Precedence: bulk


DI MANOKWARI BRIMOB BENTROK DENGAN MASYARAKAT

        MANOKWARI (MamberaMO, 7/6/99), Kesewenang-wenangan aparat keamanan
terhadap rakyat di Irian Jaya masih saja terus berlangsung. Tendangan sepatu
lars, kepalan tinju, bahkan hantaman popor senapan pernah dirasakan mereka
yang berurusan dengan pihak kepolisian dan bukan diayomi sebagaimana slogan
POLRI selama ini. Laporan dari warga masyarakat di Manokwari mengatakan
bahwa satuan Brimob Polda Irja yang bertugas di daerah tersebut suka
menyiksa warga masyarakat yang tertangkap sedang mabuk atau yang berkeliaran
pada larut malam di dalam kota.

        Tindakan para anggota satuan Brimob yang telah ditempatkan kurang
lebih sebulan membuat masyarakat kian mabuk dan bentrok dengan anggota ABRI.
Beberapa minggu lalu hampir terjadi baku tembak dengan satuan Kostrad yang
juga bertugas di daerah yang sama.

        Memukul, menyepak dan menghantam dengan popor senapan ini telah
menyebabkan meninggalnya Naftali Sawaki di tangan aparat Polri satuan Brimob
Polda Irian Jaya. Korban diciduk pada 17 Mei 1999 karena dituduh terlibat
menganiaya seorang sopir taxi di Manokwari. Sehari berada di tahanan Polri
dan hari berikutnya korban telah di antar berobat ke RSUD Manokwari. Dua
hari kemudian korban dilaporkan telah meninggal dunia. Selama masa perawatan
korban menunjukkan gejala tidak normal. Dalam keadaan sakit korban
teriak-teriak membuat keributan dan berlari-lari di sekitar bangsal dalam
keadaan telanjang bulat.

        Laporan dari sumber terpercaya di RSUD Manokwari menyatakan, korban
saat diantar oleh polisi dengan keterangan bahwa yang bersangkutan
jatuh/lompat dari mobil patroli polisi yang tengah berlari. Namun demikian
di tubuh korban tidak didapati luka lecet. Sumber lain yang dipercaya
menjelaskan: bagian tubuh, wajah korban berwarna biru lebam, kepala bagian
belakang retak dan pendarahan di hidung, mulut serta telinga.

        Sementara menurut salah satu sumber yang turut dikurung di tahanan
Polres Manokwari pada saat kejadian menjelaskan menyaksikan bagaimana korban
dianiaya oleh oknum Brimob. Korban dihantam/ditendang dengan sepatu lars di
bagian perut dan dada, dipukul dengan popor senapan di kepala.

        Kematian Naftali Sawaki melecut amarah warga masyarakat. Mayat
korban diarak menuju rumah korban di sanggeng (± 3 km) dari RSUD Manokwari.
Sejumlah warga yang turut serta dalam arakan  cukup emosional terpancing
menghancurkan kaca-kaca di gedung DPRD II, kantor Polisi dekat Pasar Inpres
dan Polsekta Manokwari Barat, serta atribut partai peserta Pemilu di kantor
PPD II.

        Aparat Polri (satuan Brimob) selanjutnya memburu masyarakat di
sekitar tempat tinggal korban. Mereka menembaki penduduk dengan peluru
karet, sementara peluru tajam ditembakkan ke udara. Tembakan peluru aparat
keamanan di balas dengan lemparan batu. Dalam insiden tersebut dua orang
anggota Brimob menderita luka-luka di kepala, sementara seorang terkena
peluru karet di pangkal paha dekat lutut. Urutan kejadian dicatat dalam
kronologi berikut:

17 Mei 199
Pukul 05.00 WIT
Korban dalam keadaan mabuk dan bertengkar dengan temanya di terminal
Sanggeng. Selanjutnya korban pulang ke rumah.

Pukul 06.40 WIT
Korban dijemput oleh anggota Polri (Brimob), bersenjata dan tanpa membawa
surat perintah penangkapan

18 Mei 1999
Aparat Kepolisian kembali mendatangi rumah korban dan membawa sejumlah
pakaian milik korban. Korban telah diantar berobat ke RSUD dalam keadaan
koma oleh anggota satuan Brimob.

19 Mei 1999
Korban mengerang kesakitan (teriak) dan diinfus oleh dr. Jemi Hengky dan
Kamis malam, korban sempat memberitahukan (teriak) kepada Bapaknya bahwa ia
dipukul oleh polisi dengan senjata di bagian belakang kepalanya.

20 Mei 1999
Pukul 04.00 WIT
Korban meninggal dan dipindahkan ke ruang mayat.

Pukul 09.40 WIT
Dokter Jemi Hengky, pihak RSUD Manokwari melakukan pemeriksaan sementara
dengan kesimpulan bahwa korban meninggal karena kena benturan benda keras di
belakang kepalanya dan mengakibatkan batok kepala belakang hancur (tidak
dibuat visum karena menurut dokter harus ada permintaan dari pihak kepolisian).

Pukul 10.30 WIT
Massa semakin banyak di luar ruang mayat semakin emosi dan kemudian
menggotong mayat dengan rute melewati Instansi Kepolisian.

Catatan tambahan:
¨Hingga Pkl 17.00 WIT Polisi (PHH) dan Brimob melakukan pengejaran terhadap
masyarakat di Sanggeng tengah (sekitar rumah duka) dan melakukan
penembakan-penembakan. Hal ini disebabkan karena mereka ingin membalas
(perintah Kapolres per HT) sebab hancurnya 2 pos Polisi tsb.

¨Jumat Pkl 17.00-08.00 WIT Brimob melakukan memberondong masyarakat di
sekitar Pos Polisi Sanggeng dengan alasan bahwa Pos mereka dibakar oleh
masyarakat. Pada saat yang bersamaan Brimob melakukan pengejaran terhadap
masyarakat yang kebetulan lewat atau menonton; akibatnya ada seseorang yang
dipukul hingga tidak sadarkan diri dan diangkut dengan mobil patroli polisi. 

Di Jl. Yos Sudarso (depan Pompa Bensin) aparat Brimob memburu dan menembaki
warga sampai ke dalam rumah tinggal. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke