http://ferizalramli.wordpress.com/

Andi Arief adalah sahabat saya saat kuliah dulu. Tercatat kebersamaan kami saat
Kongres III Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, (di Kaliurang deadlock,
lalu dilanjutan di Audi FH UGM juga deadlock, terakhir dilanjutkan di Gedung
KPTU UGM). Kami juga bersama dalam berbagai seminar termasuk pertemuan dengan
Danrem Pamungkas kala itu adalah Kolonel Susilo Bambang Yudhoyono dan
penggantinya Kolonel AR Gafar. Tentu saja berbagai demonstrasi di Bunderan
Kampus.

Ini adalah dialog persahabatan saya dengan Andi Arief di Facebook.

Salam hangat,
06.07.2009
Dari Tepian Lembah Sungai Isar

Ferizal Ramli

XXX
http://www.facebook.com/home.php?#/andi.arief?v=feed&story_fbid=1104745657732

(Andi Arief) Baru saja laporan tim Jaringan Nusantara di 23 Propinsi, ada
pembagian KTP asdli tapi palsu yang digunakan dan dibagikan oleh salah satu
capres/cawapres melalui struktur partainya. Ada beberapa percetakan yg sudah di
datangi. Selama sebulan ini hampir 47 juta KTP dibuat oleh salah satu
capres-cawaprews

(Ferizal Ramli) Bung Andi YTH. Tulisan anda tentang adanya KTP palsu dalam
pemilu adalah tuduhan amat serius. Anda bisa buktikan tidak? Saya berharap ini
bukan gosip murahan pembodohan yang dikeluarkan oleh orang selevel anda —demi
sebuah kekuasaan belaka.

(Andi Arief pada 06 Juli 6:24)
ini bukan gossip, saya tidak pernah menulis di FB ini tentang gossip.

(Ferizal Ramli pada 06 Juli 6:27)
Aksi hukumnya dong. Itukan statemen hukum. Masak tuduhan seserius itu anda
tampilkan di FB tanpa aksi hukum?

Akan lebih elegance dan mendidik masyarakat jika anda beserta bukti-2 hukumnmya
datang ke Bawaslu dan polisi melaporkan hal ini.

(Andi Arief pada 06 Juli 6:28)
ya,nanti ada timyg memfollow up. Saya cuma ingin mengatakan segalacara dilakukan
akan terbukti siapa yg melakukan

(Victor Assani pada 06 Juli 6:35)
Halaakh piye Mas-Mas, sesama teman kok cuma pada meributkan masalah-masalah
"sampah" …….. yang aku lihat tuh sekarang sudah tidak ada pemikiran jernih dan
objektif dari Mas Andi maupun Mas Feri, karena menurut anda yang paling benar
adalah "calon yang anda dukung"

(Andi Arief pada 06 Juli 6:40)
viktor : tidak,saya membela KPU dan kerjanya. menurut saya kita salah dalam
menilai kerja KPU Pusat soal DPT. Mereka hanya rekapitulator. Kalau saya hanya
untu kepentingan SBY,pasti saya juga protes terhadap DPT yg katanya 49 jt jiwa
tak terdaftar. ini data bohong.

(Ferizal Ramli pada 06 Juli 6:43)
Mas Victor, saya bukan politisi. Sudah 10 tahun ini saya berkarir dalam kegiatan
profesi yang jauh dari hiruk pikuk politik tanah air, bahkan tidak di tanah air.

Saya cuma peduli pernyataan sahabat Andi yang sangat serius itu. Sebuah tuduhan
kriminal hendaknya dilakukan dalam jalur yang benar, apalagi dilakukan oleh
seorang kepercayaan Presiden.

Tindakan sahabat Andi ini adalah contoh buruk pada masyarakat. Jika orang
kepercayaan presiden aja tidak percaya jalur hukum dan lebih menggunakan jalur
gosip, maka pembelajaran seperti apa yang bisa kita maknai?

(Firman Baso pada 06 Juli 6:45)
Maju terus Bang Andi… Gempur Maling teriak maling

(Andi Arief pada 06 Juli 6:45)
Ferizal : kapan saya pernah menulis gossip? waduh tuduhan anda itu
termasukkriminal he he

(Uud Kussudiarsono pada 06 Juli 6:46)
Bung Ferizal yg lama tidak ke Indonesia, buat KTP itu mudah sekali. Asal punya
uang, pasti jadi…semudah membuat SIM. Sekarang ini banyak KTP ganda.Ini karena
sistem administrasi belum terintegrasi. Jadi kalau KTP sebagai dasar untuk
mencoblos….kita terjerumus ke lubang yang lain.

(Ferizal Ramli pada 06 Juli 6:47)
Sahabat Andi, saat anda tidak menyertakan fakta hukum untuk tudahan hukum maka
anda sedang bergosip. Itu logika normal yang begitu mudah dipahami. Jika anda
masih pura-2 ndak paham, yah ndak apa-2

(Ferizal Ramli pada 06 Juli 6:51)
Bung Uud: pemaknaan yang benar adalah. Jika anda melihat sebuah pelanggaran
hukum maka yang anda lakukan jangan bergosip. Gunakan jalur hukum. Apalagi jika
anda adalah orang kepercyaan presiden. Ini adalah preseden buruk bagi hukum. Ini
berati Bung Andi tidak percaya mekanisme hukum yang ada, padahal ybs adalah
"penasehat" dari Presiden di negara ini.

Itu yang saya kritisi dari sahabat saya Andi Arief.

(Andi Arief pada 06 Juli 6:51)
Ferizal : kan bukan hari inilangkah hukumnya, kalau anda juga gak ngerti ya
nggak apa-apa. Tapi yg jelas, seumur hidup saya, menjunjung tinggi fakta.
terserah anda boleh percaya atau tidak

(Uud Kussudiarsono pada 06 Juli 6:52)
Ojo nesu Mas Ferizal he2x tapi yang pasti saya ada teman yg punya KTP dobel,
dengan daerah berbeda.Ini mungkin istilahnya bukan KTP palsu ..tapi tetapi KTP
ganda. Sori Ya bang Ferizal, aku ora mbelo Mas Andi..toh dia enggak kenal
saya..walaupun sama2 UGM.

(Ferizal Ramli pada 06 Juli 7:00)
Jadi hari ini langkah operasi intelejen begitu? Saya ndak paham logika sampeyan
sahabat Andi. Ini sama saja anda bilang: orang boleh menyelesaikan dengan cara
Carok jika dia sedang terdesak mengejar target begitu? Pukul dulu, urusan hukum
nanti saja belakangan.

Saya tidak dalam konteks memahami gosip "intelejen" politik. Saya dalam konteks
memahami sebuah kebanaran adalah kebenaran. Sebuah fakta hukum yah harus
dilakukan dengan langkah hukum.

Teknik-2 gosip "intelejen" mungkin akan memberikan keuntungan pada pihak
tertentu, tapi bukan seperti ini ketauladanan yang harus diberikan.

Baiklah doa saya tetap untuk anda dan selamat berkarya terus sahabat…

(Rully Rinaldi. A pada 06 Juli 10:02)
Bang Ferizal… Apa yang dikhawatirkan oleh Bang Andi bisa terjadi karena
kekuasaan adalah anggur dunia.. diperbolehkannya penggunaan KTP saat Pilpres
bisa membuat hasil Pilpres mempunyai suara dobel2… mungkin kalau dikota2 besar
tdk begitu terlihat krn kontrolnya ketat, pertanyaannya bagaimana kontrol
didaerah terpencil? bukan rahasia lagi bahwa membuat KTP sangat mudah dan masih
banyak orang mempunyai KTP lebih dari satu…

(Taufiq Elrahman pada 06 Juli 10:16)
polemik antarsahabat lama diatas cukup bagus, korektif dan cukup menggigit..

(Andi Arief pada 06 Juli 12:48)
Ferizal : langkah hukum itu tidag grasa grusu. dikumpulkan, dianalisa dll. Saya
gak mengerti mengapa anda ingin hari ini juga ada langkah hukum. ngawur!

(Ferizal Ramli pada 06 Juli 13:00)
Kang Andi: Langkah hukum memang tidak boleh grusa-grusu, itu benar!Kenapa?
karena langkah hukum butuh bukti.

Langkah hukum itu tidak boleh dilandasi oleh penyebaran isu dan gosip. Kesalahan
anda adalah, dalam pikir anda, anda berhak menyebarkan gosip lebih dulu dan
urusan hukum belakangan!

Apa jadinya kita ini semua jika orang selevel anda merasa berhak menyebarkan
gosip sambil bilang langkah hukumnya nanti?

(Andi Arief pada 06 Juli 13:25)
ngawur ferizal ini : data lagi dikumpulkan, masak mau langsung ambil langkah
hukum. tunggu sajalah. menurut saya anda gak nyambung dg apa yg di maksud.

(Ferizal Ramli pada 06 Juli 13:28)
Artinya, data anda itu belum lengkap, tapi anda sudah menuduh. Ini tidak betul.
Saya mengikuti begitu banyak negara yang melaksanakan demokrasi. Mereka tidak
pernah melakukan tuduhan sebelum data mereka lengkap dan diserahkan pada hukum.

Data anda belum lengkap, anda sudah menuduh. Perilaku anda adalah contoh
"demokrasi intelejen", bukan demokrasi hukum bung Andi…

(Andi Arief pada 06 Juli 13:29)
wah, anda bener-bener gak mengerti mana yg prinsip dan mana yang teknis.

(Sulastama Raharja pada 06 Juli 13:31)
Mas Andi, kalau datang sedang dikumpulkan, saya khawatir terjadi missleading
dengan angka 47 juta yang Panjenengan sebutkan.

(Andi Arief pada 06 Juli 13:42)
tenang, MK sudah memutuskan harus ada kartum keluarga ditunjukkan dalam pilpres
nanti.

(Chris Santari pada 06 Juli 13:42)
Mungkin saya bukan orang yang cocok untuk berkomentar disini , tapi dibenak saya
, saya sangat setuju dengan pendapat bang Ferizal , bahwa jika tidak ada bukti
atau pun bukti itu sedang dikumpulkan dan belum lengkap , tidak seharusnya orang
berkomentar , dan itu namanya adalah Gossip atau cuman asbun a.k.a asal bunyi.

(Guswandi Indonesia pada 06 Juli 13:48)
@Andi Arief
Ayo bung….buktikan omongan ente dengan data yang lengkap. Gitu aja kok sewot…eh
repot hehehehe Pisssss

(Tri Suharjanto pada 06 Juli 13:50)
Kalau terlalu semangat dan tergesa-gesa kadang membikin banyak org kepeleset,
setelah mubarok, ruhut, Cely dan Andi M, semoga tidak terjadi pada saudaraku
andi arief, dan semoga lebih berhati-hati lagi……

(Nano Estananto pada 06 Juli 14:06)
saya punya pertanyaan goblok. Kenapa KPU sekarang pakai data dari Depdagri,
bukan data dari Pemilu 2004 yang lancar itu? Atau bahkan bukan dari Pilkada?


Kirim email ke