Kalau soal perasaan halus yang sering di labelkan pada perempuan seringkali menjadi sesuatu yang salah kaprah...
Nabi yakub adalah contoh laki-laki dengan perasaan halus, beliau sangat kehilangan Nabi Yusuf untuk itu beliau terus-menerus menangis sampai matanya mengalami kebutaan. Nabi Muhammad saw juga termasuk laki-laki yang berperasaan halus, ketika di musuhi istri2nya, beliau justru memedam perasaannya sendiri sampai Umar ra datang untuk ikut menyelesaikan masalah tsb. Seringkali kita lupa bagaimana, Ibu dari Nabi Musa as bisa begitu realistis ketika harus menghanyutkan putranya ke sungai Nil. Juga dgn keputusan Ibu dari Nabi Ibrahim yang bisa melawan perasaan emosionalnya dgn menyimpan putranya di gua. Bagaimana ketegaran siti Hajar dalam menerima keputusan suaminya sehingga terusir ke tanah tak bertuan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ha ha .. menarik juga ... > kalau di barat, mahluk halus/ hantunya kebanyakan laki2 ... ya vampir, > drakula, frankenstein, jason ... bahkan casper si hantu ramah juga > lelaki. > apa itu berarti di barat stereotyp gendernya terbalik sama di timur > > (oh ya di jepang, thailand hantu2-nya juga banyak yang perempuan ... > hasil nonton film2) > > salam, > -- > wikan > http://wikan.multiply.com > > > On 1/29/07, arde wisben <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > > > > > > > seismic_yuni <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Itu pulalah yang mungkin membuat wanita, mungkin nampak, kurang > > mengandalkan akal pikirnya, dan lebih mengandalkan emosi qalbunya. > > *** > > > > Hm, saya rasa tulisan-tulisan seperti ini lebih banyak merusak daripada membangun. Pelecehan terhadap perempuan itu bisa dilihat antara lain; > > 1) diskriminasi > > 2) stereotip, dan > > 3) afirmasi berlebihan > > > > Jelas sekali bagaimana dalam tulisannya, penulis memandang perempuan itu sebagai makhlus yang "halus" yang kurang mengandalkan akalnya. Nyata-nyata tulisan serupa ini telah berkubang dalam stereotip bahwa perempuan ini lemah, halus, gak rasional, dan segala macam sifat jelek lainnya. > > > > Terlebih, sengaja atau tidak, kalimat pembukanya saja sudah mengindektikkan perempuan dengan makhluk halus (baca kuntilanak, genderuwo, mak lampir, dll).. Mengapa semua setan, hantu blau harus dilekatkan pada perempuan? > > > > Meski berbumbu ayat ayat dan kalimat-kalimat manis, tulisan seperti ini tak lebih dari penampakan kegagapan para patriach -yang tidak henti-hentinya berteriak memojokkan perempuan. >