Assalamu'alaikum,

Az-Zahrawan artinya sang dwi cemerlang, nama yang disebut oleh Sayyidina 
Rasulullah SAW untuk Surah al-Baqarah dan Ali 'Imran. Disebut "Az-Zahrawan" 
karena keduanya memiliki hubungan yang saling
terkait dan begitu mendalam.

Surah al-Baqarah ini juga disebut oleh Rasulullah SAW sebagai puncak
al-Qur'an.

Surah al-Baqarah (Lembu Betina) adalah Surah terpanjang dan diturunkan di 
Medinah. Nama Surah ini disebut oleh Rasulullah SAW sendiri, dan agaknya nama 
itu berasal dari ayat-ayat 67-71 ketika peristiwa penting dalam kehidupan kaum 
Yahudi dituturkan dengan singkat. Lembu betina dianggap menjadi makhluk yang 
sangat penting dan disakralkan karena sebelumnya mereka terjajah dan menjadi 
budak yang lama dari bangsa Mesir, sehingga kebiasaan dan adat buruk kaum 
penjajah itu mereka tiru dengan membabi buta.

Surah al-Baqarah ditempatkan setelah Surah al-Fatihah karena Surah ini 
mengandung jawaban terhadap semua persoalan penting, yang tiba-tiba dihadapkan 
kepada pembaca, bila sudah mempelajari al-Fatihah ia mulai memasuki kitab yang 
pokok dan sempurna, yang tiada keraguan di
dalamnya dan petunjuk bagi orang bertaqwa, yaitu al-Qur'an.

Meskipun al-Fatihah memiliki hubungan dengan semua Surah lainnya, tetapi ia 
memiliki hubungan khusus dengan al-Baqarah, karena menjadi
pengabulan doa "tunjukilah kami pada jalan yang lurus" (1:6). Sungguh, 
al-Baqarah dengan uraian-uraiannya mengenai tanda-tanda/ayat-ayat Ilahi, 
al-Kitab, hikmah dan jalan untuk mencapai kesucian (2:129) merupakan jawaban 
yang tepat lagi padat terhadap doa agung tersebut.

Surah berikutnya yaitu Ali 'Imran, hal-hal pokoknya membahas ajaran-ajaran dan 
dogma agama Kristen. Surah ini diberi nama Ali 'Imran (Keluarga Imran). 'Imran 
atau 'Amran adalah ayah Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s., leluhur keluarga 
yang menurunkan Siti Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.

Surah ini juga memiliki nama lain seperti az-Zahra (nama yang sama
dengan nama lain Surah al-Baqarah), al-Mu'inah, al-Mujadalah, al-Istighfar, 
ath-Thayyibah dan lain-lain.

Tujuan Surah ini adalah hendak membuktikan kepalsuan itikad-itikad
Kristen, maka tepat sekali Surah ini dimulai dengan isyarat karena
sudah rusak dan merosotnya agama Kristen, maka agama itu tidak dapat
menjadi penghalang kedatangan satu Syari'at yang baru dan lebih baik.
Dan agama Kristen sendiri merupakan bukti yang kuat akan keperluan
datangnya Syari'at baru. Sesuai dengan itu, sifat-sifat Allah - Yang
Maha Hidup, Berdiri Sendiri dan Pemelihara segala sesuatu - telah
dicantumkan di awal Surah ini untuk menolak itikad-itikad pokok agama
Kristen.

Salam,
MAS
http://www.alislam.org


Kirim email ke