Kenapa harus takut kalau benar ..:) Begini mas Bejo, saat kita menilai seseorang apalagi kalau kita sampai menilai kadar keagamaan seseorang itu akan lebih baik jika kita tahu persis apa yang dipikirkan atau pendapatnya, bisa dari buku2nya, bisa juga dengan bicara langsung.
Hidayatullah itu apa? koran atau majalah? yang tertulis disana itu tulisannya pak Dawam? Bukan kan? itu tulisan seseorang, wartawan? Jika itu tulisan seseorang tentang pak Dawam, bisa saja salah - salah mengartikan atau salah menulis, misalnya begini A mengatakan begini, "saya membenci muslim yang tidak menerapkan aturan agama dalam kehidupannya" - jika ada seorang wartawan mengutip kata2 A ini tidak secara penuh, misalnya hanya mengutip 3 kata pertama, "saya membenci muslim" ... tuh lihat! beda banget kan? Segalanya tergantung kepada wartawannya itu, kalau wartawannya gak suka ke pak Dawam ini, bisa saja terjadi pelitiran dengan me-motong2 kalimat dari uraian yang sebenarnya. Dalam konteks apa pula ucapan seseorang keluar, ini juga bisa mempengaruhi isi/ esensi dari suatu ucapan. Jika kita ingin menilai atau membenci seseorang, cobalah untuk memahami pola pikirnya, tidak adil menilai seseorang hanya dari katanya orang - iya kan? kalau kita hanya berlandaskan tulisan seorang wartawan, itu artinya "katanya orang Dawam ini begini begitu". Coba usahakan anda diskusi langsung dengan pak Dawam jika ingin menilai kadar keagamaannya atau mau menilai baik buruknya, minimal baca deh satu bukunya. Saya lihat di tulisan mas Chodjim di bawah ini satu saran untuk kita supaya bertanggung jawab dengan penilaian kita terhadap orang lain - kita bla bla seseorang begini begitu itu tahu persis nggak, bener2 keluar dari mulut orang itu atau dari hasil pemikirannya? jika dari orang lain itu belum tentu bener, jadi kita sudah menganggap orang jelek sambil kita tidak tahu persis apalagi menolak untuk mengetahui kebenarannya dengan cara membaca bukunya atau ketemu langsung, ini kan prinsip tabayyun - check & recheck, pastikan kebenarannya bukan hanya kata orang, kata wartawan (maaf untuk wartawan, wartawan juga manusia kan, bisa salah selain bisa juga benar). Saya rasa disini masalah cak Nur, pak Dawam, dll bukan soal puja-memuja, yang dipuja itu hanya Allah! Teman2 disini yang saya lihat justru berusaha mendudukkan masalahnya, jangan menghakimi dulu si ini begini si itu begitu hanya dari "kata orang", cobalah untuk belajar memperlakukan secara adil, baca bukunya atau ketemu orangnya, setelah paham barulah ngomentari - bukan menghakimi lho, memangnya kita semua ini Tuhan yang tahu keagamaan orang lain? Nah ... mas Chodjim menggunakan kata "Mohon.. Mas Bedjo tidak menjawab pertanyaan saya ini bila tidak bisa menunjukkan paragraf dalam tulisan atau buku Cak Nur, Dawam, Farid Mas'udi dll.. Ini untuk menghindarkan kita dari fitnah." - lihat! mas Chodjim cukup santun dengan kata mohon-nya itu, bukan memerintah kan? disitu juga terlihat jelas bahwa prinsip tabayyun itu berusaha ditegakkan, jangan sembarangan menghakimi sebelum jelas permasalahannya supaya kita tidak terjebak dalam fitnah. Tapiiii ... kalau memang tidak mau baca buku atau ketemu pak Dawam-nya dan memilih hanya percaya wartawan Hidayatullah, ya gak pa-pa, teman2 disini sudah cukup memberi tahu, dan tidak perlu takut kalau membaca buku seseorang atau ketemu langsung seseorang sepanjang kita selalu berprasangka baik, kita semua dikasih akal dan hati untuk menyaring yang kita baca, justru kalau kita merasa masih bodoh, bacalah banyak buku untuk nambah wawasan kita. salam Aisha ---------- From: "Bejo Paijo" <[EMAIL PROTECTED]> > Terus terang saya jadi takut untuk bertanya lagi, karena sudah diwanti-wanti nggak boleh njawab sebelum bisa menunjukkan satu paragraf saja dari tulisan atau buku. Untuk tulisan, saya kira yang dimuat di Hidayatullah dah cukup. Untuk buku, saya terus terang tidak punya satupun bukunya Nur Cholish (Almarhum), Dawam dan Farid. Saya masih terus terang lagi nih, saya nggak butuh tulisan mereka. Mungkin salah satunya karena saya ngerasa ilmu saya masih rendah, jadi takut kebawa atau malah nyalahin semua tulisan mereka. Sekali lagi saya mohon maaf, bukan mengecilkan arti mereka dan menyinggung pemuja mereka. > Saya cuma mau klarifikasi soal penyamaan agama. Dawam bilang keluar dari Islam itu tidak murtad. Menurut saya pribadi berarti semua agama sama. Artinya keluar tapi tidak keluar, lha wong sama. Gitu lho Pak... > Saya cuma mau menulis pendapatnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tentang Murtad. > Riddah itu ada dua macam : Mujarradah (murni) dan Mughaladzah (berat) > Untuk yang berat jelas tidak ada nash yang menyebutkan bisa menggugurkan hukuman mati bagi pelakunya. > Bagi orang yang berkata, bahwa riddah hanya mencakup i'tiqad saja dan bukan karena perkataan dan perbuatan, hal ini sangat membahayakan. Bagi mereka iman cukup tashdiq (mudah sekali)... > Kenapa berbahaya, karena bisa jadi olok-olok terhadap Allah tidak dianggap kekufuran. > > Salam > [EMAIL PROTECTED] menulis: > Mas Bedjo, > > Mengikuti akhlak Rasulullah itu adalah sesama pengemudi bis kota jangan saling mendahului... :)) > > Kok kura-kura dalam perahu... Namanya mengikuti akhlak Rasul, ya tidak saling menghina terhadap sesama orang mukmin gitu, lho... Kalau baca sesuatu tentang pernyataan seseorang dan terasa mengganjal, mbok yao dibicarakan secara langsung dan tidak menghakimi. Ditanyakan maksud dan maknanya... > > Pampasan perang itu dinash dalam Alquran secara dalalah itu qath'i. Umar wajib melakukan itu dan sebagiannya untuk tentara yang berjuang. Oleh karena Umar tidak melakukan itu, maka Umar dipandang oleh beberapa sahabat telah mengganti hukum Alquran. Lalu..., yang manakah gerangan ada penyamaan agama oleh Pak Dawam? > > Terus-terang, selama ini orang yang marah pada Cak Nur cs itu tidak memetik pernyataannya, tapi hanya menafsirkan pernyataannya. Buku-buku yang ditulis oleh Cak Nur maupun Prof Dawam itu banyak. Lha, mbok yao bukunya itu dibaca.. Lalu, benarkan kedua orang itu menyamakan semua agama? > > Mohon.. Mas Bedjo tidak menjawab pertanyaan saya ini bila tidak bisa menunjukkan paragraf dalam tulisan atau buku Cak Nur, Dawam, Farid Mas'udi dll.. Ini untuk menghindarkan kita dari fitnah. > > Salam, > chodjim Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/