MEDIA INDONESIA
Minggu, 10 Juli 2005

Politik dan Kesehatan Rakyat


ADA dua urusan makro yang bisa terbolak-balik dengan hasil yang ekstrem, 
yaitu membahayakan atau menyelamatkan bangsa. Urusan itu ialah politik 
kesehatan dan kesehatan politik.
Politik kesehatan menyangkut kebijakan negara di bidang kesehatan. Inilah 
kebijakan publik yang didasari oleh hak yang paling fundamental, yaitu sehat 
merupakan hak warga negara.

Untuk mewujudkan hak rakyat itu, jelas diperlukan keputusan politik yang 
juga sehat, yang diambil oleh pemerintahan yang juga sehat secara politik. 
Dengan kata lain, politik kesehatan ditentukan oleh sehat tidaknya politik 
negara. Hanya pemerintahan dan DPR yang sakit-sakitan yang senang dan 
membiarkan rakyatnya juga sakit-sakitan.

Karena sehat merupakan hak rakyat, dan negara pun tak ingin rakyatnya 
sakit-sakitan, diambillah keputusan politik yang juga sehat. Yaitu, anggaran 
untuk kesehatan rakyat mendapatkan porsi yang besar, sangat besar, karena 
negara tidak ingin rakyatnya sakit-sakitan.

Anggaran itu sudah pasti merupakan produk politik, karena ditetapkan 
pemerintah bersama DPR. Membebani impor alat-alat kedokteran dengan pajak 
yang sama untuk impor mobil mewah, juga keputusan politik. Membiarkan dokter 
menumpuk dan berebut cuma di kota besar, atau mengatur penyebarannya 
berdasarkan kepentingan nasional, contoh lain buah keputusan politik.

Singkatnya, politik kesehatan atau kebijakan kesehatan memang akhirnya 
ditentukan oleh keputusan politik. Kalau kehidupan politik di suatu negara 
tidak sehat, jangan harap kesehatan rakyat di negara itu akan diurus dengan 
sehat pula.

Politik yang sakit akan membiarkan rakyatnya sakit. Contoh paling nyata 
terjadi dalam hal otonomi daerah. Para dokter dan puskesmas di kabupaten, 
bukan lagi di bawah kewenangan Departemen Kesehatan, melainkan di bawah 
kekuasaan politik bupati. Inilah ego teritorial negara kesatuan dan ego 
kekuasaan lokal, yang menyebabkan terjadinya tarik-tarikan kekuasaan politik 
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat (Departemen 
Kesehatan) tidak berdaya karena otonomi daerah, sebaliknya pemerintah daerah 
menjadi sok tahu dan sok kuasa. Di bidang kuratif, misalnya, adalah fakta 
medis terjadi busung lapar, tetapi fakta ini ditolak, dibantah, 
ditutup-tutupi secara politis oleh bupati.

Menuju Indonesia Sehat 2010 jelas akan menjadi impian atau omong kosong jika 
tidak disertai keputusan politik yang juga sehat. Membiarkan anggaran 
kesehatan hanya 2,6% dari APBN, sudah jelas tidak bisa membuat manusia 
Indonesia mencapai derajat kesehatan maksimal.

Sehat atau sakit bangsa ini gamblang bisa dibaca dari politik kesehatan yang 
ditelurkan oleh kesehatan politik. Kesehatan itulah yang belum tampak pada 
politik anggaran negara, sehingga rakyat sehat atau sakit, terserah kepada 
urusan rakyat orang per orang. 



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke