Precedence: bulk


LIMA RIBU PROVOKATOR DILATIH DI LUAR NEGERI

        SURABAYA (SiaR,19/5/99) Ribuan, diperkirakan mencapai 5 ribu provokator
yang akan mengacau kampanye, pemilihan umum dan pasca pemilu. Informasi
mengejutkan ini dikemukakan Khotib Aam PB-NU  Said Aqiel Siradj. Menurut
Said, seperti dikutip Surya, harian yang terbit di Surabaya, para provokator
itu kini
masih di latih di salah satu negara Asia.

        Ribuan provokator ini akan mengacau pemilu untuk mengganjal koalisi PKB,
PDI Perjuangan, PAN dan partai-partai anti statusquo lainnya, seperti PKP yang
akan bergabung dalam koalisi itu. "Ada pihak yang kawatir koalisi partai-partai
ini akan jadi kekuatan besar yang akan mememnangkan pemilu," ujar Said.

        Tak dijelaskan siapa yang mengorganisir para provokator ini dan di
negara Asia mana mereka dilatih. Namun, Panglima Kodam Brawijaya, Mayjen TNI
Ryamizard, yang tak lain menantu Jendral (Purn) Try Sutrisno, salah satu
fungsionaris PKP, mengatakan para provokator kini tengah dilatih di
negara-negara di Timur Tengah. Ryamizard tak menyebutkan di mana. 

        Jadi ada kesesuaian antara pernyataan Said Aqiel dan Ryamizard.
Tampaknya, yang dimaksud Said dengan negara di Asia adalah negara di Timur
Tengah. Jika dugaan Said dan Ryamizard ini benar, maka kehadiran Letjen (Purn)
Prabowo di Yordania, salah satu negara di Timur Tengah, patut dicurigai
berhubungan dengan  pelatihan ribuan provokator itu. 

        Prabowo berada di Yordania, sejak dipecat dari militer sekitar
setengah tahun lalu hingga sekarang, untuk alasan bisnis Tirtamas Grup,
perusahaan milik adiknya, Hashim Djoyohadikusumo. Namun kalangan pengusaha
di Jakarta meragukan kebenaran alasan keberadaan Prabowo di Yordania itu. 

        "Prabowo sebenarnya cukup jadi CEO (chief executive officer),
komisaris atau direktur utama saja. Untuk menjalankan perusahaan,
bernegosiasi dengan mitra bisnis kan cukup para profesionalnya saja," ujar
seorang pengusaha di Jakarta. Jadi Prabowo mungkin sedang menjalankan
operasi rahasia di Jordania.
Namun, yang berkepentingan terhadap terganjalnya koalisi partai-partai
reformasi bukan hanya keluarga Soeharto, tetapi juga Partai Golkar dan
Presiden Habibie. Mungkin saja kedua elemen terakhir itu juga berkaitan
dengan pelatihan ribuan provokator di luar negeri itu.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to