http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=81567 Ahmadinejad Kecam Bush, Warga Iran Acungkan Sepatu Laporan Wartawan Rakyat Merdeka Ratna Susilowati Dari Teheran, Iran Meski George Bush sudah diganti Obama, amarah warga Iran terhadap Amerika masih membara. Itu terlihat dari perayaan 30 tahun revolusi Iran, kemarin. Bagaimana susananya? Berikut laporannya.. Kemarin pagi saya berada di tengah jutaan orang Iran. Mereka datang seperti sedang berdemonstrasi, berjalan kaki dari seluruh pinggiran kota Iran. Ada yang bersama teman-temannya, ada juga yang membawa anak istri. Mereka semua menyusuri jalanan yang kira-kira selebar 10 meter. Kanan kiri jalanan, banyak stand untuk pameran. Mereka bergerak menuju ke satu titik di Monumen Kebebasan. Inilah perayaan 30 tahun Revolisi Iran. Pada 1 Februari 1979, Ayatullah Khomeini kembali dari pengasingannya di Paris, Prancis. Dan, 10 hari kemudian, rezim Shah Reza Pahlevi tumbang. Setiap tahun, era baru ini dirayakan rakyat Iran. Berbeda dengan Indonesia yang tidak merayakan reformasi atau jatuhnya rezim Orde Baru, di Iran, Revolusi yang menjungkalkan rezim Sah Reza, dirayakan besar-besaran. Kemarin, Rakyat Iran menyerbu Monumen Kebebasan. Monumen itu kira-kira gambarannya seperti Monas. Tapi dalam ukuran yang lebih besar, dengan bentuk yang berbeda. Kalau Monas menjulang ke atas, mengecil. Sementara Monumen Kebebasan seperti garpu yang ditancapkan di tanah. Di sekelilingnya ada lapangan yang sangat luas. Kira-kira dua puluh kali lapangan sepak bola. Di situlah jutaan orang Iran berkumpul. Wanita-wanita Iran mengenakan pakaian yang dilapisi cadar (kain pelapis pakaian yang warnanya hitam). Ini bukan pakaian, tapi penutup. Pakaian mereka modis lho. Di dalam cadar, mereka mengenakan pakaian warna-warni dan modern. Tapi, biasanya mereka malu untuk menunjukkan pakaiannya, sehingga selalu cepat-cepat memegang dan menutup kainnya ke dada, jika sedikit tersingkap. Di antara jutaan orang itu, ada juga yang berdemo beneran. Mereka membawa perangkat untuk berdemo, seperti poster, banner dan spanduk. Tidak lupa sepatu yang diacung-acungkan ke udara oleh sekelompok orang. Mereka ingin menunjukkan kebencian kepada Amerika dan Israel. Presiden Bush saat berkunjung ke Irak dilempar sepatu oleh seorang wartawan Iraq. Sejak itu, sepatu menjadi symbol kebencian terhadap Amerika. Selain mengacungk-acungkan sepatu, para lelaki ada yang mencoretkan warna warni di mukanya. Sebagian lain, ada yang membawa poster-poster Imam Khomeini dan dukungan untuk Gaza. Bahkan, sekelompok organisasi ada yang berkumpul dan mengibar-ngibarkan kutukan terhadap Israel dan Amerika. Tapi di antara kerumunan itu tidak sedikit yang sekadar merayakan. Mereka asyik berjalan-jalan bersama keluarga di tengah kerumunan. Apalagi pemerintah menetapkannya sebagai hari libur nasional sehingga semua orang punya waktu untuk datang. Di antara stand di pinggir jalan, yang paling menjadi perhatian adalah stand Satelit Omid, yang belum lama diluncurkan. Satelit inilah kebanggaan rakyat Iran, dan menjadi puncak kebanggaan mereka dalam perayaan Revolusi Iran ke-30. Mereka datang sejak sejak pukul 07.00 pagi, secara bergelombang. Jarak dari penginapan saya kira-kira 3 kilometer. Menggunakan kendaraan, sekitar 10 menit saja. Jalanan yang biasanya ramai, padat dan sering macet oleh kendaraan, kini dipenuhi lautan manusia. Di udara, ada puluhan orang penerjun payung, dan helikopter menderu-deru. Saya menyaksikan semangat orang Iran untuk merayakan kebebasan juga kebanggaannya kepada teknologi dan science yang sangat berkembang di tangan Presiden Ahmadinejad. Apalagi ketika Ahmadinejad berpidato, banyak orang Iran yang terpaku. Mereka terpesona. Ahmadinejad menceritakan kesuksesan program yang dilaksanakannya selama ini, terutama di bidang kedokteran, penelitian, komunikasi dan pendidikan. Penerjemah saya mengutip pidatonya yang disampaikan dalam bahasa Persia. Dulu Iran mengalami kendala komunikasi di daerah. Namun saat ini, bahkan sampai ke desa-desa, telepon dengan mudah bisa menjangkaunya. Juga pendidikan dan pembangunan sekolah sudah dibangun sampai ke wilayah terpencil. Ahmadinejad tampak sangat bersemangat. Dia banyak berbicara tentang keberhasilan program pendidikan dan penelitian. Isi pidato menyajikan data dan angka statistik perbandingan hasil program beberapa tahun sebelumnya dengan saat ini. Presiden yakin , rakyat Iran ke depan akan mengalami perubahan lebih baik. Setiap kali Ahmadinejad menyebutkan programnya yang bagus, rakyat Iran bertepuk tangan dan berteriak-teriak, tanda kebanggaan. Poin yang paling banyak ditunggu adalah sikap terhadap Amerika. Dan rakyat Iran makin histeris berteriak ketika mendengar pernyataan Ahmadinejad yang tetap memegang teguh prinsipnya pada perdamaian, dan menentang berdamai dengan Amerika jika tidak ada penghentian perang di Israel. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Muhammad Rasulullah! Itulah teriakan-teriakan yang bisa saya tangkap. Teriakan lain, lebih banyak dalam bahasa Persia, yang isinya hujatan untuk Amerika dan Israel. Saat hujatan terhadap Amerika, rakyat Iran mengacung-acungkan sepatu. Mereka tetap mengecam Amerika walau Bush sudah diganti Obama. Di akhir pidato, ada berkarung-karung kertas warna warni ditumpahkan dari atas tower monumen kebebasan. Mungkin itu menjadi tanda suka cita dan kemenangan bagi rakyat Iran. Semua orang histeris dan berusaha meraih potongan kertas warna warni itu. Itulah puncak Revolusi di Iran. Semua orang menantikan pidato sang presiden. Pidato yang berapi-api itu disampaikan sekitar satu setengah jam dan diakhiri doa. Tepat pukul 12.00 mereka membubarkan diri dan dialnjutkan shalat berjamaah di lapangan. Mereka menggelar tikar, karpet atau pelapis apa saja untuk melaksanakan shalat dzuhur dan ashar sekaligus. Cuaca kemarin sangat bersahabat. Angin sepoi yang sejuk menerpa kawasan Monumen Kebebasan. Padahal, biasanya minus tiga derajat. Selamat Revolusi Iran! (*)
Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]