TNI AL Dapat Tambahan Dua Kapal
Selam

 

Senin, 10 Agustus 2009 | 20:36 WIB




JAKARTA, KOMPAS.com — Armada angkatan perang Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Laut dipastikan mendapat tambahan peralatan utama
sistem persenjataan (alutsista) kapal selam sebanyak dua unit, yang proses
pengadaannya sampai saat ini terus berjalan. Pengadaan dua unit kapal selam itu
dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dollar Amerika Serikat,
yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009.

Menurut Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno,
seusai hadir dan memberi sambutan dalam peluncuran buku 50 Tahun Pengabdian
Hiu Kencana 1959-2009, Senin (10/8). Turut hadir pula Menteri Pertahanan
Juwono Sudarsono. "Kami sudah tentukan spesifikasi teknisnya, serta kemampuan
dan efek penggentar yang lebih dari yang dimiliki negara tetangga. Kalau enggak
bisa begitu, ya jangan beli. Mendingan uangnya buat beli beras saja lah. Namun,
kami yakin pemerintah mengerti pentingnya membeli senjata yang berefek gentar
tinggi," ujar Tedjo.

Dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produk
mereka, seperti Jerman, Perancis, Korea Selatan, dan Rusia, tambah Tedjo,
pihaknya mengaku telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan yaitu
Korea Selatan dan Rusia. Nantinya dari dua pilihan itu akan diuji kembali mana
spesifikasi kapal selam yang sesuai dengan kebutuhan TNI AL.

KSAL mengharapkan proses pengadaan bisa segera dituntaskan sehingga
diperkirakan awal tahun 2012 keberadaan dua kapal selam yang dipesan tadi sudah
bisa memperkuat armada perang RI. "Jadi tidak akan ada lagi yang berani
macam-macam seperti di perairan Ambalat atau di tempat lain. Kami juga berharap
paling telat bulan depan proses kontrak pengadaannya sudah bisa dituntaskan.
Pengadaan itu tentunya mensyaratkan adanya transfer teknologi buat kita,"
ujar Tedjo.

Dalam kesempatan sama, Juwono Sudarsono mengatakan, dirinya akan coba
mengupayakan pengadaan kapal selam tersebut di tengah keterbatasan alokasi
anggaran pertahanan yang ada. Dengan begitu dia berharap paling tidak akhir
2011 realisasinya bisa dilakukan. "Seperti saya katakan, sekarang ini kita
masih harus menimbang-nimbang antara kebutuhan kesra, ekonomi, dengan polhukam.
Saya mesti 'bertarung' melawan Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, supaya antara
kebutuhan prasarana dan senjata bisa juga dipertimbangkan," ujar Juwono.

Saat ini, tambah Menhan, prioritas pemerintah masih untuk memerangi
kemiskinan, terutama dalam bentuk membangun sarana dan prasarana untuk
meningkatkan perekonomian.



 

 




 
  
  PENAMBAHAN KAPAL SELAM TNI-AL TIDAK PACU LOMBA
  PERSENJATAAN REGIONAL
  
 




 




 
  
  
  Jakarta, - Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Slamet Soebijanto,
  menegaskan, penambahan unsur persenjataan di jajarannya hingga 2009 nanti
  tidak akan mengakibatkan perlombaan persenjataan di lingkup regional hingga
  di Pasifik. 

  

  "Saya kira kok tidak ya. Kita wajib menghadirkan kekuatan di perairan
  kita untuk mendukung negara kita. Tidak usahlah kita terlalu mempertimbangkan
  keberatan negara-negara lain, toh ini negara kita sendiri, rumah kita
  sendiri," katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis. 

  

  TNI-AL, dalam waktu kurang dari empat tahun mendatang akan menambah
  persenjataan dan armadanya ketimbang yang dimiliki saat ini setelah
  pemerintah dan DPR merestui penambahan anggaran sebanyak 1,97 miliar dolar AS
  untuk keperluan itu. 

