Syahwat dan Hawa Nafsu  (Manajemen Syahwat 3)

Orang tertarik kepada lawan jenis dalah wajar dan tidk tercela. Jika 
ia men follow up i dengan pendekatan , melamar dan menikah maka itu 
menjadi keutamaan, menjadi ibadah dan berpahala. Tetapi jika men 
follow up i dengan merayu, menipu dan memperkosanya atau berzina, 
maka syahwat itu sudah berubah menjadi apa yang dalam al Qur'an 
disebut hawa, yang dalam bahasa Indonesia menjadi hawa nafsu.

Demikian juga orang boleh ingin kaya, ingin jadi bupati, anggauta DPR 
atau bahkan ingin jadi presiden, itu semua adalah syahwat politik 
yang wajar, manusiawi, dan tidak tercela. Demikian juga orang yang 
ingin menjadi milyader atau konglomerat, adalah wajar-wajar saja. 
Dorongan syahwat jika diikuti dengan tetap memperhatikan nilai-nilai 
moral, maka ia bernilai positip. Nah jika dorongan syahwat dituruti 
tanpa kendali moral, maka ia berubah menjadi dorongan hawa nafsu yang 
bersifat destruktip. Ingin kaya dengan cara korupsi atau menipu, 
ingin menjadi pejabat dengan cara menyuap, nah itu semua ujungnya 
pasti destruktip.

Watak Hawa nafsu
 Syahwat yang terkendali oleh akal sehat dan hati yang bersih, 
apalagi jika juga didasarkan nurani yang tajam, maka syahwat 
berfungsi sebagai penggerak tingkah laku atau motiv dan menyuburkan 
motivasi kea rah keutamaan hidup. Dalam kondisi demikian syahwat 
seperti energi yang selalu menggerakkan mesin untuk tepap hidup dan 
hangat. Keseimbangan itu menjadikan orang mampu menekan dorongan 
syahwat pada saatnya harus ditekan (seperti rem mobil), dan 
memberinya hak sesuai dengan kadar yang dibutuhkan.

Sedangkan hawa nafsu memiliki tabiat menuntut pemuasan seketika tanpa 
mempedulikan dampak bagi orang lain maupun bagi diri sendiri. Begitu 
kuatnya dorongan hawa nafsu, maka al Qur'an mengibaratkan kedudukan 
hawa nafsu bagi orang yang tidak mampu mengendalikannya seperti tuhan 
yang harus disembah (ittakhodza ilahahu hawahu). Pengabdi hawa nafsu 
akan menuruti apapun perilaku yang harus dikerjakan, betapapun itu 
menjijikkan. Jika orang memanjakan syahwat dapat terjerumus pada 
glamourism dan hedonis, maka orang yang selalu mengikuti dorongan 
hawa nafsunya pasti akan terjerumus pada kriminalitas dan kenistaan.

Wassalam,
agussyafii

==============================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
http://mubarok-institute.blogspot.com dan [EMAIL PROTECTED]
==============================================

Reply via email to