Dengan hormat,
   
  Berikut saya kirimkan Siaran Pers dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sebagai 
tanggapan terhadap tulisan-tulisan tentang acara pembukaan Utan Kayu 
International Literary Biennale 2007 di Teater Studio Taman Ismail Marzuki 
(TIM).
   
  Semoga Siaran Pers ini dapat meluruskan isu-isu miring yang beredar.
   
  Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
   
  Salam,
   
   
  Radityo Djadjoeri
   
  ------------------------------------------------------------ 
   
   
  Siaran Pers
  untuk diberitakan
   
  Tanggapan tentang Pembukaan UKILB 2007
   
  Tanggapan terhadap tulisan-tulisan tentang:
Acara pembukaan Utan Kayu International Literary Biennale 2007,
tgl 23 Agustus 2007 di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki
  
Sehubungan dengan  beredarnya informasi yang tidak tepat di kalangan dunia 
sastra akhir-akhir ini, izinkanlah kami memberikan beberapa keterangan.
  
Informasi tidak tepat ini terkandung di dalam tulisan Saudara Chavchay 
Syaifullah di dalam harian Media Indonesia edisi 26 Agustus 2007 dan pengantar 
editornya pada edisi 2 September 2007—keduanya pada halaman XII—dan di dalam 
tulisan-tulisan Saudara Saut Situmorang dalam mailing-list [EMAIL PROTECTED] 
selama dua minggu yang 
  lalu.
  
Sebagaimana dapat diamati sebagai sesuatu yang biasa, terdapat perbedaan dan 
argumentasi pendapat di antara berbagai komunitas sastra. Tetapi sayangnya 
dalam argumentasi tersebut telah digunakan beberapa informasi yang salah. 
Perdebatan yang didasarkan pada informasi yang salah pada akhirnya dapat 
mencemari dan merugikan dunia kesenian secara keseluruhan, termasuk 
membingungkan masyarkat luas. 
   
  Kami merasa perlu mengimbau masyarakat luas, komunitas sastra dan seniman pada
khususnya, untuk tidak terlibat dalam perdebatan berdasarkan informasi yang 
salah, dan kami anjurkan untuk memeriksa dulu semua informasi yang diperoleh 
kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
  
Kepada saudara-saudara wartawan dan redaksi media massa , kami juga mengimbau 
untuk menerapkan dengan sungguh-sungguh salah satu prinsip utama jurnalisme, 
ialah melakukan konfirmasi informasi kepada semua pihak yang bersangkutan, dan 
meliput pandangan semua pihak tersebut.
  
Berikut ini adalah informasi yang sudah kami periksa ketepatannya menyangkut 
beberapa hal yang telah beredar sampai hari ini. Semua ini disampaikan dengan 
penuh rasa tanggung jawab dan semuanya dapat dengan mudah diperiksa 
kebenarannya.
  
Apakah benar ada yang mabuk sesudah acara pembukaan Utan Kayu International 
Literary Biennale 2007, tgl 23 Agustus 2007 di Teater Studio, Taman Ismail 
Marzuki?
   
  Tidak benar. Bir disediakan secara sangat terbatas pada malam pembukaan.  
Lagipula gerai bir sudah ditutup lebih dari satu jam sebelum acara selesai. 
Jadi ketika acara selesai tidak ada lagi bir yang dapat diminum.  Jadi tidak 
mungkin ada yang mabuk. 
   
  Berita bahwa ada yang mabuk telah ditulis secara tidak bertanggung jawab oleh 
wartawan Chavcay di harian Media Indonesia. Sangat disayangkan bahwa sebuah 
media massa , yang seharusnya melaporkan fakta, telah mencetak informasi yang 
salah, tidak ada dalam 
  kenyataan.

  Kami percaya ini bukan kebijakan resmi Media Indonesia, dan karena itu kami 
mengimbaunya agar mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk perbaikan 
internalnya.
   
  Apakah benar ada tamu yang diusir dan menangis pada malam itu?
   
  Tidak ada kebijakan untuk mengusir orang. Yang benar adalah insiden karena 
inisiatif berlebihan dari petugas keamanan. Sdr. Geger Prahara, yang 
diberitakan "diusir" dan "menangis" di TIM oleh wartawan Chavcay di harian 
Media Indonesia, sedang mengisi 
  buku tamu ketika didekati oleh seorang petugas satpam yang berkata, "Maaf, 
ini acara khusus…" Ini ditafsirkan sebagai mengusir. Nur Zen Hae, ketua komite 
sastra yang berada di dekat tempat itu kemudian mendekati dan menegaskan bahwa 
ini acara terbuka, dan Sdr. Geger Prahara dipersilakan masuk dan makan malam. 
Tetapi karena terlanjur tersinggung, dia memutuskan keluar. Di jalan dia 
bertemu dengan wartawan Chavcay dan mengatakan bahwa dia "diusir". Wartawan 
inilah yang kemudian melaporkan bahwa dia "diusir" dan "menangis".
   
