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif dalam pola pembelajaran akan 
mendorong anak-anak lebih menghayati nilai-nilai kebaikan. 

Nilai-nilai kebaikan dalam tindakan yang sepele seperti saling berbagi, saling 
menjelaskan untuk teman-temannya akan lebih mudah bagi anak-anak itu 
menciptakan pengaruh lingkungan yang positif.


seperti yang dikatakan oleh Dr. Ramadlan al-Qadzdzafi adalah menempati posisi 
lingkungan. Lingkungan adalah ruang di mana seseorang hidup, baik ruangan 
fisik, mental maupun spiritual. Lingkungan itu sendiri sebenarnya netral, tidak 
mempengaruhi apa-apa jika hanya dilalui sepintas kilas. Ia baru mempengaruhi 
manusia ketika menstimuli manusia secara berulang-ulang, terus menerus dalam 
waktu yang lama. Pengaruh lingkungan terhadap manusia bisa berupa membentuk 
atau mengubah tingkah laku, bisa positif bisa  juga negatif bergantung kepada 
faktor-faktor apa yang relevan dengan kegiatan atau dengan perhatian manusia. 

Manusia adalah makhluk sosial yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial di 
mana ia berada. Seringkali pengaruh lingkungan itu sangat besar sehingga bukan 
hanya mengubah atau meluruskan, tetapi sampai mengalahkan tabiat asal 
seseorang. Hadits Nabi yang berbicara tentang fitrah manusia sejalan dengan 
pandangan tersebut. Sabda Baginda Rasul.
    
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang 
menyebabkan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.

Meskipun demikian, jika seseorang dalam merespons lingkungan itu tetap 
berpegang teguh kepada tuntutan agama dan taat kepada Allah SWT, maka 
orientasinya itu akan mengarahkan tingkah lakunya ke arah kebaikan dirinya, 
baik kebaikan di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya jika dalam merespons 
lingkungan itu ia mengikuti dorongan syahwat dan pikiran rendahnya, maka ia 
akan terbawa kepada tingkah laku yang mncelakakan dirinya, terutama jika 
dilihat dari ukuran orang beragama. 

Jadi lingkungan tertentu mempersubur motif yang sudah ada dalam nafs manusia 
untuk memperoleh pemuasannya. Seseorang yang memiliki motif kepada kebaikan 
akan mudah terangsang untuk melakukan perbuatan baik jika lingkungan di mana ia 
hidup memberikan situasi yang kondusif untuk melakukannya. Jika lingkungan 
tidak kondusif untuk itu, maka motif kepada kebaikan itu mengendur atau 
tertekan. Selanjutnya motif baik yang sudah menguat mudah menggerakkan manusia 
untuk melaksanakan kebaikan. 

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke