http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=208786&kat_id=16

     
Rabu, 10 Agustus 2005

Pluralisme Bersyarat Teladan Nabi 
(Bagian Terakhir dari Dua Tulisan) 
Oleh : 


Alwi Shihab
Menko Kesejahteraan Rakyat

Model pluralisme yang bersyaratkan komitmen yang kokoh terhadap agama 
masing-masing telah dicontohkan Rasulullah SAW, baik dalam tuturan maupun 
tindakan. Dalam meneladani beliau, tentu saja kita diharapkan tidak terpaku 
pada formalitas lahiriah, apalagi bila karena itu melupakan esensi ajarannya. 

Agar teladan itu berdampak pada kehidupan keagamaan kita, ada dua hal yang 
perlu digarisbawahi. Pertama, kita harus mampu menyosialisasikan semangat 
ajaran serta keteladanan Nabi. Toleransi dan moderasi yang beliau ajarkan harus 
senantiasa menjadi acuan dan pedoman dalam interaksi. Di antara sekian banyak 
contoh yang ditunjukkan Nabi, adalah kelapangan dada beliau mengizinkan 
delegasi Kristen Najran yang berkunjung ke Madinah untuk berdoa di kediaman 
beliau. Sebagaimana diungkapkan oleh sejarawan Islam Au bin Burhanuddin 
al-Halaby al-Syafi'i dalam bukunya al-Shirah.

Sebaliknya, pada saat-saat kritis perjuangan Nabi di Makkah, Raja Abissynia 
atau Ethiopia, yaitu Raja Najasyi atau Negus --yang beragama Kristen-- 
melindungi umat Islam. Sampai-sampai, ketika wakil masyarakat Arab Jahiliyah 
memintanya untuk mengekstradisi pengikut Nabi ke Makkah, Negus menolak. Negus 
berkata: ''Apakah engkau meminta aku menyerahkan pengikut Muhammad, seorang 
yang telah didatangi malaikat Jibril? Demi Tuhan, ia (Muhammad) benar, dan ia 
akan mengalahkan musuh-musuhnya.''

Saat Nabi Muhammad SAW menjadi penguasa di Madinah, beliau berpesan: ''Siapa 
yang mengganggu umat agama samawi, maka ia telah menggangguku.'' Kedua, kita 
semua sebagai bangsa, harus mampu memahami kepekaan masing-masing menyangkut 
kecintaan serta ikatan batin dengan panutannya. Umat Islam, demikian pula umat 
agama lainnya, seyogyanya tidak terpengaruh oleh sejarah konflik yang pernah 
terjadi di dunia luar.

Penilaian negatif
Menurut Norman Daniel: ''Sekian banyak bentuk penilaian negatif terhadap 
pribadi Nabi Muhammad yang telah dilontarkan dunia Barat pada abad pertengahan, 
masih terdengar gaungnya hingga kini. Nabi yang telah meluncurkan salah satu 
gerakan agama yang membuahkan peradaban paling sukses di muka bumi, dicerca dan 
dihina dengan kata-kata yang tidak pantas.''

Sejarah konflik antarumat beragama di dunia luar, yang telah membuahkan 
kesalahpahaman, rasa curiga, dan bahkan permusuhan, harus dibuang jauh dari 
bumi kita. Kita semua dituntut untuk memperdalam semangat persaudaraan. 
Semangat persaudaraan ini pernah dicontohkan oleh Theodore Abu Qurrah, seorang 
uskup dari Harran, Mesopotamia, yang lahir pada 740 M. Tanpa mengorbankan 
keimanannya, beliau menyatakan Nabi Muhammad SAW telah menempuh jalan para nabi.

Pada abad ini tidak sedikit biografi Nabi tulisan sarjana barat yang memiliki 
kadar objektivitas yang tinggi jika dibandingkan dengan karya-karya generasi 
sebelumnya. Montgomery Watt, misalnya, menulis secara simpatik tentang pribadi 
Nabi dalam bukunya Prophet and Statesman. Tanpa ragu ia berkata: ''Saya 
menganggap Muhammad adalah benar-benar seorang nabi, dan saya berpendapat bahwa 
kita [umat Kristen], harus mengakui hal ini berdasarkan prinsip agama Kristen 
yang menyatakan bahwa 'Dari buahnya engkau akan mengetahui [tidaknya] sesuatu 
usaha.' Ini disebabkan karena sepanjang masa, Islam telah membuahkan banyak 
orang-orang lurus dan suci.''

Demikian pula ungkapan seorang sarjana Jerman, Gunther Luling, yang 
menggambarkan Nabi Muhammad sebagai Engelsprophet (Nabi yang menyerupai 
malaikat). Annie Besant juga mengungkapkan: ''Mustahil bagi siapa pun yang 
mempelajari kehidupan dan karakter Nabi Besar dari Arabia tersebut tidak 
menaruh hormat kepadanya. Dia adalah salah seorang Nabi besar dari Sang 
Pencipta.''

Hal senada dilontarkan pula oleh Nataniel Schmidt, yang berkata: ''Kesucian 
Muhammad tak bisa dipertanyakan lagi. Pengamat kritis yang tidak bermaksud 
menggelapkan fakta, harus mengakui pernyataan-pernyataan beliau sebagai ajaran 
nabi-nabi yang meletakkan prinsip-prinsip mulia untuk kemanusiaan.'' Kenneth 
Cragg, seorang pendeta Kristen Anglikan kontemporer, berkesimpulan bahwa: 
''Penilaian negatif terhadap diri Muhammad adalah salah satu kekeliruan yang 
harus dihindari. Sebagai seorang monotheis sejati yang memiliki misi kenabian, 
Muhammad yang menjalin hubungan dengan Tuhan melalui wahyu dan kitab suci, 
telah berhasil menciptakan masyarakat beriman.''

Pandangan Cragg ini menandai suatu kemajuan positif ke arah sikap apresiatif 
terhadap Nabi Muhammad yang patut direnungkan oleh umat beragama. Kalau saja 
harapan ini dapat terwujud, Insya Allah, akan tercipta suatu model yang unik 
yang mampu menerobos tembok pemisah psikologis yang selama ini menghambat 
kemesraan hubungan antarumat beragama.

Kemesraan hubungan ini secara ideal diilustrasikan dalam Alquran dengan 
penggunaan terma ahl al-kitab, untuk umat Yahudi dan Nasrani. Tersirat dari 
kata ahl hubungan kekeluargaan. Wajar, jika dalam salah satu ayat Alquran 
ditemukan pujian kepada kelompok tertentu umat Kristen yang menjalin hubungan 
baik dengan kaum Muslim.

''Sesungguhnya kamu pasti dapati yang paling dekat persahabatannya dengan 
orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhni kami ini 
orang Nasrani.' Yang demikian itu disebabkan, karena di antara mereka terdapat 
pendeta-pendeta dan rahib-rahib. Juga karena sesungguhnya mereka tidak 
menyombongkan diri.'' (QS al-Maidah [5] :82)

Implementasi pluralisme bersyarat
Pluralisme bersyarat komitmen terhadap kebenaran agama dan keyakinan 
masing-masing, selama ini telah menjadi penanda kehidupan kaum Muslimin di 
Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

Kaum Muslimin di Indonesia menyadari tugas keagamaannya antara lain untuk 
mengupayakan terjadinya perbaikan dan kebaikan antarmanusia (QS 4:114) dan 
menjadi penengah yang adil, saksi, dan patron-patron hidup di tengah-tengah 
umat manusia. Bahkan kita juga dituntut berlaku adil terhadap siapa pun. 
''Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum menjadikanmu tidak berlaku adil.'' 
(QS al-Ma'idah [5]:8) 

Kita patut bersyukur karena selama ini mata dunia tertuju kepada kita dengan 
penuh penghargaan bahwa ajaran Nabi Muhammad terpancar dalam kehidupan bangsa 
Indonesia. Sampai terjadinya berbagai kerusuhan seperti di Ambon dan Poso 
--yang pemicunya cenderung bukan masalah agama-- Islam di Indonesia, menurut 
dunia luar, menunjukkan wajahnya yang menarik dan karakter yang memikat sebagai 
rahmatan lil 'alamin (sebagai rahmat bagi seluruh alam, seluruh umat manusia), 
jauh dari radikalisme dan ekstremitas yang melanda dunia masa kini. 

Fazlur Rahman, cendekiawan Muslim terkemuka, meramalkan bahwa Islam yang sejuk 
dan menarik dan yang menghidupkan kembali nilai luhur toleransi dan moderasi 
Nabi Muhammad, menyingsing dari bumi Indonesia. 

Demikian pula Dr Lawrence Sullivan, yang mengepalai pusat pengkajian 
agama-agama dunia pada universitas ternama dan tertua di Amerika, Harvard, 
secara terbuka menyatakan Indonesia secara kreatif telah mewujudkan pendekatan 
baru dalam menciptakan kehidupan keagamaan yang harmonis, yang tidak dijumpai 
di negara-negara Eropa dan Amerika. Indonesia, tandasnya,''Merupakan contoh 
dalam toleransi keagamaan yang patut ditiru oleh dunia.''

Prof Mahmud Ayoub dari Universitas Temple Philadelphia menyatakan: ''Pengamalan 
agama dalam masyarakat Indonesia dibanding dengan masyarakat Islam lainnya, 
merupakan model yang paling dekat dengan nilai Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad 
SAW.''

Boleh jadi, banyak di antara kita yang tidak menyadari keharuman prestasi 
bangsa kita dalam hal ini. Seperti ungkapan ''Kayu gaharu betapapun harumnya, 
hanya kayu biasa di lingkungannya. Seruling merdu tidak akan menggugah para 
penyuling di sekelilingnya.''

Namun, jika kita menengok dari dunia luar, kita akan tahu dan sadar betapa 
besar nikmat Tuhan yang dilimpahkan kepada bangsa kita selama ini. Dan nikmat 
ini yang harus kita jaga dalam rangka mensyukurinya agar tidak tercoreng karena 
ketidakmampuan kita meneladani Rasulullah SAW.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hf3lbp7/M=364397.6958316.7892810.4764722/D=groups/S=1705076250:TM/Y=YAHOO/EXP=1123667721/A=2915264/R=0/SIG=11t7isiiv/*http://us.rd.yahoo.com/evt=34443/*http://www.yahoo.com/r/hs";>Get
 fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home 
page</a></font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke