Pengemis, Miskinkah Atau Profesi?

Selalu, menjelang puasa dan hari-hari raya tiba-tiba saja 'gepeng' - 
gelandangan 
pengemis- bermunculan seperti jamur di musim hujan. Terutama di kota-kota besar.

Pada tayangan televisi dilaporkan akal-akalan seseorang untuk menjadi pengemis.
Ia mempersiapkan dirinya dengan sedikit koran bekas, lem kanji, pewarna tekstil 
warna merah darah, minyak goreng, kain pembalut.
Selama 2 jam ia membuat adonan aroma kemiskinan untuk di balurkan ke kaki atau 
juga 
ketangan. Bahkan ada yang pura-pura mendandani diri agar kelihatan cacat.
Abakadabra! Kemudian muncullah ia dengan kaki yang penuh luka, kulit yang 
keropeng
( akibat diolesi campuran koran dan lem yang kemudian mengering).
Setelah itu dengan disengaja dibuat terpincang-pincang, wajah penuh kesedihan 
dan 
penderitaan ia menempati sebuah lokasi strategis, di bawah jembatan layang 
dekat lampu 
lalulintas.

Tak sampai 3 jam ia telah meraup sekitar 250 ribu. Baru ia pulang dan 
bermalas-malasan.
Coba kita hitung bila ia melakukannya selama sebulan dengan rata-rata 100 
ribu/3jam.
Ia mendapatkan Rp. 3.000.000,-. Benar-benar profesi menjanjikan. Menjadi 
pengemis.
Setiap bulan mereka bisa pulang kampung. Bahkan saya pernah mengenali seorang 
pengemis, 
kemudian kepergok di kantor pos menukarkan uang receh yang ia peroleh; malamnya 
belanja 
makanan kecil di sebuah toko swalayan besar yang ada di mal. Alamaak :-)

Di sekitar lingkungan saya ada perkampungan pemulung. Sehari-hari mereka 
mencari 
nafkah dengan memunguti barang-barang bekas yang berasal dari sampah-sampah 
rumahtangga.
Selama Ramadhan, kegiatan mereka agak berkurang. Mereka lebih suka menjadi 
pengemis.
Bulan puasa adalah bulan yg penuh pahala untuk bersedekah, begitu yang mereka 
ketahui.
Sehingga dengan perlengkapan gerobag mereka hanya diam tak bekerja. 
Duduk-duduk, tidur-tiduran
di pinggir-pingir jalan raya menanti datangnya pemberian dari orang-orang yang 
berpuasa.
Mereka lebih suka begitu daripada berpeluh, berpanas-panas mencari barang bekas.

Indonesia dengan banyak penganut Islam. Membayar zakat adalah kewajiban.
61 tahun merdeka, dengan banyak orang Islam yang mampu - ditandai dengan 
banyaknya jamaah haji 
dan umroh. Kemanakah larinya zakat yang tentunya jumlahnya sangat besar?
Bagaimanakah tatacara, kebijaksanaan pengelolaan zakat umat sehingga dari tahun 
ketahun jumlah 
orang miskin, yang pura-pura miskin justru makin bertambah -tambah?
-------------------------------
l.meilany
141006/21ramadhan1427h






[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke