ang kedua ini bermakna: Itulah Al Kitab tiada keraguan
di dalamnya, menunjukkan bahwa tiada keraguan merupakan alat ukur bagi
orang-orang taqwa dalam potongan ayat yang selanjutnya: petunjuk bagi para
muttaqin. Jadi bobot cara pembacaan kedua ini ialah "tiada keraguan" adalah
"alat
> He he nama saya tukang-ngeyel. Apakah saya akan dikutuk oleh Anda
utk
> jadi kera? He he he ... Silahkan kutuk saya sepuas2nya. Nama saya
> aja tukang ngeyel.
>
> Tapi ngomong2 saya belum mengeyel apa apa di sini karena masih
> mengikuti alur situasi.
>
> Menarik sekali pembahasan antara
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Bejo Paijo
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Terimakasih Mas Satriyo, mengena sekali. Memang lagi ngetrend
sekarang menafsiri Al-Qur'an dan Assunnah secara wudelnya dhewe-dhewe,
kalau meminjam istilahnya Pak Yos.
> Jadi inget orang Yahudi yang dilarang bekerja
Terimakasih Mas Satriyo, mengena sekali. Memang lagi ngetrend sekarang
menafsiri Al-Qur'an dan Assunnah secara wudelnya dhewe-dhewe, kalau meminjam
istilahnya Pak Yos.
Jadi inget orang Yahudi yang dilarang bekerja di Hari Sabtu tapi ngeyel.
Akhirnya dikutuk jadi kera.
Untungnya para "Ngeye