Refleksi : Siapa  saja yang punya andil "kecil" dalam  peperangan semasa DOM  
termasuk kasus-kasus perkosaan wanita di Aceh?

Jawa Pos
[ Jum'at, 19 Juni 2009 ] 


Sudi: SBY Andil Besar Damaikan Aceh 


JAKARTA - Klaim Capres Jusuf Kalla (JK) bahwa dirinya yang membuat keputusan 
soal perdamaian di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) membuat kubu Soesilo Bambang 
Yudhoyono (SBY) meradang. Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi sampai harus 
memberikan keterangan khusus kepada wartawan terkait klaim wakil presiden itu.

Menurut Sudi, sebagai presiden, SBY tentu memiliki andil besar dalam proses 
perdamaian di provinsi berjuluk Negeri Serambi Makkah itu. ''Tidak hanya 
manggut-manggut saja,'' kata Sudi di Kantor Presiden kemarin. Dia lantas 
menjelaskan bahwa proses perdamaian Aceh digagas SBY sejak 2001. Itu semasa SBY 
menjadi Menkopolkam. Kerja keras SBY saat itu terlihat dengan keluarnya inpres 
yang berisi instruksi penyelesaian Aceh secara baik dan bermartabat. ''Saat itu 
dibentuk desk Aceh yang dipimpin sekretaris Menkopolkam, yang kebetulan saat 
itu saya jabat,'' kata Sudi.

Saat itu, menurut Sudi, memang belum berhasil. Sebab, unsur-unsur di 
pemerintahan dan DPR tidak cukup solid dalam penyikapan kasus Aceh. Tidak semua 
mendukung upaya penyelesaian Aceh secara damai dan bermartabat.

Pada waktu terpilih menjadi presiden, lanjut Sudi, SBY sangat 
bersungguh-sungguh berniat menyelesaikan masalah Aceh secara damai dan 
bermartabat. Dan, puncaknya ketika terjadi tsunami, SBY aktif mengimbau untuk 
dilakukan perdamaian. Dan, imbauan itu direspons secara positif oleh kelompok 
GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di dalam dan luar negeri. 

''Akhirnya dibentuklah suatu tim perunding, itu pun keluar dengan keppres, 
siapa saja juru runding itu, apa saja misinya, dan upaya-upaya perundingan itu 
adalah arahan dari presiden,'' kata Sudi. ''Sampai terjadi persetujuan damai 
ada MoU-nya, naskahnya pun dalam kontrol dan kendali Pak SBY. Saat perundingan 
alot, sampai titik koma naskah perjanjian, pr esiden ikut campur di dalamnya,'' 
sambung Sudi.

Apakah SBY terganggu oleh klaim JK tersebut? Sudi justru menjawab bahwa dirinya 
yang merasa terganggu karena ikut menjadi pelaku sejarah. ''Presiden hanya 
tanya ke saya, 'Lho, kok begitu? Mas Sudi kan tahu seperti apa dulu perjuangan 
kita dari 2001 untuk menyelesaikan Aceh secara damai dan bermartabat','' kata 
Sudi menirukan ucapan SBY. 

Meski demikian, kata Sudi, SBY tidak tersinggung. Sebab, SBY memang tidak 
pernah ingin menonjolkan pekerjaan yang dilakukannya. ''Tidak sampai terganggu. 
Sampai sekarang jalan terus dan pemerintah terus mengawal agar hasil yang telah 
dicapai bisa dijaga dan dipertahankan,'' katanya. (tom/agm

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke