http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=67188
PEREMPUAN 10 Juni 2009 Prita dan Jurnalisme Progender Di antara lima pilar demokrasi, bisa dikatakan media (pers) paling konsisten menyuarakan keadilan dan kebenaran. Pers menjadi ujung tombak pembongkar praktik kecurangan, kejahatan, serta keculasan atas manusia dan komunitas manusia yang berposisi marjinal PADA zaman Orde Baru, berbagai kasus yang menampakkan wajah kekuasaan yang tidak beradab berhasil diungkap media dengan jurnalisme investigatifnya. Publik pun akhirnya mengerti dan memahami informasi objektif tentang kasus ketidakadilan. Pembunuhan wartawan Bernas, Fuad Muhammad S yafuddin (Udin), berhasil dijadikan opini yang memunculkan empati masyarakat. Kasus Marsinah juga berhasil dinaikkan menjadi kesadaran anti kediktatoran bagi elemen masyarakat sipil. Di era keterbukaan dan demokrasi multipartai, di tengah sikap pragmatisme parlemen dan ketidakpedulian elit (politisi) atas beban penderitaan masyarakat, pers menjadi saluran pelopor dalam mengungkap dan memperjuangkan nilai kebenaran dan keadilan. Hal ini bisa dilihat dari kasus Prita Mulyasari, ibu dua anak balita, yang menjadi korban ketidakadilan hukum dan kekuasaan modal. Prita yang dirugikan oleh pelayanan medis RS Omni International, karena ’’kekhilafan’’ terapi dokter atas penyakit yang dideritanya, justru dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Tangerang. Dalih penetapan tersangka dan penahanan Prita adalah perbuatannya yang menyampaikan ketidakpuasan atas pelayanan RS itu melalui mailing list, sehingga dianggap memenuhi unsur pencemaran nama baik dan melanggar UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kasus ketidakadilan yang dialami Prita tidak akan pernah terungkap ke permukaan dan menjadi polemik publik, apabila media (pers) tidak mengangkatnya sebagai bagian dari agenda setting media. Agenda setting media, baik media elektronik maupun media cetak, baik berskala nasional maupun lokal, menempatkan sosok Prita Mulyasari sebagai ’’korban’’ dari konspirasi institusi penegak hukum dan kekuatan modal besar yang mendewakan standar pencitraan semunya. Ketidakadilan Gender Bagi media, Prita merupakan representasi korban ketidakadilan gender di dunia medis. Dunia medis kini cenderung menjelma menjadi ’’alat ekonomi’’ yang mendatangkan keuntungan berlipat bagi pemilik modal. Bisa dibayangkan, betapa besar beban penderitaan seorang perempuan bernama Prita Mulyasari. Dia yang sakit, dan berobat untuk sembuh, namun penyakitnya tidak bisa disembuhkan meski sudah berobat dengan biaya mahal. Ketika ingin melakukan upaya kritik dan ngudarasa dengan sahabat mailing list-nya, Prita malah dijadikan tersangka dan ditahan. Dia harus dipisahkan dengan kedua buah hatinya yang masih berusia dua dan satu tahun. Artinya, dia kehilangan relasi keibuan yang merupakan cermin sikap keadilan gender. Penahanan Prita menjadi headline sejumlah media massa, termasuk Suara Merdeka dalam beberapa hari kemarin. Ini adalah bukti keberpihakan jurnalisme yang memiliki nilai sensitivitas gender. Media/pers melalui jurnalisme investigasinya mendukung perjuangan seorang perempuan dan ibu untuk menuntut rasa keadilan. Perjuangan Prita akhirnya mendapatkan empati dari kalangan politisi, pemerhati hak asasi perempuan dan hak asasi anak, juga para petinggi republik ini. Ini merupakan bagian dari perjuangan multidimensi yang memiliki perspektif keadilan gender. Perjuangan perempuan untuk bebas dari jerat hukum yang antilogika, agar bisa kembali memerankan diri sebagai pengasuh anaknya. Perjuangan perempuan untuk tetap bisa memiliki hak kritis atas berbagai kasus ketidakadilan. Drama ketidakadilan yang dialami Prita terangkat menjadi empati kolektif masyarakat, karena peran jurnalisme progender. Jurnalisme progender yang selama ini pula aktif menyuarakan beban derita para TKW yang mengalami berbagai kasus kekerasan seksual dan kekerasan dalam profesinya, serta aktif menyuarakan pemenuhan hak asasi kaum perempuan. Jurnalisme progender punya peran signifikan dalam mendorong penguatan wacana keadilan bagi perempuan di berbagai ruang publik. Menjadi penjaga moral dari persepsi dan paradigma masyarakat yang masih didominasi oleh kultur, patriarkhi, feodalisme, bahkan kapitalisasi tubuh, dan martabat perempuan. Ciri Sosial Secara prinsip, jurnalisme progender beberapa memiliki ciri sosial. Pertama, menjadikan dimensi keadilan gender bagi perempuan sebagai mainstream pemberitaan dan proses pewacanaan. Perempuan dan keadilan gender menjadi unit analisa sekaligus sebagai point a view dalam mengkonstruksi sebuah pengungkapan fakta. Kedua, menggunakan pemaparan bahasa yang objektif dan tidak menjadikan ’’tubuh’’ perempuan sebagai objek pembuatan berita (making news) yang sekadar menciptakan sensasi atau menstimulasi dorongan seksualitas pembaca yang mayoritas laki-laki. Ketiga, membantu penguatan posisi multisosial kaum perempuan agar bisa dihargai martabatnya oleh komponen masyarakat yang lain. Perempuan dalam jurnalisme progender mendapatkan perlindungan secara tekstual dari berbagai bentuk stereotipe dan diskriminasi wacana. Keempat, dan terpenting, adalah mendukung gagasan dan konsep praksis pemihakan nasib ketermarjinalan kaum perempuan. (Ari Kristianawati, guru SMA Negeri 1 Sragen-32) ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/