  Sdr. Geger Prahara telah membantah bahwa ia menangis. Berita  tersebut 
sepenuhnya karangan Saudara Chavcay, yang juga sama sekali tidak memeriksa 
kepada panitia biennale tentang kejadian sebenarnya yang disebut "mengusir" itu.
   
  Mengapa DKJ mendukung Utan Kayu International Literary Biennale  2007?
   
  Sastra, sastrawan, seni dan seniman terang memerlukan ruang dan giliran untuk 
tampil secara ajek berulang, baik untuk bertemu khalayak maupun untuk sekadar 
bertukar sapa di antara sesama, atau bahkan untuk bersaing secara senang dan 
tenang. Karena itu suatu biennale, atau bentuk-bentuk lain seperti festival 
yang berkelanjutan jelas, tegas diperlukan. 
   
  Dewan Kesenian Jakarta berkewajiban mendukung kehadiran lembaga dan peristiwa 
demikian. Sebagai sebuah dewan kesenian dari sebuah ibukota negara, DKJ juga 
berkepentingan mendorong peristiwa yang bercakupan internasional di ibukota 
Jakarta ini. Karena itu  kami menyambut baik ajakan kerjasama dari Yayasan Utan 
Kayu untuk 
  menggarap Biennale ini. Ini sesuai dengan kebijakan DKJ untuk bekerjasama  
dengan sebanyak mungkin organisasi di luar dirinya sendiri, sehingga  kesenian 
dapat tumbuh dan menyebar kokoh dengan akar rhizoma. 
   
  Kami mendukung kegiatan yang meningkatkan pertukaran budaya dan seni  
seluas-luasnya, melintas batas dan aliran. Lebih dari itu, kami senang bekerja  
dengan organisasi mana pun yang proaktif dan memiliki visi yang sama  dengan 
kami dalam menyiapkan peristiwa dan kelembagaan kesenian yang berkelanjutan. 
(Kutipan dari sambutan Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta pada 
pembukaan Utan Kayu International Literary Biennale 2007 pada tanggal 23 
Agustus 2007).
   
  Dana dari DKJ untuk kegiatan tersebut hanya digunakan untuk membiayai peserta 
dari Indonesia , untuk perjalanan dari dan ke Jakarta, dan untuk biaya 
akomodasi selama di Jakarta.
   
  Apakah DKJ sengaja tidak mendukung acara Ulang Tahun Sutarji  Calzoum Bachri 
bulan Juli 2007 karena "tidak menyukainya"?
   
  Tidak benar. DKJ tidak memiliki kesempatan menilai apakah acara itu layak 
atau tidak untuk didukung, karena sama sekali tidak pernah dihubungi atau 
diberitahu dan tidak pernah menerima proposal atau permintaan dukungandari 
panitia penyelenggaranya.
   
  DKJ tidak memiliki sikap menyukai atau tidak menyukai berbagai bentuk dan 
tokoh kesenian. DKJ memilih mendukung kegiatan tertentu berdasarkan 
kesesuaiannya dengan visi dan program yang dirumuskan setiap tahun.
   
  Untuk setiap tahun berikutnya, program disusun dalam bulan Juli-Agustus. 
Khusus untuk tahun 2009, program akan disusun dalam bulan Maret-Juli 2008. 
Saran dan usulan pada bulan-bulan ini akan diterima dengan senang hati, 
meskipun tentu saja harus disadari 
  bahwa tidak semua usulan akan serta merta mewujud menjadi program.
   
  Mengapa DKJ menolak memberi bantuan pada permintaan-permintaan mendadak 
antara bulan Januari-Juli 2007, termasuk misalnya permintan dari Sdr. Sihar 
Simatupang pada bulan April 2007?
   
  Pada masa Januari-Juli 2007 DKJ sama sekali tidak punya dana, tersebab 
terlambatnya pencairan dana dari Pemprov DKI. Pada masa itu para anggota DKJ 
tidak menerima honor apapun. Hanya 17 karyawan DKJ yang tetap menerima gaji. 
Para anggota Pengurus Harian bahkan harus meminjamkan (tanpa bunga) uang 
pribadinya untuk membayar gaji 17 
  karyawan.
   
  Pada dasarnya DKJ tidak dapat menggunakan dana dari Pemprov DKI sebagai 
pemberian bantuan mendadak, terutama dengan berlakunya Permendagri 13/2006. 
Penggunaan dana Pemprov DKI didasarkan pada rencana anggaran/kegiatan /program 
berdasarkan siklus 3 bulanan (kuartal). Karena itu secara umum DKJ tidak 
memiliki kebijakan memberikan bantuan insidental yang dimintakan mendadak 
kepada seniman.
   
