baru sadar,kenapa mas ary cimlw /john arianto kok tiba tiba muncul di milis wm. rupanya ada latar belakangnya sehingga perlu ikut main di sini.
selamat datang mas ary. ahlan wa sahlan. namun dalam waktu cukup lama sepertinya saya sulit nimbrung di milis. sekali sekali baca, tapi mungkin dua minggu sekali saja. saya kira kehadiran mas john arianto bisa memberikan nuansa sedikit beda dan perspektif baru, bahwa kader pkks tidak hanya gitu gitu saja. tapi lebih cerdas dari itu. ini compliment biar pks nggak undervalued terus :D salam, ari condro === ary cimlw - Na'am, syukron utk penjelasannya. Rasanya terlalu banyak debat kusir dipertontonkan ya. Bukan momen yg bagus utk pembelajaran, sama sekali jauh dari kesan ilmiah. Afwan, bukan menghujat. Saya pribadi sdh coba menahan diri dari debat secara tendensius, karena yg muncul hanya ananiyah (egoisme) mis. kamu, saya, kamu salah & saya benar, kamu keliru baca, saya duga, dlsb. Saya coba tangkap benang merahnya, bahwa pembacaan kritis thd suatu teks mutlak diperlukan. Metode textual criticism (yg juga banyak dikritik saudara2 INSIST) pada satu sisi memang baik utk dikembangkan. Kaum Muslimin memang terjebak pada pemahaman serba tekstual, ini yg perlu digarisbawahi. Kubu liberalis (yg diwakili oleh Arkoun, NHAZ, 'Abid Al Jabiri, dll) selalu mendapatkan pertentangan sengit dari kubu 'pembela Quran' (yg diwakili INSIST dkk). Selalu terjadi 'perang' diantara dua kubu ini. Saya khawatir justru akan muncul bias tujuan, yg awalnya meluruskan malah saling mencerca. Saya justru menikmati tulisan2 Mohammad Goenawan, (alm.) Noorcholish Madjid hingga sekelas Nasr Hamid Abu Zayd, Arkoun hingga Crishtoph Luxenberg. Ya, sebuah karya memang selayaknya dinikmati dan dikritisi secara cerdas & dewasa. Sepanjang sejarah, akan selalu ada perbedaan penafsiran thd Quran. Yg perlu kita cermati adl metodologi yg digunakan, tp dgn catatan bahwa Quran bisa didekati dgn metode apapun selama berkesesuaian dgn karakteristik Quran itu sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, saudara2 INSIST 'hanya' menyanggah pendekatan yg tidak berimbang kpd Quran, tidak proporsional. Contoh kecil yg selalu berulang: bahwa Quran didekati dgn perangkat2 Biblical studies. Meskipun akhir2 ini pembahasan sudah mengerucut ke 'ad hominem' alias menembak pribadi lawan diskusi, ini biasanya keluar dari lingkaran objektifitas. Perbedaannya tipis, sebagaimana Ahlus Sunnah dan Mu'tazilah menyepakati ttg ke-makhluq-an Quran yg terbatas pada kertas, dawat (tinta) & book cover. Tapi Ahlus Sunnah dan Mu'tazilah berbeda pandangan ttg substansi Quran; Ahlus Sunnah memandang Quran bukan makhluq melainkan Kalam Allah (shifat wa haal) sementara Mu'tazilah meyakini bahwa Quran adl makhluq (ciptaan Allah). Sejarah mengajarkan kita ttg 'pemaksaan' otoritas tafsir ini. Imam Ahmad ibn Hanbal sendiri ditangkap, dipenjara & disiksa selama 3 rejim khalifah semata2 karena beliau mempertahankan argumen Quran bukan makhluq. Baru bebas di rejim Al Ma'mun yg bertaubat. Lihat sejarah Fitnatu Khalqil Quran. Ini pembahasan yg amat rumit karena melibatkan studi historikal atas Quran beserta disiplin ilmu2 yg terikat dgn Quran. Juga korelasinya dgn sirah nabawiyah dan hadits2 syarif. Akhirnya, wajah Islam hari ini ditentukan oleh otoritas pemegang kekuasaan. Bisa saja muncul berbagai tafsir2 rekonstruksi dan revivalisme thd makna Quran, namun dimusnahkan oleh penguasa dlm kurun ratusan tahun yg lalu. Dlm diskusi sebaiknya jgn ditanggapi point per point, karena umumnya malah bias & terjebak di subjektifitas --> ananinah (egoisme) --> su'ul akhlaq (akhlak yg buruk) --> tafarruq wa 'adaawah (perpecahan & permusuhan) --> dua belah pihak kalah! yg menang cuma syaithan sambil mentertawakan pihak yg berdebat kusir. Allahu a'lam, Wassalam, Ary juga (papi dzaffi) PS: Mas Satriyo merasa dikeroyok? Hehehe... ----- Original Message ----- From: lasykar5 To: ^_^ Sent: Monday, May 28, 2007 8:35 AM Subject: Re: [Al-Ikhwan] Digest Number 1355 Itu Ary yang lain di milis WM, Ary Setiadji Prihatmanto, dosen elektro di ITB. Ana forward itu dari WM ke AI buat ditanggapi dan yang menanggapinya akh Akmal, dari http://akmal.multiply.com ... bisa antum lihat juga link http://akmal.multiply.com/journal/item/531 salam, satriyo ;-] PS: makin hari yang 'ngeroyok' ana di WM makin banyak euy ... hehehe