wah terima kasih banyak mbak Yustina koreksinyajuga untuk pak/mas/pakde ABS
salam,
Yustina Hornik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Hallo Noor Syarifuddin,
Maaf, saya tidak bermaksud ikut polemik, tapi cuma sedikit koreksi. Di P'cis ada
peribahasa yang senada : "A Rome t
..
jadi siapkah kita berubah..?
jawabannya ada pada diri kita masing-masingtapi sebagai alumni diksar ya
jawabannya ya harus siap kerjakan.kalau gak kena hukum PKD lho
salam,
noor syarifuddin/xix
Syafril Hermansyah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pertany
.
salam,
noor syarifuddin/xix
Syafril Hermansyah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mestinya sih tidak ... masalahnya bukan disitu melainkan keberanian
menegur atau mempertanyakan sesuatu yg nyeleneh dilingkungan mereka
sendiri. Pendatang blm tentu tahu etika yg berlaku shg perlu diberitahu,
jangan
ri-hari.karena kuatnya identitas diri mereka
salam,
noor syarifuddin/xix
ps. saya mahawarman lho bukan mahawarmin
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Yah, disinilah repotnya kalau kita dalam membahas sesuatu selalu mengacu
kepada agama secara explicit, karena dengan begitu suatu ketika
sayangnya peribahasa itu eksis cuman di negara kita he he he he jadi kita selalu
berusaha menyesuaikan diri, di lain pihak mereka selalu berkelakuan seperti di negeri
mereka..karena mereka gak punya peribahasa semacam itu he he he he
salam,
Syafril Hermansyah <[EMAIL PRO
n' yang harus
dilawan.hal yang kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif jugasemakin
di'paksa' maka kelembaman itu akan semakin besar dan semakin besar pula energi yang
harus dikeluarkan.
salam,
noor syarifuddin/xix
btw, ini mengganggu yang lain gak yauw.k
s dan sepihak..
kalau orang bule boleh berciuman secara bebas di pinggir jalan ( di negaranya sendiri
atau di pinggir pantai Kuta)..., kenapa kita gak bebas untuk makan dengan tangan di
restoran eropa?
salam,
Noor Syarifuddin/XIX
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Iya, karena agama bukan
Kalau kita balik lagi per definisi dari pemerintahan sekular, maka dia akan
mengenyampingkan masalah agama dalam setiap urusan yang sifatnya hubungan antara WN
dan negara..jadi justru di sini sama sekali tidak diomongin soal agama dalam
kehidupan bernegara mereka.agama bukan 'bisnis'
yang masih susah diterima (at least oleh saya) adalah opini di masyarakat sana yang
menyebutkan bahwa dengan hal tsb, maka kemerdekaan Indonesia adalah HADIAH dari
mereka..
memang diantara mereka (terutama kaum mudanya) juga merasa malu atas kelakuan 'moyang'
mereka selama 350 tahun di