  

  Di antara persenjataan strategis yang sedang dalam proses pembelian adalah
  enam kapal selam dari Rusia, yang terdiri dari dua kapal selam kelas Kilo dan
  sisanya kelas Amur. Selain kapal-kapal selam itu, dari Rusia juga akan dibeli
  kapal korvet dan destroyer yang akan digelar pada perairan luar dan dalam
  negara ini. 

  

  "Dulu, kita pernah memiliki 12 kapal selam. Minimal nanti bisa seperti
  itulah, sekarang cukup delapan dulu saja. Malahan, Malaysia dan Singapura
  sudah terlebih dulu memiliki kapal selam dalam jumlah lebih besar ketimbang
  luas wilayah yang harus dijaga mereka," katanya. 

  

  Untuk itulah, katanya, TNI-AL saat ini sedang bernegosiasi secara ketat
  dengan pihak Rusia agar bisa mendapatkan kapal-kapal perang dan sistem
  persenjataan yang bagus dengan harga memadai. 

  

  Tentang penjatuhan pilihan kepada Rusia, dia menyatakan, hal itu berdasarkan
  sejumlah pertimbangan mendalam, di antaranya penguasaan teknologi militer
  negara itu, prosedur pembelian, harga jual, jaminan perawatan, hingga pada
  kemampuan persenjataan yang telah teruji di berbagai palagan. 

  

  "Pihak barat, hingga saat ini masih sangat berhitung dengan Rusia.
  Apalagi terhadap kapal-kapal selamnya di mana Rusia pernah menjadi operator
  kapal selam terbanyak dan terbesar di Indonesia," katanya. Saat ini
  Indonesia hanya memiliki dua kapal selam dari kelas U-209 buatan Jerman,
  yaitu KRI Cakra dan KRI Nanggala, yang keduanya bermesin turbo diesel. 

  

  Pada dasawarsa `60-an, Rusia pernah berbaik hati memberikan kemudahan kepada
  Indonesia hingga memiliki belasan kapal selam sekelas Wiskey di jajaran
  arsenal laut Barat. Salah satu tinggalannya adalah KRI Pasupati yang kini
  dijadikan monumen darat di Surabaya. 

  

  Pada saat itu, jajaran kapal selam TNI-AL itu bahkan "dipinjamkan"
  Soekarno kepada Pakistan agar India tidak berani macam-macam terhadap negara
  satu rumpunnya itu. Kapal-kapal selam itu, atas permintaan Pakistan, disebar
  di perairan sekitar Karachi hingga perbatasan di perairan India, di sekitar
  Cochin. 

  

  Amerika Serikat, hingga saat ini memiliki kapal selam terbesarnya dari kelas
  Dallas yang mampu meluncurkan 24 peluru kendali nuklir antar benua. Sedangkan
  Rusia, memiliki kapal selam nuklir terbesar di dunia yang dibangun di
  galangan kapalnya di Vladivostok. 

  

  Kapal selam kelas Typhoon itu merupakan kapal selam pertama di dunia yang
  memakai teknologi "caterpillar" yang bisa mereduksi semaksimal
  mungkin osilasi suara dan getaran di dalam air sehingga cukup mustahil
  dilacak oleh kapal selam lawan atau kapal di atas permukaannya.

  

  

  Sumber : Antara
  
 




 

 

Baca juga:

http://www.dephan.go.id/modules.php?name=Sections&op=viewarticle&artid=66

 

tentang spesifikasi kapal selam kilo yg rencananya dibeli
RI, klik: 

http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_selam_kelas_Kilo

 

tentang spesifikasi kapal selam tipe amur yg mau dibeli RI,
klik:

http://74.125.153.132/search?q=cache:ocT9ztVmnYcJ:alutsista.blogspot.com/2007/07/kapal-selam-kelas-amur-1650950.html+kapal+selam+kelas+Amur&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

 

 




      Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke