MENGEMBALIKAN
ANAK JALANAN KE RUMAH

Oleh
Ahmad Wayang

 

 

“Sampai kapan kamu mau jadi pengamen jalanan?” Tanya Hj. Ijah Faijah, selaku
Ketua Yayasan Bina Wanita Bangsa pada 18 pengamen jalanan asal Serang dalam 
acara
Nyenyore Ala Rumah Dunia, Program Rintisan Balai Belajar Bersama 2010, 
Direktorat
Pendidikan Masyarakat, Dirjen PNFI, Kemendiknas RI, Kamis (26/8) di Taman
Budaya Rumah Dunia.

“Sampe punya pekerjaan tetap, Bu,” jawab Andi (19) salah satu pengamen jalanan
di Serang yang mengikuti diskusi Nyenyore dengan tema ‘Mengembalikan Anak
Jalanan ke Rumah’. Dari pengakuan atau jawaban pengamen itu, menurut Ijah
Faijah, adalah jawaban yang kongkrit untuk mengembalikan anak jalanan ke rumah,
sesuai dengan tema Nyenyore kali ini. “Seharusnya pemerintah bisa menyediakan
lapangan pekerjaan buat mereka, para anak jalanan,” kata Ijah menyindir
pemerintah yang terkesan tidak perduli dengan nasib anak-anak jalanan. “Ketika
mereka mendapat pekerjaan, pasti mereka akan berhenti mengamen,” tambah Ijah.

Masih menurut Ijah, tidak ada yang salah terhadap anak jalanan yang turun
di jalan, “Yang jadi masahal kalau mereka meminta uang dengan cara memaksa,”
ujar Ijah sambil tertawa. “Tapi, Ibu yakin, anak-anak yang di sini tidak seperti
yang Ibu katakan tadi, ya...,” harap Ijah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak bisa turun ke jalan atau
mengamen. Di antaranya faktor ekonomi, eksploitasi oleh orang tua dan
lingkungan. “Saya pernah menemukan ada dua anak berumur antara 10-12 tahun,
yang disuruh orang tuanya untk mengemis. Dan dari hasil mengemis itu harus
disetorkan kepada sang Ibu. Karena tidak betah, salah satu anak itu kabur dari
rumah,” cerita Ijah tidak mau menyebutkan nama si anak.

Ijah juga mengaku miris melihat bahaya yang mengancam anak jalanan, semisal
terabaikannya pendidikan, kesehatan, miras atau rentan terjerumus dalam lembah
narkoba. “Tapi, insaya Allah, anak-anak di sini tidak ada yang minum-minuman
keras,” katanya.

Tidak hanya diskusi yang digelar pada cara Nyenyore kali ini, grup musik
pengamen jalanan dari Kemang, Serang,  menunjukan kreativitasnya dalam
bermusik. Lagu “Tombo Ati” karya Opick dinyanyikan dengan nada yang lain, rame
dan tentu saja dengan bunyi gitar khas anak jalanan yang menghibur 36 
penonton/peserta
Nyenyore sore itu. 
Agenda "Nyenyore ala Rumah Dunia" jumat sore, pukul 27 Agust 2010, ukul 16.00 
WIB sekarang, adalah 'Mengembangkan Karakter Seorang Muslim di Saat Puasa" 
bersama Ustad H. Matin, pengasuh Ponpes Darul Fallah, Ciloang, Serang. Sabtu 
besok, 28 Agust 2010, pukul 16.00 WIB, peluncuran buku "Banten Bangkit #2: 
Membaca Banten, Membaca Indonesia" (Penerbit Gong Publishing, 2010) karya empat 
jawara Pandeglang; Abdul Malik, Abdul Hamid, Zainal Mutaqin, dan Rahmatullah. 
Pembedah Gandung Ismanto, H. Embay Mulya Syarief, dan Gol A Gong (*)

 

*) Penulis
relawan Rumah Dunia

 




      

Kirim email ke