  Sebagai gantinya, kami sedang melembagakan dukungan produksi kepada 
(kelompok) seniman yang berprakarsa (selain yang bersifat terprogram oleh DKJ 
sendiri) menjadi terjadwal dan berkompetisi, melalui program "rangsangan 
penciptaan" yang didasarkan pada pengajuan proposal.
  
(informasi selengkapnya lihat di: www.dkj.or.id).
   
  Apakah benar Komite Sastra DKJ, memiliki hubungan berlebihan dan khusus 
dengan Komunitas Utan Kayu melalui anggota-anggotanya?
   
  Tidak benar. Komite Sastra terdiri dari Sdr. Nur Zen Hae (ketua), Nukila Amal 
 dan Ayu Utami, yang sebagai anggota juga merangkap sebagai sekretaris komite 
secara bergantian.
Sdr. Ayu Utami memang pernah menjadi anggota pengurus Komunitas  Utan Kayu. 
Tetapi ketika dicalonkan sebagai anggota DKJ dia sudah keluar dari KUK, dan 
memang itu menjadi syaratnya.
   
  Melalui karya-karyanya, ketiga anggota Komite Sastra tersebut jelas sekali 
memiliki watak, pemikiran, gaya, dan bahan-bahan  perhatiannya masing-masing 
yang sangat berbeda satu sama lainnya. Kebijakan umum DKJ, dan 
program-programnya ditetapkan melalui pembahasan bertingkat mulai dari rapat 
komite sampai akhirnya disetujui oleh rapat pleno DKJ. Program DKJ di bidang 
sastra juga jelas sama sekali tidak didominasi oleh komunitas atau aliran mana 
pun. (lihat program DKJ di www.dkj.or.id). DKJ berupaya memperhatikan sebanyak 
mungkin  komunitas dan aliran, meskipun tetap ada keterbatasan karena 
sedikitnya  sumber daya.
   
  Sejauh pengetahuan kami, semua calon anggota DKJ yang sekarang telah dipilih 
melalui usulan terbuka yang diundang melalui media massa . Sebuah tim seleksi 
yang dipimpin oleh Sdr. Putu Wijaya kemudian memilih 30 calon yang memenuhi 
syarat dan mengajukannya kepada  Akademi Jakarta . Tiap-tiap orang dari 30 
calon itu kemudian diwawancarai secara individual oleh rapat pleno Akademi 
Jakarta, yang kemudian
memilih 25 anggota DKJ. Dua anggota lain dipilih oleh Gubernur Provinsi DKI, 
yaitu ex-officio Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, dan Saudara Syaiful 
Amri.
   
  Demikianlah kami berharap dengan penjelasan ini kita dapat melihat keadaan 
dengan lebih terang dan tenang. Kami berharap informasi di atas dapat 
dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan niat baik.
   
  ----------------------------------------------

  Sekilas tentang Dewan Kesenian Jakarta
  
Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) adalah salah satu lembaga yang dibentuk oleh 
masyarakat seniman dan dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta,  Ali Sadikin, pada 
17 Juni 1969. Tugas dan fungsi DKJ adalah sebagai mitra kerja Gubernur Kepala 
Daerah Propinsi DKI Jakarta 
  untuk merumuskan kebijakan guna mendukung kegiatan dan pengembangan kehidupan 
kesenian di wilayah Propinsi DKI Jakarta. 
   
  Pada awalnya, anggota pengurus Dewan Kesenian Jakarta diangkat oleh Akademi 
  Jakarta, yaitu para budayawan dan cendikiawan dari seluruh Indonesia . Kini 
dengan berjalannya waktu, pemilihan anggota DKJ dilakukan secara terbuka, 
melalui pembentukan tim pemilihan yang terdiri dari  beberapa ahli dan pengamat 
seni, selain anggota Akademi Jakarta sendiri. Nama-nama calon diajukan dari 
berbagai kalangan masyarakat maupun
kelompok seni. Masa kepengurusan DKJ adalah 3 tahun. Kebijakan pengembangan 
kesenian tercermin dalam bentuk program  tahunan yang diajukan dengan 
menitikberatkan pada skala prioritas masing-masing komite. Anggota DKJ 
berjumlah 25 orang, terdiri dari
para seniman, budayawan, dan pemikir seni, yang terbagi dalam 6 komite: Komite 
Film, Komite Musik, Komite Sastra, Komite Seni Rupa, Komite Tari dan Komite 
Teater.
   
  ********
  
Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
  Kiki Soewarso
Bagian Hubungan Masyarakat
Dewan Kesenian Jakarta
Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya 73
Jakarta 10330
Tel. 021-31937639, 021-3162780,
Fax. 021-31924616
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Website: http://www.dkj.or.id 
   
  Link:
  http://www.dkj.or.id/?opt=content&cidsub=78


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

       
---------------------------------
 Check out  the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke