Jumat, 16/01/2009 11:33 WIB Cetak |  Kirim |  RSS 
Memasuki hari ke-20, serangan pasukan Israel di Jalur Gaza makin tak 
terkendali. Mereka membombardir kantor lembaga bantuan PBB untuk pengungsi 
Palestina (UNRWA) yang menyebabkan bantuan kemanusiaan di kantor itu terbakar 
dan membombardir tiga rumah rumah sakit di Jalur Gaza.
Di dalam Rumah Sakit al-Quds di distrik Tal Al-Hawa ada sekitar 500 warga 
Palestina ketika Israel menembakkan misil-misilnya yang menyebabkan rumah sakit 
itu terbakar. Menurut sejumlah petugas rumah sakit, kebakaran disebabkan oleh 
zat kimia fosfor putih yang digunakan tentara-tentara Zionis.
"Kami berhasil mengendalikan api, kecuali gedung administrasi. Kami berusaha 
agar api tidak menjalar ke bagian rumah sakit yang lain," kata mereka.
Selain Rumah Sakit Al-Quds, pasukan Zionis juga membombardir dua rumah sakit 
lainnya di Gaza City. Belum ada data korban jiwa akibat serangan tersebut.
Tentara-tentara Zionis juga menggunakan bom-bom yang mengandung fosfor putih 
dalam serangan ke gedung PBB di Gaza. Saat serangan terjadi, ada sekitar 700 
warga Palestina yang sedang berlindung di lokasi itu, sehingga menyebabkan dua 
warga sipil syahid dan tiga staff PBB luka-luka. Gudang-gudang tempat menyimpan 
bantuan makanan dan obat-obatan juga habis terbakar akibat bom-bom Israel.
Direktur UNRWA John Ging memastikan bahwa pasukan Zionis Israel memang 
menggunakan zat kimia berbahaya dalam perangnya di Gaza. "Kebakaran itu 
disebabkan oleh zat fosfor sehingga sangat sulit dipadamkan. Jika Anda 
menyemprotkan air, malah akan menimbulkan asap yang mengandung racun," kata 
Ging.
Juru Bicara UNRWA Christopher Gunnes menolak pernyataan Perdana Menteri Israel 
Ehud Olmert yang mengatakan bahwa komplek gedung PBB tersebut terdapat warga 
Palestina bersenjata yang melakukan serangan terhadap tentara-tentara Israel.
"Selama serangannya, Israel tidak pernah mengangkat telepon dan memberitahu 
kami dimana ada militan di gedung kami. Tidak ada militan di gedung ini dan 
sekarang mereka (Israel) merubah cerita dan mengatakan bahwa ada militan di 
sekitar kantor kami," protes Gunnes pada Israel yang hanya menyampaikan 
permohonan maaf dan menyebut serangan mereka ke gedung PBB sebagai "kesalahan 
yang suram."
Serangan pasukan Zionis ke gedung PBB menuai kecaman dari berbagai pihak 
termasuk Sekjen PBB Ban Ki-moon. Di hari ke-20, sudah 1.150 warga Palestina 
yang gugur syahid dan korban luka mencapai 5.130 orang. Setengah dari korban 
jiwa adalah warga sipil, lebih dari 330 orang diantaranya anak-anak.
Dalam serangan massifnya ke Gaza sepanjang hari Kamis kemarin, pasukan Zionis 
juga membombardir dua gedung yang menjadi kantor para wartawan internasional di 
Gaza, sebuah kantor Bulan Sabit Merah dan sebuah masjid di selatan kota Rafah.
Negosiasi Buntu
Sementara itu, negosiasi gencatan senjata antara Israel-Hamas yang dimediasi 
oleh Mesir masih menemui jalan buntu. Mesir meminta agar gencatan senjata 
segera dilakukan dan Israel menarik pasukannya dari Jalur Gaza dan menolak 
kehadiran pasukan asing di wilayahnya.
Namun Israel menilai Mesir tidak banyak membantu untuk mencegah penyelundupan 
senjata ke Gaza lewat terowongan-terowongan Gaza yang tembus ke Mesir. Sejumlah 
pejabat Israel mengatakan bawah mereka lebih menginginkan keterlibatan Amerika 
untuk memberikan jaminan keamanan dan Mesir harus menerima masukan dari AS dan 
Eropa agar menggunakan teknologi guna mencegah penyelundupan senjata ke Gaza 
dari Mesir.
Israel juga meminta adanya program monitoring maritim di sepanjang koridor yang 
oleh Israel disebut "koridor Philadelphi" yang memisahkan Gaza dengan Mesir. 
Israel menuding koridor itu digunakan oleh kapal-kapal yang membawa roket-roket 
untuk Hamas.
Pada hari yang sama, ketua biro politik Hamas Khaleed Misyaal mengatakan bahwa 
kemenangan Hamas melawan agresi Israel tinggal beberapa jam lagi. "Dengan 
kesabara, kemenangan akan menjadi milik kita dalam beberapa jam ... kita sudah 
dekat pada tahap final," tukas Misyaal yang berada dalam pengasingan di Suriah.
"Mereka (Israel) telah membunuh keluarga pada pejuang agar para pejuang 
menyerah. Perang mereka (Israel) bukan untuk melawan Hamas yang digambarkan 
sebagai musuh mereka, tapi perang terhadap semua kekuatan dan faksi di 
Palestina dan perang terhadap bangsa kita," tandas Misyaal. (ln/aljz/prtv/aby)


      

Reply via email to