Iya, mbak.. kena sindrom schizophrenic, hehehe. Aku nyebutnya the
schizophrenic religious people. Kalau iseng nyari di kamus (yg ada di
komputerku ya :P) artinya szhizophrenic adalah:

PSYCHIATRY psychiatric disorder affecting the coherence of the
personality: a severe psychiatric disorder with symptoms of emotional
instability, detachment from reality, often with delusions and
hallucinations, and withdrawal into the self.

Gak berpijak pada realitas, tapi sebaliknya, terjebak pada delusi,
halusinasi, apalah itu yg belakangnya pake -si, -si, yg intinya pada
khayalannya sendiri dng menegasikan kenyataan. Karena tidak berpijak
pada realitas, makanya, khayalan atau ide atau gagasannya pun tidak
membumi dan terjebak dalam polarisasi. Kalau gak ini ya itu. Soal
identitas juga demikian, cuma ada kata kami dan bukan kami :P. Ini yg
menjelaskan kenapa diskusi yg kemarin soal perempuan pekerja seks
komersial selalu mentok di persoalan baik-buruk, nista-tidak nista,
dll, tanpa mau melihat dan berpijak pada realitas. 

Gak heran juga, sikap ini terefleksikan di solusi yg mereka tawarkan,
dalam bentuk perda misalnya. Sering tidak berpijak pada realitas. Tapi
yg lebih berbahaya lagi adalah, jika kita, termasuk feminis...bisa aja
:), tanpa sadar terjebak dalam polarisasi yg mereka bikin.

hehehe.. usil numpang lewat aja :-)


=H




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yth. Bpk/Ibu kru chil,
> 
> Jadi perempuan itu menurut Anda benda "mati" ya?? kok disamakan ama 
> permata???? :( Astagfirullah.....
> 
> Dan kenyataannya, pada akhirnya apa yang Anda jabarkan tidak 
> menjawab persoalan ibu yang single parents, yang menghidupi anak-
> anaknya secara mandiri, belum lagi pada perempuan lajang yang juga 
> harus hidup mandiri. Kok malah menyetujui bila hak-hak para 
> perempuan tersebut tidak diberikan secara adil. Contoh kasus: Ada 
> satu keluarga, Bapak yg sudah tua dengan 2 anaknya (1 laki-laki dan 
> 3 perempuan). Ketika si bapak meninggal, maka warisnya dibagi dengan 
> pembagian yang tidak sama, padahal, jelas2 3 anak perempuan itu 1 
> single mother dengan 3 anak juga, dan dua lainnya usianya sudah 
> matang dan tidak menikah juga yang notabene juga menghidupi diri 
> sendiri. Semntara si saudara laki-laki juga sibuk menghidupi 
> keluarga dan 5 anak kandungnya plus 1 istri yang tidak bekerja.
> 
> Jadi terlihat kan, pembagian waris tersebut sangat tidak melindungi 
> kaum perempuan.
> 
> 
> 
> Terlihat juga dari uraian Anda, perempuan yang tidak bersuami, baik 
> itu janda /lajang, ya  tidak akan pernah berpahala dengan nilai 
> jihad Fisabilillah....:(
> 
> 
> Saya sih Haqul yakin Allah SWT sangat adil, namun interpretasi kita 
> sebagai manusia terhadap Al-quran dan Hadist lah yang justru 
> menyebabkan perempuan Islam menjadi terpuruk....
> 
> 
> 
> Wassalam
> 
> 
> Lestari
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kru chil <kruchil_qu@> 
> wrote:
> >
> > 
> > Kaum feminis bilang, susah menjadi wanita ISLAM. Lihat saja 
> peraturan dibawah ini :
> > 
> > 1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
> > 2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar 
> rumah tetapi tidak sebaliknya.
> > 3. Wanita saksinya kurang dibanding lelaki.
> > 4. Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki.
> > 5. Wanita harus menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan 
> anak.
> > 6. Wanita wajib taat kepada suaminya tetapi suami tak perlu taat 
> pada isterinya.
> > 7. Talak ada di tangan suami dan bukan isteri.
> > 8. Wanita kurang banyak beribadah karena masalah haid dan nifas 
> yang tidak dialami lelaki.
> > 
> > Makanya mereka tidak lelah-lelahnya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN 
> WANITA ISLAM"!
> > 
> > Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)...??
> > 
> > Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan 
> di tempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak 
> akan dibiarkan terserak, bukan?
> > 
> > Itulah bandingannya dengan seorang wanita. Wanita perlu taat 
> kepada suami tetapi lelaki pun wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih 
> utama dari bapaknya.
> > 
> > Bukankah ibu adalah seorang wanita?
> > 
> > Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki tetapi 
> harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada 
> suaminya. Manakala lelaki menerima pusaka atau warisan, ia akan 
> menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anaknya.
> > 
> > Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi 
> setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat, dan seluruh 
> makhluk ALLAH di mukabumi ini, dan matinya jika karena melahirkan 
> adalah syahid.
> > 
> > Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan 4 
> wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya, dan saudara 
> perempuannya.
> > 
> > Seorang wanita pula, tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 
> orang lelaki ini: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara, 
> lelakinya.
> > 
> > Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu manapun 
> yang disukainya cukup dengan 4 syarat saja : shalat 5 waktu, puasa 
> di bulan Ramadhan, taat pada suaminya dan menjaga kehormatannya.
> > 
> > Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita 
> jika taat pada suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada 
> ALLAH, ia akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi 
> berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
> > 
> > MasyaALLAH... demikian sayangnya ALLAH pada wanita, kan?
> > 
> > Bagaimana......? Masih merasa tidak adil?
> > Berbahagialah menjadi seorang muslimah!!!
> > 
> >  
> > Courtesy of myquran.com
> > 
> > 
> > Ima 
> > http://www.PernikMu slim.com ---> One Stop e-Muslim Shop
> > www.DheZign. com ---> Comprehensive Website and Graphic Solution
> > at
> > Your Fingertips
> > 0856-336-4677
> > Semolowaru Elok J-3 Surabaya 60119
> > 
> > 
> > 
> >
>


Kirim email ke