Rfeleksi : Transmigrasi adalah tidak lain dari pada pemindahan kemiskinan dari 
satu daerah ke daerah lain dan malah membebankan daerah yang didatangi 
transmigrasi, lihat hutan-hutan dibabat di Riau dan Kalimantan, asap bin kabut 
menjadi ritual tahunan.

http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=9095

2009-07-09
Perlu Paradigma Baru Transmigrasi



[JAKARTA] Paradigma transmigrasi yang ada saat ini, dinilai tidak efektif untuk 
pemerataan jumlah penduduk. Justru kebijakan yang ada rawan konflik sosial. 
Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam B Prasodjo, di Jakarta, Rabu (8/7), 
mengatakan, saat ini paradigma transmigrasi hanya bertujuan memindahkan 
masyarakat dari daerah yang padat penduduk ke kawasan yang kosong.

Kondisi ini, katanya, akan menimbulkan kerawanan sosial karena penduduk yang 
dipindahkan akan membentuk suatu kluster besar yang pada akhirnya akan bersaing 
tidak sehat dengan masyarakat asli. "Sudah banyak contoh kasus konflik sosial 
antara transmigran dan penduduk asli, seperti di Lampung, Kalimantan Barat, dan 
masih banyak tempat lain di Indonesia," katanya.

Menurut dia, salah satu solusi mengatasi persoalan kependudukan adalah dengan 
mendirikan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi sebagai stimulan agar penduduk mau 
berpindah. Pemerintah, kata Imam, harus mempelajari dengan saksama penyebab 
masyarakat berpindah, yakni karena adanya pertumbuhan ekonomi di suatu tempat.

Oleh karena itu, tambahnya, perlu sebuah rekayasa teknis yang menciptakan daya 
tarik masyarakat tidak hanya untuk penduduk Jawa (selaku transmigran), tetapi 
juga untuk masyarakat lokal yang juga tidak jauh dari kemiskinan.

Atas usulan dibentuknya Kementerian Transmigrasi, Imam mengatakan, ide itu 
tidak masalah, tetapi bukanlah yang utama. Yang paling penting dibenahi, 
sambung Imam, adalah paradigma berpikir yang hanya ingin memindahkan saja tanpa 
berpikir luas mengenai masalah sosialnya. "Kalau paradigma berpikirnya masih 
pakai cara lama, ya hanya menciptakan kondisi yang destruktif saja bagi lembaga 
tersebut," tambahnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan 
Transmigrasi (P2MKT) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), 
Djoko Sidik Pramono di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan, pihaknya sudah 
menyiapkan paradigma baru pemecahan masalah transmigrasi. Di antaranya, 
mendukung ketahanan pangan, ketahanan nasional, pemerataan pertumbuhan ekonomi 
dan investasi, serta mendukung kebijakan energi alternatif di kawasan 
transmigrasi.

Transmigrasi juga merupakan bagian dari pelaksanaan program mengatasi 
pengangguran dan kemiskinan secara berkesinambungan. "Kami memiliki sejumlah 
konsepsi soal pemecahan masalah transmigrasi. Ada 11 persoalan bangsa yang 
dipetakan, dan tiap-tiap masalah dibuat upaya pemecahan atau solusi," katanya.

Mengenai sentra-sentra pertumbuhan ekonomi sebagai stimulan agar penduduk mau 
berpindah, Djoko mengatakan, pihaknya telah membangun 43 kota terpadu mandiri 
(KTM) di seluruh Indonesia. KTM ini dibangun tidak hanya sebagai tempat tinggal 
transmigran, tetapi dirancang sebagai magnet pertumbuhan investasi dan 
perekonomian. [E-7] 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke