Date: Thursday, December 4, 2008, 8:21 AM
Amerika ngunduh buahnya di Iraq ? Selasa, 25 November 2008 02:13 Menulis tentang Amerika memang tidak akan ada hentinya. Apalagi berkenaan dengan resesi ekonomi dunia yang dimulai dengan resesi yang melanda Amerika saat ini. Berita dana talangan, atau sering disebut Bailout sebesar 700 milyar dolar merupakan interfensi pemerintah Amerika di pasar bebas. Suatu tindakan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya bagi negara penganut pasar bebas, atau liberal ini. Prinsip dasar pasar liberal Amerika adalah kalau anda untung silakan diraup keuntungannya itu, tapi jangan lupa anda harus bayar pajak. Akan tetapi kalau anda rugi maka jangan harap anda akan mendapatkan bantuan dari pemerintah atau negara. Nah, sekarang yang terjadi bukan hanya bantuan, akan tetapi dana talangan besar-besaran. Dana sebesar 700 milyar ini diperkirakan sama dengan dana yang dibutuhkan untuk menaklukkan Iraq , hukum karmakah ini ? Bisa jadi ya, bisa jadi tidak. Diharapkan langkah Bailout ini dapat meredam gejolak Wall Street yang semakin tidak menentu. Dana penyelamatan perusahaan AIG sebesar 85 milyar dolar pertama kali ternyata tidak menyehatkan perusahan ini. FED, bank sentral Amerika menyuntik dana lagi sebesar 38 milyar dolar untuk lebih menyegarkan kembali operasional AIG. Akan tetapi itu pun tidak cukup, akhirnya FED menyetujui untuk menyuntikkan dananya lagi sebesar 25 milyar dolar. Total dana untuk menyelamatkan AIG menjadi 150 milyar dolar !!!. Jumlah yang fantastik bagi rakyat Amerika yang sedang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Ini hanya salah satu contoh, perusahaan Amerika yang berdarah-darah mendapatkan dana dari paket stimulus 2008, pemerintah Bush. Perusahaan kredit perumahan Fannie Mae dan Freddy Mae sebesar 100 milyar dolar pun tidak cukup untuk menghentikan kebangkrutannya. Akhirnya dana sebesar 200 milyar dolar disuntikkan untuk memperbaiki kondisi kredit perumahan di Amerika. Apakah ini akan menguntungkan rakyat Amerika ? Jawabannya, silakan lanjutkan untuk membaca tulisan ini. Pemerintah Amerika sendiri tidak begitu saja mendapatkan uang baliout ini dari kantongnya sendiri, semua itu dilakukan dari uang pinjaman juga. Jadi apa yang terjadi ? Gali lubang tutup lubang. Total defisit anggaran di tahun 2008 adalah sekitar 550 milyar dolar. Jumlah defisit ini adalah merupakan sebuah gunung es, yang hanya kelihatan pucuknya. Bagaimana kondisi sesungguhnya ? Goldman Sachs mengatakan bahwa pemerintah Amerika harus membiayai defisit anggaran tahun 2008 sebesar 850 milyar dolar dan akhirnya harus membeli aset yang buruk sebesar 500 milyar dolar, ditambah hutang jatuh tempo yang harus dibayarkan sebesar 561 milyar dolar. Akhirnya berapa jumlah hutang yang harus ditanggung rakyat Amerika 2 trilun dolar !!! Dari mana pemerintah Amerika akan menutupi semua ini ? Sedangkan kita ketahui bahwa harapan dari minyak Irak pun tinggal harapan. Biaya perang Iraq yang besar tidak akan mampu ditutup dari keuntungan eksploitasi minyak Iraq sendiri. Masih ingat dengan peristiwa BLBI 10 tahun yang lalu di Indonesia ? Nah, dana stimulus bailout ini juga mirip dengan peristiwa itu. Pemerintah Indonesia ingin menyelamatkan bank-bank swasta yang kelimpungan karena lemah diterjang kerasnya persaingan dunia saat itu. Dengan niat baiknya, pemerintah Indonesia menolong bank-bank swasta yang kolap. Namun apa yang terjadi? Bank-banknya tak kunjung sehat, dananya malah dibawa lari oleh pemiliknya. Salah satu alasan pemerintah Amerika menunda sampai bulan depan untuk pemberian dana 25 milyar dolar ke General Motor(GM) adalah dengan dana ini perbaikan apa yang akan dilakukan oleh para CEO-nya. Bagaimana menejemen GM bisa bersaing dengan ekonomi yang sedang kolap seperti ini, merupakan hal penting yang ingin diketahui anggota konggres Amerika. Pemerintah Amerika tidak ingin dana-dana hutang rakyatnya ini akan hilang begitu saja tanpa penanganan yang jelas. Kembali ke pembicaraan defisit anggaran pemerintah Amerika yang merupakan gunung es. Menurut data yang dikeluarkan oleh FDIC(Federal Deposit Insurance Corporation) , lembaga penjamin simpanan dana di bank Amerika, ada sekitar 1,600 lembaga keuangan yang mempunyai masalah. Total aset lembaga ini sekitar 3.2 trilun dolar. Bagaimana dengan dana 700 milyar dollar ? Ternyata belum apa-apanya, dengan masalah yang terus akan bermunculan. Tahun 2008 ini, ada 22 bank yang dinyatakan telah bangkrut, setelah menyusul bulan ini 2 bank dinyatakan bangkrut. Perang Iraq dan Afganistan tak kunjung memperlihatkan pintu penyelesaian, bahkan dari berita terakhir terlihat semakin terlihat kekuatan taliban di afganistan. Demo besar-besaran oleh rakyat Iraq menentang pendudukan Amerika pun terjadi di Iraq baru-baru ini. Diperkirakan sekitar 6 trilyun dolar lebih dana perang telah dikucurkan. Joseph Stiglitz, pemenang nobel bidang ekonomi mengatakan manusia akan menderita kerugian langsung dan tidak langsung dari akibat perang dengan biaya besar ini. 6 trilyun dolar adalah sebanding dengan jumlah emas dan cadangan mata uang dunia. Seperti kita ketahui, setiap tentara yang meninggal di medan perang, akan mendapatkan dana bantuan sebesar 500 ribu dollar. Termasuk dana-dana yang harus dikucurkan akibat dari tentara yang cacat atau menderita psikologi di rumah sakit-rumah sakit. Biaya perang Vietnam tahun 1960 yang dilakukan selama 12 tahun pun telah terlampui dari perang Iraq yang dilakukan sekarang ini. Senator Partai Republik dari Nebraska Chuck Hagel yang menerima berbagai penghargaan dalam perang Vietnam mengatakan bahwa Amerika terperangkap dalam perang yang rumit, berbeda dengan apa yang kita hadapi di perang Vietnam dahulu. Banyak orang tidak melihat akibat perang ini sebagai akibat dari resesi dunia saat ini, faktor perbank-kan dan macetnya kredit rumah seolah-olah penyabab utama resesi dunia kali ini. Penulis sendiri masih melihat akibat perang yang membabi buta ini adalah kibat langsung dari resesi ekonomi. Kekuatan ekonomi suatu negara dipusatkan untuk menggempur suatu negara yang diisukan mempunyai senjata pemusnah masal. Walau pun sampai saat ini, senjata pemusnah masal itu tidak terbukti sama sekali, dunia pun tidak mempercayainya bahwa perang ini adalah penyebab utamanya. Akankah Amerika harus menerima pil pahit kekalahan seperti apa yang menimpa Soviet di tahun 1989 ? Kalau melihat resesi di Amerika saat ini, bisa jadi pil pahit itu sudah mulai terasa di lidahnya. George W. Bush: Perang Irak Salah Selasa, 02 Desember 2008 | 08:44 WIB TEMPO Interaktif, Washignton: Perang Irak menyisakan kejatuhan rezim Saddam Hussein. Presiden Amerika Serikat, George W. Bush menyatakan penyesalan terbesarnya adalah ketika dia menerima laporan intelijen yang dinilainya cacat, jika Irak mempunyai senjata pemusnah massal. Pernyataan Bush yang akan meninggalkan posisinya pada 20 Januari 2009, disampaikannya kepada stasiun televisi ABC, Selasa (2/12). Popularitas suami dari Laura itu memang menurun drastis pada sebuah jajak pendapat yang diadakan baru-baru ini. Akibat kebijakannya menyerang Irak, 4,200 tentara Abang Sam mati sia-sia meskipun berhasil menjatuhkan rezim Saddam Hussein. “Penyesalan terbesar saya adalah kegagalan intelijen kami di Irak. Banyak orang yang reputasinya hancur akibat kesalahan informasi terkait senjata pemusnah massal yang dipakai sebagai alasan untuk mendepak Saddam Hussein,” kata Bush yang mengerahkan pasukannya menginvasi Irak pada Maret 2003. Namun di lain pihak Bush tidak ingin berspekulasi jika intelijen mengatakan Irak tidak mempunyai senjata pemusnah massal. “Itu pertanyaan menarik. Itu adalah hal yang sudah berlalu yang tidak bisa saya lakukan,” ujar Bush diplomatis. Ditotal 146 ribu tentara Amerika masih bercokol di Irak dan 32 ribu lainnya di Afghanistan . Shalom,Tawangalun. 1339 e best source for the latest scoop on Groups. Yahoo! Groups Going Green Zone Save the planet. Your resources to go green. Special K Group on Yahoo! Groups Join the challenge and lose weight. .